e. Sintesis syntesa Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Berdasarkan penelitian Ridho 2009 dengan desain cross sectional,
didapatkan bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita p0,065.
36
2.8.7. Sikap Ibu
37,38
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti
yang dikemukakan Allport dalam Notoatmodjo 2007, yaitu: a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan
emosi memegang peranan penting.
Universitas Sumatera Utara
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan sikap, yaitu : a. Menerima receiving artinya bahwa orang subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek. b. Merespon responding yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai valuing yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga kecenderungan untuk bertindak.
d. Bertanggung jawab responsible yaitu yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang
paling tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Reza Isfan 2006 dengan desain case control,
memperoleh nilai p=0,029 dan OR=1,65 yang artinya bahwa ibu yang mempunyai sikap tidak baik terhadap imunisasi memiliki risiko 1,65 kali lebih besar status
imunisasi dasar anaknya untuk tidak lengkap bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi, dan hubungannya bermakna secara
statistik.
12
2.8.8. Pekerjaan Suami
Menurut Isfan 2006, pekerjaan dapat memberikan kesempatan suatu individu akan sering kontak dengan individu lainnya, bertukar informasi dan berbagi
pengalaman. Pada suami yang bekerja pada sektor formal, memiliki pergaulan yang luas, pendidikan yang lebih baik, sering bertukar pengalaman dan berbagi informasi
dengan teman sekerja, sehingga lebih terpapar dengan program-program kesehatan,
Universitas Sumatera Utara
khususnya imunisasi. Suami akan menyampaikan secara langsung informasi imunisasi yang didapat kepada istri. Secara tidak langsung suami juga berperan dalam
menentukan pengambilan keputusan tentang anak dalam keluarga, antara lain dalam menjaga kesehatan keluarganya, termasuk imunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian Isfan 2006 dengan desain case control, diketahui bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan suami dengan status imunisasi
dasar pada anak dengan p=0,033. Nilai OR yang diperoleh sebesar 3,21, yang berarti bahwa suami yang bekerja pada sektor nonformal mempunyai risiko 3,21 kali lebih
besar status imunisasi dasar anaknya untuk tidak lengkap bila dibandingkan dengan suami yang bekerja pada sektor formal.
12
2.8.9. Jarak Tempat Tinggal ke Pelayanan Kesehatan