khususnya imunisasi. Suami akan menyampaikan secara langsung informasi imunisasi yang didapat kepada istri. Secara tidak langsung suami juga berperan dalam
menentukan pengambilan keputusan tentang anak dalam keluarga, antara lain dalam menjaga kesehatan keluarganya, termasuk imunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian Isfan 2006 dengan desain case control, diketahui bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan suami dengan status imunisasi
dasar pada anak dengan p=0,033. Nilai OR yang diperoleh sebesar 3,21, yang berarti bahwa suami yang bekerja pada sektor nonformal mempunyai risiko 3,21 kali lebih
besar status imunisasi dasar anaknya untuk tidak lengkap bila dibandingkan dengan suami yang bekerja pada sektor formal.
12
2.8.9. Jarak Tempat Tinggal ke Pelayanan Kesehatan
Menurut Sukmana dalam Ridho 2009 faktor pemungkin lainnya adalah persepsi ibu terhadap jarak. Makin jauh jarak suatu pelayanan kesehatan dasar, makin
segan seseorang untuk datang. Seorang ibu yang mempersepsikan jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dekat akan mempunyai keinginan untuk pergi melakukan
imunisasi, dan sebaliknya.
36
Berdasarkan penelitian Prayogo 2009 dengan desain penelitian cross sectional, terdapat kecenderungan orang tua yang mempunyai rumah
dengan jarak tempat pelayanan imunisasi lebih dekat memiliki anak dengan imunisasi lengkap.
33
2.9. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi, yang di duga ada
hubungannya dengan pemberian imunisasi.
3
Penyebab kejadian ikutan pasca
Universitas Sumatera Utara
imunisasi dapat disebabkan oleh induksi vaksin, kesalahan programteknik pelaksanaan imunisasi, faktor kebetulan koinsiden, dan penyebab tidak dketahui.
39
a. Kesalahan programteknik pelaksanaan programmatic errors
Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan,
pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin. b.
Reaksi suntikan Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung
maupun tidak langsung dan harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya nyeri sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan,
sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual. c.
Induksi vaksin reaksi vaksin Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti
reaksi anafilaktik sistemik dengan risiko kematian. d.
Faktor kebetulan koinsiden Kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah imunisasi. Indikator
faktor kebetulan ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakteristik serupa tetapi
tidak mendapat imunisasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Penyebab tidak diketahui
Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini
sambil menunggu informasi lebih lanjut. Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi
menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat terjadi KIPI makin berat gejalanya.
39
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep KARAKTERISTIK BATITA