2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Padma et al 2008 dalam penelitiannya mengenai studi sertifikasi ISO 14000 dan organisasi kinerja perusahaan manufaktur di India menyatakan bahwa perusahaan
menganggap persiapan untuk keadaan darurat sebagai bahan manajemen sistem lingkungan yang terpisahkan dan awalnya tampak berjuang untuk mengidentifikasi
isu-isu lingkungan penting harus diberikan lebih tinggi. Selanjutnya, perusahaan bersertifikat merasa sulit untuk terus meningkatkan proses manajemen lingkungan
mereka. Akan tetapi ada perubahan signifikan di semua IOP Indicator of Organizational Performance yang terdiri dari kepuasan pelanggan, moral karyawan,
pertumbuhan ekspor, keuntungan perusahaan, produktifitas keseluruhan, RQC Reduction in Quality Costs, OFP Overall Financial Performance, OOP Overall
Operational Performance, SE Saving Energy, dan EDIPS Environmental Desirable Impact of ProductService dan CF Crictical Factors yang terdiri dari
komitmen top manajemen, EIILC Environmental Issues Identification and Legal Compliance, proses manajemen lingkungan, EPR Emergency Preparedness and
Response, perbaikan berkelanjutan, MMC measurement, monitoring, and control dan manajemen sumber daya manusia. Selain itu, lebih banyak perusahaan yang
berpengalaman memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari semua tingkat CF dibandingkan dengan perusahaan yang kurang berpengalaman. Dalam perjalanan
waktu, perusahaan ini tampaknya memahami SML dan efektif menerapkannya dalam rangka mewujudkan keuntungan jangka panjang.
Psomas et al 2010 dalam penelitiannya berjudul motif, kesulitan, dan keuntungan dalam implementasi ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan SML
menjelaskan bahwa studi pada 53 perusahaan di Yunani memiliki motif yang datangnya dari internal perusahaan yang mendorong perusahaan untuk
mengimplementasi ISO 14001 dengan alasan untuk mencari keuntungan kompetitif, kebutuhan sosial, dan peraturan untuk ramah lingkungan. Sedangkan kesulitan yang
ditemukan diantaranya syarat-syarat yang diharuskan untuk memeproleh ISO 14001 dan penentuan mengenai kinerja lingkungan, tetapi kesulitan tersebut tidak terlalu
tinggi tingkat kesulitannya. Keuntungan yang bisa dirasakan adalah keuntungan eksternal seperti peningkatan posisi perusahaan di pasar, perubahan transisi dari
praktek konvensional ke suistainable, peningkatan hubungan dengan masyarakat karena peningkatan kinerja lingkungan, dan peningkatan pengelolaan limbah. ISO
14001 dapat dimplementasikan pada berbagai ukuran perusahaan kecil, menengah, besar dan dapat dikonfirmasi ISO 14001 biasanya menjadi pasangan ISO 9001.
Perusahaan menerapkan ISO 14001 setelah menerapkan ISO 9001. Nga 2009 dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh ISO 14000 pada
kinerja perusahaan melakukan penelitian pada 49 perusahaan yang menerapkan ISO 14001 dan 32 perusahaan yang tidak menerapkan ISO 14001. Hasilnya menjelaskan
bahwa sertifikasi dengan ISO 14001 memberikan peningkatan terhadap ROE Return On Equity namun belum tentu pada penjualan dan kapital.
Dari ketiga penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa penerapan ISO 14001 : 2004 pada sebuah perusahaan memberikan manfaat yang cukup besar
terhadap kinerja perusahaan. Dalam penerapan ISO 14001 : 2004 perlu adanya pemeriksaan terhadap sistem manajemen lingkungan, apakah sistem manajamen
lingkungan suatu perusahaan berjalan dengan baik sehingga memberikan kinerja yang meningkat pula yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan perbaikan
berkesinambungan.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terdiri dari 12 plant. Sembilan pabriknya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon,
Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Standarisasi manajemen lingkungan sangat diperlukan bagi perusahaan yang memiliki dampak
secara langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan sekitarnya. ISO 14001: 2004 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi
formulasi dan pemeliharaan dari SML. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan yang telah tersertifikasi beberapa ISO, salah satunya adalah
ISO 14001 : 2004. Penelitian ini diawali dengan mengetahui bagaimana sistem manajemen
lingkungan PT Indocement Tunggal Prakarsa sebagai penerapan dari ISO 14001 : 2004 melalui wawancara langsung, observasi, dan beberapa dokumen perusahaan.
Penelitian dilakukan pada plant 3. Selain itu dilakukan pula penelitian pada kinerja lingkungan environmental index plant 3 yang terdiri dari emisi debu, emisi SO
2
, emisi NO
2
, dan DOR Duration Out of Range sejak tahun 2006 hingga tahun 2011, untuk mengetahui apakah keempat environmental index tersebut meningkat secara
signifikan atau tidak dengan adanya ISO 14001 : 2004 dimana didalamnya selalu ada perbaikan berkesinambungan dengan mengambil data pengukuran emisi SO
2
, emisi NO
2
Dari hasil penelitian, diharapkan dapat merumuskan kesimpulan dan memberikan saran berupa peningkatan program manajemen lingkungan pada
perusahaan yang bersangkutan dan memberikan informasi pada perusahaan mengenai , emisi debu, dan DOR Duration Out of Range. Kemudian penelitian
dilanjutkan dengan melihat bagaimana peran karyawan terhadap kinerja lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner pada seluruh karyawan plant 3.