SML Berbasis ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Lingkungan

Berbagai macam organisasi semakin meningkatkan kepedulian terhadap pencapaian dan penunjukan kinerja lingkungan yang baik. Pencapaian dan penunjukkan kinerja, dilakukan melalui pengendalian dampak lingkungan terkait dengan kegiatan, produk dan jasa organisasi serta konsistensi antara kebijakan dan tujuan lingkungan mereka. Hal tersebut dilaksanakan dalam konteks semakin ketatnya peraturan perundang-undangan, pengembangan kebijakan ekonomi dan perangkat lain yang mendorong perlindungan lingkungan, meningkatnya kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Beberapa organisasi telah melaksanakan kajian atau audit lingkungan untuk mengkaji kinerja lingkungan mereka. Bila dilaksanakan tersendiri, kajian dan audit tersebut tidak cukup untuk memberikan jaminan bahwa kinerja lingkungannya memenuhi dan akan berlanjut memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan kebijakan organisasi. Agar efektif, kajian dan audit tersebut perlu dilaksanakan dalam suatu sistem manajemen yang terstruktur dan terintegrasi dalam organisasi tersebut Environmental management systems-Requirements with guidance for use ISO 14001 : 2004.

2.1.1 SML Berbasis ISO 14001 : 2004

Keberhasilan sistem manajemen tergantung pada komitmen semua tingkatan dan fungsi, terutama manajemen puncak. Sistem seperti ini memungkinkan organisasi untuk mengembangkan kebijakan lingkungan, menetapkan tujuan dan proses untuk mencapai komitmen kebijakan tersebut, mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya dan menunjukkan kesesuaian sistem tersebut terhadap persyaratan standar ini. Standar nasional yang mencakup manajemen lingkungan, dimaksudkan untuk menyediakan unsur-unsur suatu sistem manajemen lingkungan yang efektif yang dapat diintegrasikan dengan persyaratan manajemen lainnya serta membantu organisasi mencapai tujuan lingkungan dan ekonominya. Standar ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai hambatan non-tarif dalam perdagangan atau untuk menambah bahkan mengubah kewajiban hukum organisasi. Standar nasional ini menetapkan persyaratan suatu sistem manajemen lingkungan yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan tujuan dengan memperhatikan persyaratan hukum dan informasi tentang aspek lingkungan yang penting. Standar disusun agar dapat diterapkan pada semua jenis dan ukuran organisasi dengan kondisi geografis, budaya dan sosial yang beragam. Hadiwardjo 1997 menunjukkan urutan langkah-langkah untuk menerapkan SML di dalam perusahaan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang tertuang dalam ISO 14004 pada gambar 1. Urutan itu merupakan suatu proses dalam keseimbangan dinamis, dengan suatu umpan balik kontinu. Model ini memiliki model spiral karena sesudah satu seri langkah penerapan yang saling terhubung, umpan-balik dari sistem akan menjadikan setiap siklus baru berikutnya berada pada lapis mutu lingkungan yang lebih baik. Tujuan utama SML adalah menjamin penyempurnaan kinerja lingkungan perusahaan secara berkelanjutan. Gambar 1. Urutan langkah untuk menerapkan SML di perusahaan Hadiwiardjo,1997 Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan SML menurut standar ISO 14001 : 2004 adalah kaitan antara aspek lingkungan, dampak lingkungan, serta SML itu sendiri. Sebagaimana didefinisikan di dalam ISO 14001, aspek lingkungan adalah unsur dari suatu kegiatan, produk atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Aspek lingkungan penting adalah aspek lingkungan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan bagi operasi di perusahaan atau di sekeliling perusahaan. Identifikasi aspek lingkungan merupakan proses yang berjalan untuk menentukan dampak positif atau negatif dari kegiatan perusahaan di masa lalu, sekarang, dan yang berpotensi terjadi terhadap lingkungan. Proses ini juga mencakup pula identifikasi peraturan perundang-undangan, hukum, bisnis yang berpotensi mempengaruhi perusahaan Hadiwiardjo 1997. Kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan perusahaan sebaiknya didasarkan pada pengetahuan tentang aspek lingkungan dan dampak penting terhadap lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan produk atau jasanya. Hal ini dapat menjamin bahwa dampak lingkungan penting terhadap lingkungan yang berkaitan dengan aspek Tahap pertama Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap kedua Perencanaan : Aspek lingkungan dan dampak lingkungan terkait, persyaratan perundang-undangan dan perusahaan, tujuan dan sasaran, rencana kerja dan program manajemen lingkungan Tahap ketiga Penerapan Operasi : Alokasi sumberdaya, struktur dan tanggung jawab, kesadaran dan pelatihan, komunikasi, dokumentasi SML, pengendalian operasional, program manajemen spesifik, kesiapan dan respon terhadap keadaan darurat. Tahap keempat Evaluasi Berkala : Pemantauan, tindakan koreksi dan pencegahan, rekaman, audit SML. Tahap kelima Pengkajian SML Penyempurnaan Berkelanjutan lingkungan ini dipertimbangkan dalam menyusun tujuan lingkungan. Hubungan antara aspek lingkungan dan dampak lingkungan merupakan hubungan sebab dan akibat. Aspek lingkungan yang mengacu kepada unsur kegiatan, produk atau jasa perusahaan dapat menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap lingkungan. Aspek lingkungan dapat terkait dengan pembuangan emisi, penggunaan kembali bahan atau kebisingan. Berikut adalah siklus model Sistem Manajemen Lingkungan SML yang diterangkan pada Gambar 2. Gambar 2. Model Sistem Manajemen Lingkungan Environmental management systems-Requirements with guidance for use ISO 14001 : 2004

2.1.2 Pengembangan ISO 14001