Daya Serap RTH terhadap Polutan di Udara

Dari data BAPPEDA Kota Bogor 2005 menghasilkan ambien CO dan CO 2 1,307 tonhari atau setara dengan 477 tontahun. Jika kita bandingkan hasilnya dari analisis GIS Kota Bogor pada penelitian ini, kemampuan RTH Kota Bogor dalam menyerap karbon sebesar 758 tontahun. Maka dengan keberadaan RTH Kota Bogor yang sekarang ini masih mencukupi untuk menyerap polutan CO yang dihasilkan, namun demikian untuk mengantisipasi lonjakan polutan CO ditahun-tahun mendatang diharapkan penambahan luasan RTH serta pemilihan jenis pohon yang memiliki umur panjang, kapasitas, dan daya serap karbon yang tinggi. Jenis pohon yang dianjurkan menurut Widyastama 1991 mengemukakan, tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO 2 dan penghasil oksigen adalah: damar Agathis alba, daun kupu-kupu Bauhinia purpurca, lamtoro gung Leucaena leucocephala, akasia Acacia auriculiformis dan beringin Ficus benjamina.

5.2.3.2 Daya Serap RTH terhadap Polutan di Udara

Untuk menghitung kemampuan RTH dalam menyerap polutan di udara maka kita harus melalui pendekatan fisiologisnya pada proses translokasi, tranportasi air, dan transpirasi karena pada saat proses ini banyak gas dan partikel padat kurang 10 mikron yang berupa polutan diserap dan digunakan untuk kebutuhan fisiologis. Diantaranya NO 2, SO 2 , CO, dan O 3 serta parkikel lainya seperti Pb, As, Hg, debu. Dari hasil analisis menggunakan metode GIS yang didukung oleh perngkat lunak Arcview 3.2 ekstensi CITYgreen 5.4 didapat hasil polusi udara yang dapat diserap untuk menjaga dan meningkatkan kualitas ekosistem Kota Bogor sebagia berikut: - Ozone O 3 : 90.463 kg atau senilai 612,035 setara dengan Rp 5.875.536.000,- - Sulfur Dioxide SO 2 : 14.599 kg atau senilai 24,180 setara dengan Rp 232.128.000,- - Nitrogen Dioxide NO 2 : 14,587 kg atau senilai 203,004 setara dengan Rp 1.948.838.400,- - Particulate Matter Pb, As, Hg, dan debu : 72.438 kg atau senilai 327,274 setara dengan Rp 3.141.830.400,- - Carbon Monoxide CO : 6.203 kg atau senilai 5,946 setara dengan Rp 57.081.600,- - Total : 213.949 kg atau senilai 1,172,440 setara dengan Rp 11.255.040.000,- Jika dikaitkan dengan jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2007 sejumlah 879.138 jiwa, maka manfaat ekonomi yang diterima masyarakat kota bogor secara tidak langsung manfaat RTH sebesar Rp 12.800orangtahun. Dari data BAPPEDA Kota Bogor 2005, Kota Bogor menghasilkan ambien NO 2 sebesar 143,5 kghari atau setara dengan 52,377 tontahun. Sedangkan kemampuan RTH Kota Bogor menyerap polutan NO 2 dari hasil analisis GIS sebesar 14,587 tontahun. Sehingga ambein NO 2 yang dihasilkan tidak semuanya terserap oleh RTH Kota Bogor hal ini menunjukkan perlunya penambahan luasan RTH untuk mengimbangi penyerapan ambien NO 2 . Untuk polutan SO 2 , Kota Bogor menghasilkan ambiennya sebesar 31,4 kghari atau setara dengan 11,461 tontahun BAPPEDA, 2005. Hasil analisis GIS, daya serap SO 2 oleh RTH sebesar 14,599 tontahun. Keberadaan RTH Kota Bogor pada saat ini masih memadai untuk menyerap ambien SO 2 yang dihasilkan, namun seiring dengan perkembangan pembangunan di Kota Bogor yang pesat tentu saja akan meningkatkan ambien SO 2 . Hal ini perlu diantisipasi sehingga perluasan RTH menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas udara di Kota Bogor. Ozon O 3 merupakan polutan sekunder karena merupakan reaksi lanjutan dari tidak sempurnanya proses pembakaran. Berdasarkan data BAPPEDA Kota Bogor 2005, Kota Bogor menghasilkan ambien O 3 sebesar 7,11 tontahun. Dari hasil analisis GIS, RTH Kota Bogor memeliki kemampuan menyerap polutan O 3 sebesar 90,463 tontahun, sehingga RTH Kota Bogor masih memiliki kapasitas yang cukup untuk meyerap polutan O 3 . Polutan yang berupa partikel terdiri dari beberapa unsur logam dan debu. Unsur logam yang umum dijumpai sebagai polutan adalah Timbal Pb. Di Kota Bogor memiliki ambien Pb sebesar 670,14 kgtahun. Debu merupakan ambien terbesar di Kota Bogor yaitu sebesar 101,84 tontahun. Hasil analisis GIS terhadap kemampuan RTH Kota Bogor untuk menyerap polutan partikel Pb dan debu sebesar 72,438 tontahun. Sehingga dengan keberadaan RTH yang sekarang ini tidak mampu menyerap polutan dari parkitel Pb dan debu, penambahan luasan RTH sangat penting sekali untuk mengimbangi polutan yang dihasilkan dari partikel demi menjaga ekosistem Kota Bogor secara keseluruhan. Paparan diatas menggambarkan keadaan pada tahun 2005 di Kota Bogor berdasarkan parameter kualitas udara yang diukur berdasarkan ambien SO 2 , NO 2 , O 3 , CO, dan materi partikulat. Pada penelitian ini menggunakan data spasial tahun 2006 Citra Satelit Quickbird tahun 2006 sehingga hasilnya bisa dibandingkan. Secara keseluruhan keberadaan RTH Kota Bogor yang ada masih bisa menjaga kualitas udara di Kota Bogor, namum ada beberapa ambien yang melebihi kapasitas penyerapan oleh RTH Kota Bogor yaitu ambien NO 2 dan materi partikulat Pb dan debu sehingga penambahan luasan RTH dan pemilihan pohon yang memiliki daya serap polutan yang tinggi sangat diperlukan sekali untuk menjaga kualitas yang dapat meningkatkan nilai ekosistem Kota Bogor.

5.2.3.3 Manfaat Tambahan dari RTH Kota Bogor