Kadar Abu Apriyantono et al, 1989 Kadar Protein Metode Kjedahl-Mikro Apriyantono et al, 1989

25

3. Analisis Kimia dan Fisik Formula Terpilih

Formula terpilih kemudian dianalisis secara proksimat baik kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat by difference, dan daya cerna protein in vitro. Selain itu formula terpilih juga dianalisis secara fisik yaitu pengukuran a w dan tekstur dengan Texture Analyzer.

4. Metode Analisis

4.1. Analisis Kimia 4.1.1. Kadar Air, Metode Oven Apriyantono et al, 1989 Cawan alumunium dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan, kemudian cawan serta sampel ditimbang dengan neraca analitik. Cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 6 jam. Selanjutnya cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Setelah itu, cawan berisi sampel dikeringkan kembali dalam oven selama 15-30 menit, lalu ditimbang kembali. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot konstan selisih bobot ≤ 0.0003 gram. Perhitungan : Kadar air = X –Y – a x 100 X Keterangan : X = bobot sampel awal g Y = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan a = bobot cawan kosong

4.1.2. Kadar Abu Apriyantono et al, 1989

Cawan pengabuan dibakar dalam tanur, kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel sebanyak 3-5 gram ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian cawan yang berisi sampel dibakar sampai didapatkan abu berwarna abu-abu atau sampai bobotnya konstan. 26 Pengabuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pertama pada suhu sekitar 400 o C dan kedua pada suhu 550 o C. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dengan neraca analitik. Catatan : sebelum masuk tanur, sampel yang ada dalam cawan dibakar dulu pada pembakar sampai asapnya habis. Perhitungan : Kadar abu = bobot abu g x 100 bobot sampel g

4.1.3. Kadar Protein Metode Kjedahl-Mikro Apriyantono et al, 1989

Sejumlah kecil sampel kira-kira akan dibutuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N atau 0.02 ditimbang, dipindahkan ke dalam labu Kjedahl 30 ml. Setelah itu, ditambahkan 1.9 ± 0.1 gram K 2 SO 4 , 40 ± 10 mg HgO, dan 2.0 ± 0.1 ml H 2 SO 4 ke dalam labu Kjedahl yang berisi sampel. Jika sampel lebih dari 150 mg, ditambahkan 0.1 ml H 2 SO 4 untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Setelah itu, beberapa butir batu didih dimasukkan labu Kjedahl yang berisi sampel kemudian labu Kjedahl yang berisi sampel dan telah dimasukkan batu didih dididihkan selama 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Setelah cairan jernih, labu Kjedahl yang berisi sampel didinginkan dan ditambahkan sejumlah kecil air secara perlahan-lahan ke dalamnya, kemudian didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi. labu Kjedahl yang isinya sudah dipindahkan ke dalam alat destilasi dicuci dan bilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air, air cucian dipindahkan ke dalam alat destilasi. Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 2-4 tetes indikator campuran dua bagian metil merah 0.2 dalam alkohol dan satu bagian metilen blue 0.2 dalam alkohol diletakan di bawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H 3 BO 3 kemudian ditambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 dan dilakukan destilasi sampai tertampung kira-kira 15 ml destilat dalam Erlenmeyer. Setelah itu, tabung kondensor dibilas dengan air dan bilasannya ditampung dalam Erlenmeyer yang sama. Selanjutnya isi Erlenmeyer diencerkan 27 sampai kira-kira 50 ml dan kemudian ditritasi dengan HCl 0.02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Penentuan protein pun dilakukan untuk blanko. Cara perhitungan kadar protein : Kadar N=ml HCl contoh– ml HCl blanko x N HCl x 14.007 x 100 mg sampel Kadar protein = N x faktor konversi 5.95 untuk tepung beras dan 6.25 untuk bahan lain 4.1.4. Kadar Lemak Metode Soxhlet Sebanyak 5 gram sampel dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam labu soxhlet. Heksan dituang ke dalam labu lemak dan kemudian alat dirangkai. Refluks dilakukan selama 5-6 jam. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dan sisa pelarut heksan diangkat dan kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 C sampai pelarut menguap semua. Labu yang berisi lemak didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang. Perhitungan : Kadar lemak = X – Y x 100 W Keterangan : X = bobot lemak hasil ekstraksi dan labu lemak Y = bobot labu lemak kosong W = bobot sampel

4.1.5. Kadar Karbohidrat by difference