Skala Likert Uji t-test

Tabel 2. Klasifikasi nilai alpha Klasifikasi Nilai Alpha Kesimpulan α 0,9 Sempurna excellent α 0,8 Baik good α 0,7 Dapat diterima acceptable α 0,6 Diragukan questionable α 0,5 Lemah poor α 0,4 Tidak dapat diterima unacceptable Sumber : George, 2003

3.4.4 Skala Likert

Empat pilihan jawaban kuesioner untuk penelitian menggunakan skala likert. Dimana skala ini digunakan untuk mengetahui penilaian seseorang terhadap sesuatu. Pilihan jawaban yang digunakan yaitu : a. Sangat tidak setuju = 1 b. Tidak setuju = 2 c. Setuju = 3 d. Sangat setuju = 4 Setiap jawaban dari responden dalam kuesioner diberikan skor. Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut : x = ∑n X i , n i n Keterangan : X = skor rataan n i = jumlah jawaban responden untuk skor i X i n = jumlah responden = skor nilai jawaban responden i Selanjutnya menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap skor alternatif yang terbentuk dari teknik skala peningkatan terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang sangat positif, kemudian dihitung rentang skala dengan rumus sebagai berikut : Rs = R skor M Keterangan : R skor : skor terbesar – skor terkecil M : banyaknya kategori skor

3.4.5 Uji t-test

Uji t-test digunakan untuk membandingkan kinerja lingkungan yang terdiri dari emisi debu, emisi SO 2 , emisi NO 2 1 Duration out of Range DOR , dan DOR Duration Out of Range dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Setiap tahunnya diolah dengan menggunakan software SPSS 16 versi 16.0. dengan uji t dapat terlihat peningkatan secara signifikan, penurunan atau bahkan tidak berbeda nyata tetap pada kinerja lingkungan yang akan diteliti. Adapun hipotesis dari masing-masing kinerja lingkungan adalah : Hipotesis : H0 : µ1= µ2= µ3= µ4= µ5= µ, nilai DOR dari tahun ke tahun tidak berbeda nyata H1 : minimal ada sepasang tahun yang berbeda nyata. 2 Emisi Debu Hipotesis : H0 : µ1= µ2= µ3= µ4= µ5= µ, Emisi debu dari tahun ke tahun tidak berbeda nyata H1 : minimal ada sepasang tahun yang berbeda nyata 3 Emisi NO Hipotesis : H0 : µ1= µ2= µ3= µ4= µ5= µ, Emisi NO 2 2 4 Emisi SO dari tahun ke tahun tidak berbeda nyata H1 : minimal ada sepasang tahun yang berbeda nyata Hipotesis : H0 : µ1= µ2= µ3= µ4= µ5= µ, Emisi SO 2 2

3.4.6 Analisis Structural Equation Modelling SEM