dengan identifikasi aspek lingkungan, perusahaan perlu mengidentifikasi operasi dan kegiatannya yang berkaitan dengan aspek tersebut. Suatu contoh adalah emisi ke
udara misalnya debu, nitrogen oksida, atau sulfur oksida dari pembangkit tenaga listrik. Mengetahui dan mengerti peralatan dan parameter proses akan memudahkan
untuk mengidentifikasikan, dan akhirnya akan meminumkan dampak yang terkait dengan lingkungan. Sesudah operasi dan kegiatan telah diidentifikasi, perlu segera
dibuat prosedur. Prosedur ini meliputi aspek penting dari operasi perusahaan, maupun mengkomunikasikan prosedur yang relevan kepada seluruh karyawan.
Keterlibatan seluruh karyawan sebagai personel manajemen lingkungan memegang peranan penting dalam penerapan sistem manajemen lingkungan untuk
mendapatkan komitmen dan tugas yang dilaksanakan dengan baik oleh personel yang memiliki tanggung jawab manajemen lingkungan. Selain itu karyawan dapat
memberikan bantuan teknis kepada bagian yang berkaitan dengan operasi dan produksi untuk menyempurnakan SML dan ikut melakukan kontrol lingkungan kerja
atau pengendalian berdasarkan penilaian dan pengarahan manajemen. Audit, pengkajian, tindakan koreksi, dan tindak lanjut akan menghasilkan penyempurnaan
yang berkelanjutan atas penerapan SML. Proses penyempurnaan secara berkesinambungan memerlukan usaha mencari secara terus-menerus peluang baru
untuk meningkatkan status kinerja lingkungan. Dalam memilih pengendalian atau kontrol lingkungan kerja yang sesuai perlu dibuat ssebuah prosedur. Prosedur ini
sebaiknya efektif biaya, aman bagi karyawan untuk mengoperasikannya, dan dapat diterima dengan baik oleh karyawan.
2.2.4 Motivasi Bekerja
Menurut Hadiwiardjo 1997, keterlibatan manajemen puncak merupakan kunci keberhasilan, karena manajemen puncak bertanggung jawab untuk menentukan
kebijakan lingkungan. Partisipasinya merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin umpan balik yang memadai untuk penyempurnaan berkelanjutan.
Keterlibatan manajemen menjadikan karyawan merasa diperhatikan dalam menunjang kemampuan dan keterampilannya dalam menerapkan ISO 14001 sehingga
mereka termotivasi untuk bekerja lebih baik. Para karyawan yang memiliki motivasi tinggi dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam pelaksanaan tugas
untuk mengelola lingkungan. Selain itu mereka juga dapat memberikan bantuan teknis kepada bagian yang berkaitan dengan operasi dan produksi untuk
menyempurnakan SML berdasarkan penilaian dan pengarahan manajemen.
2.2.5 Kepedulian Karyawan terhadap Lingkungan
Menurut Hadiwiardjo 1997, sistem pengendalian peningkatan kesadaran dan kepedulian merupakan salah satu hal yang termasuk ke dalam isu-isu yang dapat
memberikan identifikasi peluang baru untuk penyempurnaan. Semua manajer dan karyawan harus menyediakan waktu untuk mempelajari tantangan baru dan
mengusahakan penyempurnaan. Perlu disediakan waktu untuk melakukan temu karya kepedulian dan kesadaran lingkungan, temu karya penerapannya, serta
menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam temu karya tersebut. Penerapan ISO 14001 : 2004 dapat menjadi katalis dalam menumbuhkan
kepedulian karyawan terhadap lingkungan yang turut membantu perusahaan memajukan lingkungan global. Karyawan yang peduli terhadap lingkungan akan
meningkatkan kinerja lingkungan baik dari segi sistem maupun operasi dengan bersedia melakukan perubahan budaya untuk lingkungan yang lebih baik, sehat,
aman, dan nyaman bagi mereka sendiri maupun bagi perusahaan.
2.2.6 Kinerja Lingkungan
Menurut Hadiwardjo 1997, kinerja lingkungan adalah hasil SML yang dapat diukur, yang berkaitan dengan pengelolaan aspek lingkungan organisasi. Pengukuran
kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara kuantitatif dan
kualitatif. Kinerja lingkungan disini terkait dengan kinerja lingkungan kualitatif yaitu hasil yang dapat diukur dari hal-hal yang terkait dengan ukuran aset non fisik, seperti
prosedur, motivasi, dan peran karyawan yang dialami manusia pelaku kegiatan. Indikator kinerja kualitatif bukan hanya mengukur motivasi kerja yang dapat
membuat motivasi kerja karyawan meningkat, tetapi dengan lebih menekankan faktor pendorongnya. Mutu itu bebas dan tidak diragukan bahwa untuk investasi jangka
panjang dalam penyempurnaan sistem mutu akan dapat mengurangi biaya dan resiko kegagalan. Dengan cara yang sama, beberapa contoh yang ada menunjukkan bahwa
investasi dalam program mutu lingkungan akan memberikan keuntungan nyata dalam penghematan energi dan sumber daya, pengurangan limbah dan emisi, dan
mengurangi resiko pelanggaran peraturan perundang-undangan Hadiwiardjo, 1997.
2.3 Teknik Pengendalian Lingkungan 2.3.1 Uji Independent t-test