Unit Usaha Pupuk Kandang Potensi Pasar Market Potential

42 digunakan sebagai tempat untuk melakukan proses produksi ransum konsentrat, penyediaan dan penyimpanan bahan baku ransum konsentrat.

5.4.3. Unit Usaha Pupuk Kandang

Limbah sapi potong dikelola dengan baik supaya tidak mencemari lingkungan masyarakat sekitar perusahaan, terutama bau yang ditimbulkan dari kotoran sapi. Limbah kotoran tersebut dapat dijual sehingga menambah pendapatan perusahaan. PT ZDI mengelola limbah kotoran sapi secara baik dimana limbah kotoran sapi tersebut ditampung dan dikumpulkan kedalam kolam penampungan limbah yang disebut dengan holding pond. Kemudian limbah ini dialirkan ke kolam penyaringan filtration pond yang berfungsi sebagai kolam penyaring limbah untuk diendapkan lebih lama sehingga dihasilkan limbah atau pupuk sedangkan limbah cair dialirkan ke kolam penetralisir facultative pond untuk menetralisir dan mematikan zat – zat yang berbahaya supaya limbah aman untuk dialirkan ke sungai. Limbah kotoran sapi tersebut dapat dijadikan bahan baku pupuk organik dan dijual dengan harga Rp 2.500 per karung dengan berat 25 Kg. PT ZDI memiliki pembeli tetap dan pembeli tidak tetap yang berasal dari daerah Bogor dan sekitarnya. VI ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, ASPEK TEKNIS, ASPEK MANAJEMEN, ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN 6.1. Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang mendekatkan perusahaan dengan konsumen. Sebelum memulai produksi, perusahaan harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar serta strategi pemasaran yang akan diterapkan. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian.

6.1.1. Potensi Pasar Market Potential

Target pasar sapi potong PT Zagrotech Dafa Intenational antara lain yaitu konsumen rumah tangga, rumah makan, hotel dan pedagang baso yang berada di wilayah Jabotabek. Jumlah penduduk Jabotabek pada tahun 1961 – 2000 disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Jabotabek Tahun 1961 – 2000 000 jiwa No Wilayah SP 1961 SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 2000 1 DKI Jakarta 2,906.50 4,546.50 6,481.00 8,222.50 9,720.40 2 KAB+Kodya Bogor 1,257.80 1,597.20 2,493.90 3,736.20 5,423.30 3 Tanggerang 817.20 1,025.70 1,529.10 2,765.00 4,594.20 4 Bekasi 669.70 803.00 1,143.60 2,104.40 3,570.60 5 JABOTABEK 5,651.20 7,972.40 11,647.60 16,828.10 23,308.50 Sumber : BPS DKI Jakarta. 25 April 2009 Keterangan : SP Sensus Penduduk Pada Tabel 6 dapat diketahui laju pertumbuhan penduduk Jabotabek terus bertambah sepanjang tahun 1961 – 2000. Hal tesebut memberikan peluang yang positif untuk permintaan daging sapi potong, dengan bertambahnya penduduk maka permintaan daging sapi potong akan meningkat. 1 Permintaan dan Penawaran Daging Sapi Apfindo 2008 menyebutkan bahwa 60 persen konsumsi daging sapi secara nasional dikonsumsi oleh wilayah Jabotabek. Pada Tabel 7 rata – rata produksi dan konsumsi daging sapi di Jabotabek selama periode 2007 – 2008 masing – masing 73.687,5 ton dan 147.990 ton, sehingga terjadi excess demand 44 sebesar 74.302,5 ton per tahun 50,20 persen dari total konsumsi yang didatangkan dari daerah luar Jabotabek dan dengan cara mengimpor dari beberapa negara seperti Australia, Amerika, Brazil dan Selandia Baru. Tabel 7. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Daging Sapi Jabotabek Pada Tahun 2007 – 2008 Jumlah ton Persentase 1 2007 72,572.0 145,680 73,108.0 50.18 2 2008 74,803.0 150,300 75,497.0 50.23 73,687.5 147,990 74,302.5 50.21 NO Tahun Produksi ton Konsumsi ton Impor Rataan Sumber : Data Diolah Dari Apfindo dan Ditjen Peternakan 2009 2 Proyeksi Produksi dan Permintaan Daging Sapi Proyeksi terhadap produksi dan permintaan daging sapi penting dilakukan untuk tujuan melihat kedepan sampai seberapa jauh produksi daging sapi Jabotabek mampu memenuhi kebutuhan konsumsinya. Apakah jumlah produksi daging sapi semakin mendekati jumlah kebutuhan konsumsi Jabotabek, ataukah sebaliknya sehingga ketergantungan daging dari luar Jabotabek semakin besar. Hasil proyeksi produksi dan permintaan daging sapi di Jabotabek pada tahun 2009 – 2018 menunjukkan bahwa jumlah produksi daging sapi tidak dapat memenuhi permintaan daging sapi di Jabotabek sehingga perlu dilakukan upaya pengadaan dari luar Jabotabek guna memenuhi kebutuhan konsumsi Tabel 8. Tabel 8. Proyeksi Permintaan dan Penawaran Daging Sapi di Jabotabek pada Tahun 2009 – 2018 Volume ton Persentase 1 2009 77,121.89 155,109.60 77,987.71 50.28 2 2010 79,512.67 160,073.11 80,560.44 50.33 3 2011 81,977.56 165,195.45 83,217.88 50.38 4 2012 84,518.87 170,481.70 85,962.83 50.42 5 2013 87,138.95 175,937.12 88,798.16 50.47 6 2014 89,840.26 181,567.10 91,726.84 50.52 7 2015 92,625.31 187,377.25 94,751.94 50.57 8 2016 95,496.69 193,373.32 97,876.63 50.62 9 2017 98,457.09 199,561.27 101,104.18 50.66 10 2018 101,509.26 205,947.23 104,437.97 50.71 88,819.86 179,462.31 90,642.46 50.50 No Tahun Produksi ton Permintaan ton Peluang Impor Rataan 45

6.1.2. Pangsa Pasar Market Share