Proses Pembuatan Semen Gambaran Umum PT Indocement Tunggal Prakarsa

berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Saat ini Indocement mengoperasikan 12 pabrik, sembilan berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; and satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Produk utama perusahaan adalah Portland Composite Cement PCC dan Ordinary Portland Cement OPC.Perusahaan juga memproduksi berbagai tipe semen lainnya seperti Portland Cement Type I and Type V, begitu juga dengan Oil Well Cement. Indocement adalah satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. 4.1.1 Visi, Misi, dan Motto 4.1.1.1 Visi Pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas.

4.1.1.2 Misi

Indocement berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, bahan bangunan dan jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan berkelanjutan.

4.1.1.3 Motto

Turut Membangun Kehidupan Bermutu

4.1.2 Proses Pembuatan Semen

Proses pembuatan semen diawali dengan persiapan bahan baku. Bahan baku dari pembuatan semen ialah batu kapur lime stone, tanah liat clay, pasir silika silica sand dan pasir besi pyrite cinder atau bijih besi iron ore. Masing-masing bahan baku yang digunakan ini harus memiliki kandungan oksida SiO 2 , Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , dan CaO dengan komposisi tertentu. Mula-mula riset dilakukan untuk menentukan kandungan dan kualitas bahan baku yang terdapat di lokasi penambangan, sehingga daerah penyediaan bahan baku dapat ditentukan sebelum mendirikan unit proses keseluruhan pada pabrik. Selanjutnya, pembuatan semen pada PT ITP akan melalui proses-proses sebagai berikut: 1. Penambangan dan penyediaan bahan baku unit mining Penambangan bahan baku meliputi kegiatan pembersihan clearing, pengeboran drilling, peledakan blasting, pemuatan loading, pengangkutan hauling, dan penghancuran crushing di daerah gunung ± 7 km dari pabrik yang merupakan sumber bahan baku. Kemudian, bahan baku hasil penambangan diangkut dengan menggunakan long belt conveyor untuk dikirim ke unit raw mill. 2. Pengeringan dan penggilingan bahan baku unit raw mill Pada proses ini, bahan baku hasil penambangan dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 1 sebelum selanjutnya digiling menggunakan raw mill agar batuan-batuannya memenuhi standar pembuatan semen tidak terlalu besar, diameter 6-8 mm. Bahan baku keluaran raw mill dinamakan raw meal, kemudian raw mill ini dimasukkan ke dalam suspension preheater untuk pemanasan awal dan terjadi reaksi kalsinasi. 3. Pembakaran tepung baku dan pendinginan clinker unit kiln Selanjutnya bahan ini dipanaskan menggunakan rotary kiln pada suhu 1400-1450 o C. Pada kiln ini terjadi berbagai reaksi pembentukan mineral pada semen, kemudian keluaran dari kiln didinginkan mendadak dengan udara quenching. Bahan keluaran dari kiln dinamakan clinker. Proses pendinginan dilakukan agar clinker menjadi getas pada suhu 950 o 4. Penggilingan akhir unit cement mill C sehingga memudahkan proses penghancurannya nanti. Clinker selanjutnya dimasukkan ke dalam finish grinding mill atau cement mill untuk mengalami penggilingan akhir dan ditambahkan zat aditif gypsum. Clinker yang telah ditambahkan gypsum tersebut menjadi produk semen. Penambahan gypsum bertujuan untuk memperlambat proses pengerasan semen. 5. Pengantongan semen unit packing Semen yang dihasilkan kemudian disimpan di cement silo. Kemudian, semen dari silo diangkut menuju hopper dengan menggunakan air slide dan bucket elevator. Semen yang halus akan terpisah dan masuk ke dalam hopper, lalu dialirkan ke unit packing untuk dikemas. Setelah selesai dikemas, semen diangkut oleh belt conveyor ke atas truk pengangkutan untuk didistribusikan.

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan