11
D. Isolat Protein Kedelai
Kedelai  merupakan  salah  satu  sumber  protein  nabati  yang  sering diekstrak  atau  diisolasi  proteinnya.  Isolat  protein  merupakan  hasil  ekstraksi
protein kedelai yang paling murni karena kadar protein minimumnya sebesar 95 berdasarkan presentase bobot kering. Isolat protein kedelai hampir bebas
dari  karbohidrat,  serat,  dan  lemak  sehingga  sifat  fungsionalnya  jauh  lebih baik  dibandingkan  dengan  konsentrat  protein  maupun  tepung  bubuk  kedelai
Koswara, 1995. Menurut  Koswara  1995,  isolat  protein  kedelai  dibuat  dari  kedelai
bebas lemak maupun biji kedelai utuh. Jika dibuat dari tepung kedelai, maka mula-mula  tepung  harus  dicampur  dengan  air  perbandingan  tepung:air  =
1:8,  kemudian  pH-nya  ditingkatkan  menjadi  8.5-8.7  dan  diaduk  pada  suhu 50-55
o
C  selama  30  menit,  sehingga  proteinnya  terekstrak.  Sedangkan ekstraksi protein dari biji utuh dilakukan dengan perendaman 5-8 jam, diikuti
pembuatan  bubur  kedelai  kedelai  kupas  kulit  dihancurkan  seperti  pada pembuatan  susu  kedelai,  lalu  diencerkan  hingga  perbandingan  kedelai
kering:air  =  1:8,  setelah  itu  dilakukan  pengaturan  pH  hingga  8.5-8.7  dan diaduk 30 menit.
Setelah proses tersebut, dilakukan pengaturan pH untuk kedua kalinya dengan  melakukan  penambahan  larutan  NaOH  2  N,  sambil  dipanaskan
hingga  suhu  50-55
o
C  untuk  mengefisiensikan  ekstraksi  protein.  Setelah protein  terekstrak,  maka  residu  non-protein  harus  dipisahkan  dengan
sentrifugal atau pemusingan. Semakin cepat sentrifugal dilakukan, isolat yang dihasilkan  makin  murni,  sehingga  kandungan  proteinnya  makin  tinggi  dan
sifat fungsionalnya makin baik Koswara, 1995. Filtrat yang diperoleh dari tahap pemisahan yang berisi protein yang
larut, kemudian diturunkan pH-nya sampai 4.5 sehingga protein mengendap. Penurunan  pH  ini  dapat  dilakukan  dengan  penambahan  larutan  HCl  atau
larutan  TCA  trikloroasetat.  Endapan  protein  yang  diperoleh  kemudian dipisahkan dengan sentrifugal. Kemudian endapan tersebut dicuci dicampur
air lalu disentrifugal kembali dan dikeringkan dengan pengering beku freeze
12 dryer
atau  dapat  juga  endapan  dibuat  suspensi  kental  dengan  air  1:2  lalu dikeringkan dengan pengering semprot spray dryer.
Prinsip  yang  digunakan  untuk  mengisolasi  protein  kedelai  adalah pengendapan  seluruh  protein  pada  titik  isoelektrik  yaitu  pH  dimana  seluruh
protein menggumpal. Kemampuan ekstraksi protein kedelai dipengaruhi oleh beberapa  faktor,  antara  lain  ukuran  partikel  tepung,  umur  tepung,  perlakuan
panas  sebelumnya,  rasio  pelarutan  pH  dan  kekuatan  ion  dari  medium pengekstrak.  Sebagai  gambaran  nutrisi  pada  bungkil  kedelai  tanpa  lemak,
protein konsentrat, dan isolat protein kedelai dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Komposisi Kimia Produk Protein Kedelai
Parameter Bungkil
kedelai tanpa lemak
bk Konsentrat
protein kedelai
bk Isolat
protein kedelai
bk Protein Nx6.25
56-59 65-72
90-92 Lemak
0.5-1.1 0.5-1.0
0.5-1.0 Serat kasar
2.7-3.8 3.5-5.0
0.1-0.2 Abu
5.4-5.6 4.0-6.5
4.0-5.0 Kadar air
Karbohidrat by difference 32-34
20-22 3-4
Sumber: Liu 1997 Dari  segi  nutrisi,  isolat  protein  kedelai  kekurangan  asam  amino
bersulfur  yaitu  metionin  dan  diikuti  asam  amino  sistein  dan  treonin,  namun kelebihan  asam  amino  lisin  yang  merupakan  asam  amino  pembatas  dari
protein  pada  serealia.  Secara  umum  protein  kedelai  mengandung  seluruh asam  amino  yang  dibutuhkan  manusia,  namun  yang  menjadi  asam  amino
pembatas  adalah  metionin  dan  diikuti  triptofan.  Oleh  karena  itu  sebenarnya kedelai  sangat  cocok  dikombinasikan  dengan  protein  yang  bersumber  dari
serealia. Daya  cerna  protein  kedelai  dipengaruhi  beberapa  faktor  yaitu:  faktor
internal  berupa  kadar  faktor  anti-nutrisi  dan  struktur  protein,  serta  faktor eksternal berupa perlakuan pemanasan dapat meningkatkan kecernaan protein
kedelai karena inaktivasi tripsin inhibitor dan faktor antinutrisi lainnya. Selain
13 itu  proses  pemurnian  kedelai  menjadi  isolat  protein  kedelai  dapat
meningkatkan kecernaan protein kedelai karena menghilangkan faktor-faktor antinutrisi lainnya pada proses pencuciannya.
Isolat protein kedelai memiliki kemampuan daya serap air yang tinggi. Daya  serap  air  isolat  protein  sangat  penting  peranannya  dalam  makanan
panggang  baked  goods  karena  dapat  meningkatkan  rendemen  adonan  dan memudahkan  penanganannya.  Di  samping  itu,  sifat  menahan  air  akan
memperlama  kesegaran  makanan,  misalnya  pada  biskuit  dan  roti  Koswara, 1995.
Isolat  protein  kedelai  banyak  digunakan  sebagai  emulsifier  pada produk  sosis,  produk  bakeri  dan  sup  Koswara,  1995.  Selain  itu,  isolat
protein  kedelai  juga  dapat  berfungsi  sebagai  zat  aditif  untuk  memperbaiki penampakan  produk,  tekstur,  dan  flavor  produk.  Penggunaan  isolat  protein
kedelai  sangatlah  luas,  diantaranya  dapat  dipakai  dalam  pembuatan  keju, susu, es krim, daging sintetik, roti dan biskuit Koswara, 1995.
E. Cookies