49
3. Penentuan Jumlah Margarin yang Digunakan dalam Formulasi
Atribut  lainnya  selain  rasa  yang  juga  dianggap  cukup  penting  oleh panelis adalah tekstur. Bahan cookies yang berpengaruh terhadap kerenyahan
dan tekstur suatu cookies adalah shortening mentega dan margarin sehingga perlu  dilakukan  uji  organoleptik  kepada  panelis  untuk  menentukan  jumlah
margarin  yang  ditambahkan  dalam  formula  dan  menghasilkan  tingkat kerenyahan yang paling disukai.
Tipe  dan  jumlah  shortening  dan  emulsifier  dalam  formula  akan mempengaruhi  respon  adonan  selama  pembentukan  dan  kualitas  produk
akhir. Jenis shortening juga akan mempengaruhi penyebaran dan penampakan cookies
Matz, 1978. Jenis shortening yang dapat digunakan adalah mentega, minyak tumbuhan, margarin, atau lemak hewan seperti lemak babi atau lemak
sapi. Pemakaian mentega dan margarin dapat saling menggantikan walaupun hasilnya tidak sama Indriani, 2009.
Pemberian  mentega  bertujuan  untuk  meningkatkan  penerimaan, terutama flavor. Adonan yang ditambah dengan mentega menjadi lembek dan
mudah meluber saat dipanggang dalam oven dan memiliki aroma harum yang khas  Indriani,  2009.  Rendahnya  titik  cair  mentega  menyebabkan  produk
menjadi  berminyak  dan  untuk  mengurangi  efek  berminyak  yang  dihasilkan mentega,  biasanya  ditambahkan  margarin  Matz,  1978.  Adonan  yang
ditambahkan  margarin  tidak  meluber  saat  dipanggang  dalam  oven,  namun aroma  cookies  yang  dihasilkan  tidak  serenyah  dan  seharum  cookies  yang
menggunakan mentega. Lemak  nabati  margarin  biasanya  lebih  banyak  digunakan  karena
memberikan  rasa  lembut  dan  halus  serta  menghasilkan  penampakan  yang baik. Hal yang berbeda akan terjadi bila menggunakan lemak hewani karena
volume  cookies  yang  dihasilkan  akan  lebih  rendah  dan  membentuk  butiran- butiran  yang  kasar  U.S  Wheat  Association,  1983.  Oleh  karena  itu,  jenis
shortening yang  ditambahkan  ke  dalam  adonan  cookies  dalam  formula  ini
adalah margarin. Formula-formula
sebelumnya menggunakan
margarin dengan
penambahan  sebesar  55  dari  basis  100  tepung.  Jumlah  ini  merupakan
50 jumlah  yang  biasanya  ditambahkan  dalam  formulasi  cookies  komersial.  Uji
organoleptik  untuk  menentukan  tekstur  yang  paling  disukai  menggunakan margarin  sebesar  45,  50  dan  55  dari  basis  100  tepung.  Tabel  16
menunjukkan formulasi cookies yang diujikan. Tabel 16. Formula Cookies untuk Penentuan Tingkat Kerenyahan
Bahan Jumlah
Jumlah Jumlah
A B
C
Tepung Beras 78
78 78
Tepung Kacang Hijau 22
22 22
Margarin 45
50 55
Gula Halus 35
0.25 0.2
0.2 0.136
25
Garam Baking powder
Bubuk Vanili Tablet
Multivitamin-
Multimineral Air
Keterangan:   = basis 100 tepung
Formula  cookies  di  atas  menghasilkan  cookies  dengan  rendemen sebesar  79.60  untuk  cookies  dengan  penambahan  margarin  45  basis
tepung,  80.48  untuk  cookies  dengan  penambahan  margarin  50  basis tepung,  dan  80.58  untuk  cookies  dengan  penambahan  margarin  55  basis
tepung.  Cookies  dengan  berbagai  tingkat  penambahan  margarin  ditunjukkan oleh Gambar 15.
Gambar 15. Cookies dengan Berbagai Tingkat Penambahan Margarin Uji  organoleptik  yang  dilakukan  kepada  panelis  adalah  rating  tingkat
kerenyahan, rating hedonik, dan ranking hedonik. Rating tingkat kerenyahan
Margarin 45 Margarin 50
Margarin 55
51 bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat kerenyahan yang nyata
terhadap  ketiga  formula  cookies  di  atas,  sedangkan  rating  hedonik  untuk melihat skor penerimaan panelis terhadap produk cookies yang dibuat apakah
berbeda nyata atau tidak pada taraf 5. Uji ranking hedonik dilakukan untuk melihat  produk  cookies  yang  paling  disukai  oleh  panelis.  Hasil  uji  rating
tingkat kerenyahan ditunjukkan pada Gambar 16.
Keterangan: Sampel A penambahan margarin 45 basis tepung Sampel B penambahan margarin 50 basis tepung
Sampel C penambahan margarin 55 basis tepung Skor 1 = sangat  tidak renyah
2 = tidak renyah 3 = agak renyah
4 = renyah 5 = sangat renyah
Gambar 16. Hasil Uji Rating Tingkat Kerenyahan
Hasil  uji  rating  tingkat  kerenyahan  menunjukkan  bahwa  panelis merespon  tingkat  kerenyahan  cookies  dengan  skor  3.3-3.8  atau  antara  agak
renyah hingga renyah. Hasil uji rating tingkat kerenyahan juga menunjukkan bahwa tingkat kerenyahan sampel A, B, dan C tidak berbeda nyata pada taraf
5.  Sedangkan  hasil  uji  rating  hedonik  menunjukkan  bahwa  ketiga  sampel cookies
direspon panelis dengan skor 3.5-3.7 atau antara netral hingga suka. Uji  Tukey  menunjukkan  bahwa  tingkat  kesukaan  panelis  terhadap  ketiga
sampel  tidak  berbeda  nyata  pada  taraf  signifikansi  5.  Hasil  uji  rating hedonik tingkat kerenyahan dapat dilihat pada Gambar 17.
a a
a a
a
3.3 3.7
3.8
1 2
3 4
5
S k
or K
er en
yah an
Sampel
A B
C
52
Keterangan: Sampel A penambahan margarin 45 basis tepung Sampel B penambahan margarin 50 basis tepung
Sampel C penambahan margarin 55 basis tepung Skor 1 = sangat  tidak suka
2 = tidak suka 3 = netral
4 = suka 5 = sangat suka
Gambar 17. Hasil Uji Rating Hedonik Tingkat Kerenyahan
Uji  ranking  hedonik  menunjukkan  bahwa  nilai  Asymp.  Sig  0.195 lebih  besar  dari  taraf  signifikansi  yang  digunakan  0.05  sehingga  dapat
disimpulkan  ketiga  sampel  tidak  berbeda  nyata  pada  taraf  5.  Gambar  18 menunjukkan hasil uji ranking hedonik tingkat kerenyahan.
Keterangan: Sampel A penambahan margarin 45 basis tepung Sampel B penambahan margarin 50 basis tepung
Sampel C penambahan margarin 55 basis tepung
Gambar 18. Hasil Uji Ranking Hedonik Tingkat Kerenyahan
a a
a a
a
a a
a a
a
3.5 3.7
3.6
1 2
3 4
5
S k
or Pe
n er
im aan
Sampel
A B
C
2.1 1.7
2.2
1 2
3 4
5
S k
or R
an k
in g
Sampel
A B
C
53 Penentuan  formula  terpilih  ditentukan  berdasarkan  analisis  biaya  dan
faktor  teknis.  Analisis  biaya  yang  dilakukan  menunjukkan  bahwa  sampel  A sebesar Rp. 269,46cookies, sampel B sebesar Rp. 273,86cookies, dan sampel
C sebesar Rp. 278,26cookies. Analisis biaya terperinci dari ketiga sampel di atas dapat dilihat pada Lampiran 22. Sampel A memiliki biaya produksi yang
lebih rendah dibandingkan sampel B, namun secara teknis adonan sampel A dengan  penambahan  45  margarin  dari  100  tepung  sangatlah  rapuh
sehingga akan sulit dicetak dibandingkan kedua sampel lainnya. Hal  ini  menyebabkan  pada  formulasi  selanjutnya  menggunakan
penambahan  margarin  sebesar  50  dari  basis  tepung  karena  secara  teknis lebih  mudah  dicetak  dan  secara  uji  organoleptik  tidak  berbeda  nyata  baik
tingkat kerenyahannya maupun tingkat kesukaannya. Formula cookies terpilih dengan  penambahan  margarin  sebesar  50  dari  basis  100  tepung  ini
memiliki kadar air sebesar 3.98 bk dengan nilai
a
w
sebesar 0.377 pada suhu 30.9
o
C dan kerenyahan sebesar 151.8 gf.
E. Produk Cookies Terpilih