Gambar 20. Perbandingan emisi SO
2
tahun 2006-2010 terhadap standar emisi SO
2
4.5 Analisis Sebab Akibat dengan Pendekatan SEM
yang ditetapkan oleh ISO 14001 : 2004
Berdasarkan hasil penelitian pada environmental index yang terdiri dari DOR Duration Out of Range, emisi debu, emisi NO
2
, dan emisi SO
2
Tabel 3. Hasil Environemntal Index tahun 2006-2010
menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada tahun 2006 hingga tahun 2010 terjadi fluktuatif pada angka
emisi tabel 3. Hal inilah yang perlu dikaji untuk diketahui apa yang menjadi penyebab fluktuatifnya nilai environmental index pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. Analisis dengan menggunakan fishbone menjadi salah satu cara untuk mengetahui sebab dan akibat terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu berikut adalah
analisis peningkatan environmental index dengan menggunakan analisis fishbone.
Environmental Index
Tahun Hasil
Anova 2006
2007 2008
2009 2010
DOR Duration Out
of Range 3,75273
1,54923 2,27231
1,84692 1,24333
.184 Emisi Debu
32,6430 27,4925
33,5058 30,7550
19,5009 .030
Emisi NO 142,601
2
164,793 172,192
148,063 148,063
.030 Emisi SO
39,0420
2
74,7800 95,9267
85,0742 149,354
.000
B B
B B
B A
100 200
300 400
500 600
700 800
900
2006 2007
2008 2009
2010 Batas
N ilai
Emis i
S O
2
m g
m
3
Tahun
Emisi SO
2
Gambar 21. Analisis Fishbone penyebab Environmental Index rendah Berdasarkan hasil analisis menggunakan fishbone, diketahui bahwa pada
tahun-tahun tertentu environmental index menurun. Environemntal index menurun rendah disini memiliki arti bahwa environemntal index menunjukkan angka emisi
yang meningkat dan ini berarti perusahaan harus waspada pada peningkatan angka emisi ini. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
lingkungan, material, mesin, metode, dan SDM. Berikut penjelasan dari masing- masing faktor yang mucul sebagai penyebab dari rendahnya environmental index :
1. Faktor lingkungan : suhu dan tekanan udara yang tidak sesuai pada saat pembakaran batu bara mengakibatkan emisi NO
2
2. Faktor material : pemakaian bahan baku alternatif seperti oli bekas, cangkang kelapa sawit, sekam padi, dan yang lainnya memiliki
kandungan sulfur yang terlalu tinggi sehingga emisi SO meningkat
2
3. Metode : metode yang dipakai dalam mengoperasikan alat belum tepat sehingga mempengaruhi emisi debu, emisi SO
yang dihasilkan meningkat
2
, emisi NO
2
.
Resiko lingk. Mutu
mesin rendah
Melanggar standar
operating prosedur
Metode salah
Tekanan udara tidak
sesuai
KINERJA LINGKUNGAN
MATERIAL LINGKUNGAN
METODE MESIN
Suhu udara
tidak
Sering rusak
Kurang pemeliharaan
Motivasi bekerja
pelatihan Spesifikasi material tidak
sesuai
Terkontaminasi bahan B3
SDM
Kontrol lingk. kerja
Kepedulian karyawan
4. Mesin : perusahaan kurang memperhatikan pemeliharaan terhadap alat penangkap debu jenis Bag Filter atau EP sehingga alat ini mengalami
kerusakan dan menghasilkan emisi debu yang tinggi pada waktu tertentu 5. Manusia : ketidaksesuaian pelatihan pendidikan oleh perusahaan bagi
karyawan menyebabkan environmental index rendah, kepedulian karyawan yang rendah sehingga sering terjadi kerusakan alat maupun
kecelakaan kerja yang berdampak pada lingkungan. Berdasarkan tujuan penelitian ini, peneliti akan menganalisis peran karyawan
terhadap kinerja lingkungan, dimana manusia adalah salah satu faktor penyebab dari rendahnya environmental index maka dianalisislah peran karyawan dengan analisis
fishbone sebagaimana analisis ditunjukkan pada gambar 22.
Gambar 22. Analisis peran karyawan dengan Fishbone Menurut hasil analisis peran karyawan menggunakan analisis fishbone, maka
diketahui penyebab rendahnya environmental index adalah diantaranya pelatihan pendidikan, resiko lingkungan, kontrol lingkungan kerja yang dilakukan karyawan,
motivasi bekerja, dan kepedulian karyawan pada lingkungan. Hal ini akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis SEM Structural Equation Modelling
untuk diketahui faktor mana saja yang memberikan kontribusi paling besar dalam
Kontrol Lingkungan Kerja
SDM
Kepedulian Karyawan
Pelatihan Pendidikan
Resiko Lingkungan
Motivasi Bekerja
Pelatihan pencegahan pencemaran
Pelatihan pengenalan
ISO SOP tentang
lingkungan Nyaman dengan
lingkungan kerja
Ada prosedur tanggap darurat
Senang mengikuti pelatiahan motivasi
Mematuhi peraturan
kerja
Pemantauan debu lingkungan
Pengukuran kebisingan
Pengendalian debu lingkungan
Pentingnya pengelolaan
B3 Pengetahuan tentang
pengaruh B3 Manafaat
pelatihan Pelatihan keadaan
darurat Uji coba Prosedur
tanggap darurat
Sosialisasi manajemen
darurat Terdapat
penandaan B3
Teladan atasan pada pencegahan
pencemaran Merasa nyaman,sehat,teratur di
lingk. kerja Mengikuti
SOP
Pengendalian pengoperasian
alat pabrik
Perawatan pengoperasian DC
jenis Bag filter Partisipasi
memelihara simbol B3
Senang mengikuti pelatihan kesadaran
dan kepedulian Mengetahui kecelakaan
kerja
mempengaruhi kinerja lingkungan sehingga perusahaan akan mengetahui penyebab dominan dari faktor manusia dan segera memperbaikinya.
Peran karyawan dalam penelitian ini dianggap sebagai faktor yang tidak bisa diukur secara langsung yang disebut variabel laten. Sedangkan untuk kinerja
lingkungan merupakan variabel yang teramati dan terukur. Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori Pada tahap ini dilakukan telaah teori mengenai pengaruh peran
karyawan terhadap kinerja lingkungan. Kemudian menentukan variabel laten dan variabel indikator berdasarkan teori.
2. Mengkonstruksi diagram path
Pada tahap ini variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam diagram path agar lebih memahami bentuk hubungan antar variabel.
3. Konversi diagram path ke model struktural Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran digambarkan
lebih jelas. 4. Memilih matriks input
Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukkan ke dalam perhitungan.
5. Solusi standar model dan evaluasi model struktural Pada tahap ini matriks input diolah dan melihat nilai kecocokan model
dari model solusi standar 6. Interpretasi model
Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model solusi standar, yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator
terhadap variabel laten. Penyusunan hubungan jalur tiap atribut dalam model dapat dilihat pada gambar 23. Berdasarkan gambar 23,
indikator peran karyawan memiliki variabel indikator yaitu X1 untuk pelatihan pendidikan, X2 untuk resiko lingkungan, X3 untuk kontrol
lingkungan kerja, X4 untuk motivasi kerja, untuk X5 untuk kepedulian
karyawan pada lingkungan, dan X6 untuk kinerja lingkungan. Dimana keenam indikator tersebut akan menerangkan variabel laten peran
karyawan. Sedangkan indikator kontrol pembakaran sisa bahanmaterial memiliki variabel indikator KL1, efisiensi bahan bakar
memiliki variabel indikator KL2, pengurangan jumlah emisi dan bahan berbahaya memiliki variabel indikator KL3, pengembangan
faktor efisiensi penggunaan bahan bakarmaterial memiliki variabel indikator KL4,
pemilihan bahan material memiliki variabel indikator KL5, perbaikan cepat pada trouble yang terjadi memiliki variabel
indikator KL6, evaluasi dan peningkatan manajemen darurat memiliki variable indikator KL7, Pengurangan resiko lingkungan memiliki
variabel indikator KL8, pengendalian lingkungan memiliki variabel indikator KL9, dan pelaksanaan pelatihan pendidikan ISO 14001 :
2004 memiliki variabel indikator KL10. Dimana kesepuluh indikator tersebut akan menerangkan variabel laten kinerja lingkungan.
Gambar 23. Model peran karyawan terhadap kinerja lingkungan Keterangan :
X1 : Pelatihan pendidikan
X2 : Resiko lingkungan
X3 : Kontrol lingkungan kerja
X4 : Motivasi kerja
X5 : Kepedulian karyawan pada lingkungan
X6 : Kinerja lingkungan
KL1 : Kontrol pembakaran sisa bahanmaterial
Peran Karyawan
Kinerja Lingkungan
X4
X1
X2
X3 X5
KL1 MB2
KL3 KL4
KL5 KL6
KL7 KL8
KL9
KL10 KL2
MB1 MB5
MB3 MB4
PP1 PP2
PP3 PP4
PP5
RL3 RL2
RL1
RL4 RL5
KLK4 KLK3
KLK5 KLK1
KLK2 KKL1
KKL2 KKL3
KKL5 KKL4
KL2 : Efisiensi bahan bakar
KL3 : Pengurangan jumlah emisi dan bahan berbahaya
KL4 : Pengembangan factor efisiensi penggunaan bahan bakarmaterial
KL5 : Pemilihan bahan material
KL6 : Perbaikan cepat pada trouble yang terjadi
KL7 : Evaluasi dan peningkatan manajemen darurat
KL8 : Pengurangan resiko lingkungan
KL9 : Pengendalian lingkungan
KL10 : Pelaksanaan pelatihan pendidikan ISO 14001 : 2004 PP
: Pelatihan pendidikan RL
: Resiko lingkungan KLK : Kontrol lingkungan kerja
MB : Motivasi bekerja
KKL : Kepedulian karyawan pada lingkungan
4.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas