Geologi. Hidrologi. Fisik Dasar

kemiringan lereng berkisar 0 - 2 datar seluas 1.763,94 Ha, 2 - 15 landai seluas 8.91,27 Ha, 15- 25 agak curam seluas 1.109,89 Ha, 25 - 40 curam seluas 764,96 a, dan 40 sangat curam seluas 119,94 ha Tabel 02. Tabel 02. Kemiringan Lereng Berdasarkan Luas Lahan Kota Bogor Tahun 2004. No Kecamatan Kemiringan Lereng Ha Jumlah Ha 0-2 2-15 15-25 25 - 40 40 Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam 1 Bogor Utara 137.85 1,565.65 - 68.00 0.50 1,772 2 Bogor Timur 182.30 722.70 56.00 44.00 10.00 1.015 3 Bogor Selatan 169.10 1,418.40 1,853.89 350.37 89.24 3.081 4 Bogor Tengah 125.44 560.47 - 117.54 9.55 813 5 Bogor Barat 618.40 2,502.14 - 153.81 10.65 3.285 6 Tanah Sareal 530.85 1,321.91 - 31.24 - 1.884 Jumlah 1.763.94 8.091,27 1.109,89 764,96 119,94 11.850 Sumber : Data Pokok Pembangunan Kota Bogor tahun 2004

4.1.4 Geologi.

Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango berupa batuan breksi tupaankpbb dan Gunung Salak berupa alluviumkal dan kipas alluviumkpal. Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh jenis tanah, pasir dan kerikil, hasil pelapukan endapan. Endapan jenis ini baik untuk vegetasi. Dari struktur geologi tersebut, maka Kota Bogor memiliki jenis aliran Andesit seluas 2.719,61 Ha, Kipas Alluvial seluas 3.249,98 Ha, Endapan 1.372,68 Ha, Tupaan 395,75 Ha dan Lanau Breksi Tufan dan Capili seluas 1.112, 56 Ha.

4.1.5 Hidrologi.

Sumber air bagi Kota Bogor menurut asalnya terdiri dari sungai, air tanah dan mata air. Sungai utama yang mengalir di Kota Bogor terdiri dari Sungai Ciliwung dan sungai Cisadane, serta beberapa anak sungai dari kedua sungai utama tersebut. Pada umumnya aliran sungai dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kota Bogor sebagai sarana MCK dan usaha perikanan karamba serta sumber air baku bagi PDAM. Keberadaan air tanah di kota Bogor kualitasnya terbilang cukup baik. Namun demikian tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi, selain tingginya laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan menjadi sangat rendah yang pada akhirnya mempertinggi run off, hal ini merupakan salah satu penyebab turunnya muka air tanah di musim kemarau. Selain beberapa aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Bogor, terdapat beberapa mata air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. Kemunculan mata air tersebut umumnya terjadi karena pemotongan bentuk lahan atau topografi, sehingga secara otomatis aliran air tanah tersebut terpotong. Kondisi tersebut bisa dilihat diantaranya pada tebing jalan tol Jagorawi, pinggiran Sungai Ciliwung di Kampung Lebak Kantin, Babakan Sirna dan Bantar Jati dengan besaran debit yang bervariasi.

4.1.6 Penggunaan Lahan.