29
4.2. Analisis Fisik 4.2.1. Aktivitas Air
a
w
Aktivitas air akan menentukan tekanan di dalam kemasan. Aktivitas air  dari  sampel  diukur  dengan  menggunakan
a
w
meter  yang  telah dikalibrasi  dengan  garam  NaCl  dengan  nilai  kelembabannya  RH  adalah
75.  Sampel  dimasukkan  ke  dalam
chamber
pada
a
w
meter  dan  ditutup rapat.  Pembacaan  nilai
a
w
dilakukan  pada  saat  angka  tidak  berubah.  Hal ini  ditunjukkan  oleh  tulisan  atau  indikator  pada
a
w
meter  yaitu  complete test.
4.2.2. Analisis Tekstur
Analisis  tekstur  dilakukan  dengan  menggunakan  Texture  Analyzer dengan  mengunakan  probe  silinder  untuk  analisis  biskuit.  Pengukuran
dengan  Texture  Analyzer  menunjukkan  nilai  kerenyahan  produk. Spesifikasi  probe  dan  setting  dapat  dilihat  pada  Tabel  9  dan  alat  Texture
Analyzer dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 9. Spesifikasi probe dan setting untuk produk biskuit
PRODUCT BISCUITS
Type Plain Dough Biscuits
Objective Hardness Measurement of Biscuit
by Probing
TA - XT2 Mode
Measure Force in Compression Option
Return to Start Pre- test Speed
2.0 mms Test Speed
0.5 mms Post - test Speed
10.0 mms Distance
4 mm Trigger type
Auto - 5 g Data Acquistion Rate
200 pps
Probe 2 mm cylinder Probe P2
30
Gambar 2. Texture Analyzer 4.3. Uji Organoleptik Meilgaard et al, 1999
Uji  organoleptik  yang  digunakan  adalah  uji  segitiga  dan  rating hedonik untuk tahap pertama, uji pemeringkatan simple ranking test , uji
rating variable tingkat kemanisan dan tingkat kerenyahan, dan uji rating hedonik pada tahap kedua dan ketiga uji organoleptik. Uji pemeringkatan
simple  ranking  test digunakan  untuk  meranking  setiap  produk  dari
masing-masing  jenis  produk  yang  terpilih  sesuai  dengan  kesukaan konsumen  dengan  keseluruhan  atribut  over  all,  sedangkan  uji  rating
hedonik  digunakan  untuk  menentukan  apakah  penerimaan  konsumen terhadap  masing-masing  produk  berbeda  nyata  pada  taraf  nyata  5.
Analisis dari hasil uji ini diolah dengan menggunakan program SPSS 13.0.
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Tepung Kacang Hijau Sangrai
Kacang  hijau  varietas  Betet  yang  digunakan  dalam  pembuatan  cookies dibuat  dalam  bentuk  tepung.  Pembuatan  tepung  kacang  hijau  ini  meliputi
beberapa  tahap,  yaitu  sortasi,  pengupasan  kulit,  pencucian,  perendaman dalam  air,  penyangraian,  penggilingan,  dan  pengayakan.  Gambar  3
menunjukkan  penampakan  kacang  hijau  yang  digunakan  dalam  pembuatan tepung kacang hijau sangrai.
Gambar 3. Kacang Hijau Kulit kiri dan Kacang Hijau Kupas Kulit kanan Kacang hijau varietas Betet yang didapat dari Balai Kacang-Kacangan,
Malang disortasi untuk memisahkan biji kacang hijau yang bermutu baik dari yang rusak. Kacang hijau yang telah disortasi ini kemudian dikupas kulitnya
dengan menggunakan Grain mill dengan prinsip penyosohan selama 30 detik. Menurut Elias 1979 yang dikutip oleh Bressani et  al  1982, kacang hijau
mempunyai  nilai  daya  cerna  protein  yang  cukup  tinggi,  yaitu  sebesar  81, namun  daya  cerna  protein  ini  dipengaruhi  oleh  adanya  inhibitor  tripsin.
Penyosohan merupakan salah satu cara menghilangkan kandungan antinutrisi pada kacang hijau.
Kacang  hijau  yang  telah  dikupas  kulitnya  kemudian  dicuci.  Proses pencucian  ini  dilakukan  untuk  membersihkan  kacang  hijau  dari  kontaminan
fisik,  kimia,  maupun  mikrobiologis.  Kacang  hijau  ini  kemudian  direndam menggunakan  air  dengan  perbandingan  kacang:air  adalah  1:2  selama  2  jam.