39 diatas menurut Manley 2001, dihasilkan dari seberapa besar jumlah air yang
ditambahkan,  keadaan  mixing,  dan  suhu  pemanggangan.  Menurut  Husain 1993, air adalah bahan yang berfungsi dalam pengikatan adonan. Pada proses
pembuatan cookies ini dibutuhkan proses pengulenan agar air dapat terdispersi secara merata ke seluruh adonan sehingga dihasilkan konsistensi adonan yang
baik dan mudah dicetak. Adonan yang dicetak kemudian dipanggang pada suhu 160
o
C selama 23 menit.  Suhu  dan  lama  pemanggangan  ini  merupakan  suhu  pemanggangan
terbaik  yang  didapatkan  setelah  dilakukan  trial  error  pada  berbagai  suhu  dan lama  pemanggangan.  Menurut  Manley  2001,  ada  3  perubahan  yang  terjadi
selama  proses  pemanggangan,  yaitu:  1  Peningkatan  ketebalan  sebagai  akibat dari  pengembangan  struktur  internal  adonan;  2  Perubahan  warna  pada
permukaan  produk  misalnya:  reddish  brown  colouration  karena  adanya reaksi  Maillard;  3  Pengeluaran  uap  air.  Cookies  yang  selesai  dipanggang
kemudian  didinginkan  di  suhu  ruang  untuk  memberikan  kesempatan  air menguap sebelum dikemas ke dalam plastik polypropylene PP.
D. Penentuan Formula Cookies Terpilih
1. Penentuan Perbandingan Tepung Kacang Hijau dan Tepung Beras
Dasar  penentuan  formulasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah dengan menggunakan komplementasi asam amino esensial dari masing-masing
bahan utamanya, yaitu tepung kacang hijau dan tepung beras. Kandungan asam amino  esensial  masing-masing  bahan  kemudian  dibandingkan  dengan  Pola
FAO  tahun  1973  sehingga  didapatkan  skor  asam  amino.  Skor  asam  amino menentukan komplementasi yang terjadi.
Komplementasi yang mungkin terjadi bila protein kacang hijau dicampur dengan tepung beras adalah komplementasi nyata antara asam amino belerang
metionin  dan  sisitin  dengan  asam  amino  lisin  dan  komplementasi  parsial antara  asam  amino  lisin  dan  asam  amino  threonin.  Tabel  14  menunjukkan
formulasi yang disusun berdasarkan komplementasi antara protein tepung beras dan tepung kacang hijau.
40 Tabel  14.  Perbandingan  Tepung  Beras  dan  Tepung  Kacang
Hijau dalam Formula Cookies
Bahan Jumlah
F1 F2
Tepung Beras 78
70 Tepung Kacang Hijau
22 30
Margarin 55
35 0.25
0.2 0.2
0.136 25
Gula Halus Garam
Baking powder
Bubuk Vanili Tablet Multivitamin-Multimineral
Air
Keterangan: F1 = asam amino lisin-asam amino belerang F2 = asam amino lisin-threonin
= basis 100 tepung
Cookies yang  dibuat  berdasarkan  formulasi  pada  Tabel  14
menghasilkan  rendemen  sebesar  77.68  untuk  perbandingan  tepung  kacang hijau dan tepung beras 22: 78 dan 79.18 untuk perbandingan tepung kacang
hijau  dan  tepung  beras  30:70.  Kedua  jenis  cookies    yang  dihasilkan  tidak memiliki  perbedaan  berdasarkan  penampakan  fisiknya  baik  warna  maupun
penampakan  permukaan  cookies.  Gambar  8  menunjukkan  penampakan cookies
perbandingan  tepung  kacang  hijau  dan  tepung  beras  22:78  dan cookies
perbandingan tepung kacang hijau dan tepung beras 30:70
Gambar  8.  Cookies  Perbandingan  Tepung  Kacang  Hijau  dan Tepung Beras 22:78 kiri dan 30:70 kanan
Formulasi  cookies  selanjutnya  hanya  akan  menggunakan  salah  satu perbandingan  saja  sehingga  dilakukan  uji  segitiga  kepada  panelis  ibu-ibu
untuk melihat apakah secara subyektif kedua jenis cookies ini berbeda secara nyata atau tidak pada taraf 5. Menurut Meilgaard et al 1999, ada beberapa
41 uji sensori yaitu: uji beda discrimination test, uji deskripsi descriptive test
dan uji afektif afective test. Uji segitiga merupakan salah satu jenis uji beda sederhana  untuk  dua  sampel.  Menurut  Meilgaard  et  al  1999,  jumlah
minimal panelis tidak terlatih untuk uji segitiga adalah 24 orang. Panelis yang digunakan pada uji segitiga ini adalah 27 orang untuk menghindari kesalahan
bias yang mungkin terjadi. Hasil  uji  segitiga  menunjukkan  bahwa  dari  27  orang  panelis  13  orang
panelis  menjawab  dengan  benar.  Jumlah  panelis  yang  menjawab  benar  ini lebih  kecil  dari  standar  yang  ditentukan  oleh  Tabel  Binomial  untuk  Uji
Segitiga  Lampiran  4  yaitu  14  orang  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa kedua  sampel  cookies  tidak  berbeda  nyata  pada  taraf  5.  Oleh  karena  itu
dilakukan  uji  lanjutan  berupa  uji  rating  hedonik  yang  merupakan  salah  satu jenis uji afektif kuantitatif dimana penentuan respon sejumlah panelis melalui
pengisian  kuisioner  berkaitan  dengan  kesukaan,  preferensi  dari  satu  atau keseluruhan  atribut  sensori.  Kuesioner  pengujian  diberikan  kode  untuk
mewakili sampel yang diuji selain itu juga dicantumkan skala pengujian dari 1  sangat  tidak  suka  hingga  5  sangat  suka.  Kuesioner  pengujian  dapat
dilihat  pada  Lampiran  5.  Pengujian  rating  hedonik  ini  dilakukan  tanpa membandingkan  tingkat  kesukaan  antar  sampel  antar  sampel  tidak
dibandingkan. Hasil pengujian rating hedonik dapat dilihat pada Gambar 9. Pengolahan data uji rating hedonik dilakukan dengan menggunakan uji
t  yang  terdapat  pada  Microsoft  Excel.  Hasil  uji  t  menunjukkan  bahwa kesukaan panelis terhadap kedua sampel tidak berbeda secara nyata pada taraf
signifikansi  5.  Panelis  merespon  tingkat  kesukaan  terhadap  kedua  cookies dengan  skor  antara  3.8-3.9  yaitu  antara  netral  hingga  suka.  Selanjutnya
penentuan  perbandingan  tepung  kacang  hijau  dan  tepung  beras  yang digunakan ditentukan berdasarkan analisis biaya per formulasi.
42
Keterangan: Sampel A komplementasi lisin-asam amino belerang Sampel B komplementasi lisin-threonin
Skor 1 = sangat  tidak suka 2 = tidak suka
3 = netral 4 = suka
5 = sangat suka
Gambar 9. Hasil Uji Rating Hedonik Perbandingan Tepung Kacang Hijau dan Tepung Beras
Biaya  yang  dibutuhkan  untuk  memproduksi  cookies  perbandingan tepung  kacang  hijau  dan  tepung  beras  22:78    adalah  Rp.  278,26cookies,
sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi cookies perbandingan tepung  kacang  hijau  dan  tepung  beras  30:70  adalah  Rp.  287,34cookies.
Analisis biaya secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 8.  Berdasarkan pertimbangan biaya produksi maka jumlah perbandingan tepung kacang hijau
dan tepung beras yang digunakan adalah 22:78. Cookies terpilih ini memiliki kadar  air  sebesar  3.68  bk  dengan
a
w
sebesar  0.448  pada  suhu  31.4
o
C  dan kerenyahan sebesar 267.4 gf.
Pertimbangan  lain  yang  dijadikan  dasar  penentuan  perbandingan  yang digunakan  adalah  jenis  komplementasi  masing-masing  cookies  dimana
perbandingan  tepung  kacang  hijau  dan  tepung  beras  22:78  merupakan komplementasi  nyata  yang  memiliki  sifat  komplementasi  serta  suplementasi
yang lebih  baik dibandingkan perbandingan tepung kacang hijau dan tepung beras 30:70.
A a
A
3.9 3.8
1 2
3 4
5
S k
or Pe
n er
im aan
Sampel
B A
43 Selain  uji  segitiga  dan  uji  rating  hedonik,  saat  melakukan  uji
organoleptik  juga  dilakukan  pengisian  kuesioner  yang  menanyakan  atribut yang  disukai  dan  penting  dalam  penilaian  kesukaan  cookies  campuran
kacang  hijau  dan  tepung  beras  ini.  Pengumpulan  data  ini  bertujuan mengidentifikasi  atribut  sensori  utama  dalam  mengembangkan  cookies  ini.
Gambar 10 menunjukkan atribut organoleptik yang disukai panelis.
Gambar 10. Atribut Organoleptik Cookies yang Disukai Panelis
Gambar  10  menunjukkan  bahwa  atribut  yang  dinilai  penting  dan disukai oleh panelis adalah atribut rasa dan tekstur sehingga uji organoleptik
selanjutnya  dilakukan  untuk  menentukan  jumlah  gula  dan  margarin  yang ditambahkan  karena  kedua  bahan  tersebut  mempengaruhi  atribut  rasa  dan
tekstur dari cookies.
2. Penentuan Jumlah Gula yang Digunakan dalam Formulasi