Latar Belakang Masalah Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan Rasio Zakat Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

pendahuluan, Irawan memaparkan poin-poin yang mesti dipahami terkait konten yang menjadi titik evaluasi DPS. Dalam makalah, Irawan membuat tabel perbandingan yang merinci poin-poin yang memenuhi standar atau tidak terhadap tiap bank. Kemudian berdasarkan kelengkapannya, dikonversi dalam presentase kelengkapan standar. Hasilnya terlihat di Tabel 1.1 Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan Bank Umum Syariah terhadap Prinsip-Prinsip Syariah Bank Umum Syariah Tingkat Kesesuain dengan Prinsip Syariah Bank Umum Syariah Tingkat Kesesuain dengan Prinsip Syariah Bank Muamalat Indonesia 45,45 BNI Syariah 36,36 Bank Syariah Mandiri 81,82 BJB Syariah 45,45 Bank Mega Syariah 45,45 Bank Syariah Bukopin 54,55 BRI Syariah 72,73 Panin Bank Syariah 54,55 BCA Syariah 36,36 Bank Victoria Syariah 72,73 Sumber : Irawan 2011 Berdasarkan angka di atas, terlihat belum ada bank syariah yang mencapai tingkat kesesuaian 100, hal itu mengindikasikan pelaksanaan kepatuhan syariah oleh perbankan syariah memang masih harus terus Syariah FRPS Bank Indonesia, Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Islam PSEBI FEB Universitas Padjajaran, Masyarakat Ekonomi Syariah MES, Ikatan Ahli Ekonomi Islam IAEI, Bandung, 15-16 Desember 2011. ditingkatkan. Apalagi industri perbankan syariah baru memasuki fase tumbuh dan kembang. Perkembangan jumlah Bank Umum Syariah BUS, Unit Usaha Syariah UUS, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS selama periode tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami perubahan, jumlah jaringan kantor pun meningkat. Dengan jumlah BUS sebanyak 12 bank dan UUS sebanyak 22 bank, pelayanan bank syariah menjadi semakin luas dengan bertambahnya jumlah kantor perbankan syariah. Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Nasional Tahun 2010-2015 Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015 Di samping perkembangan di atas, perkembangan bank umum syariah harusnya juga diikuti dengan peningkatan tingkat kesehatan. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia BI selaku otoritas pengawasan bank. Kesehatan bank adalah kemampuan suatu Jumlah Perbankan Syariah Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Umum Syariah 11 11 11 11 12 12 Jumlah Kantor 1401 1401 1745 1998 2163 1990 Unit Usaha Syariah 24 24 24 23 22 22 Jumlah Kantor 336 336 517 590 320 311 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 155 155 158 163 163 163 Jumlah Kantor 364 364 401 402 437 446 Total Kantor 2101 2101 2663 2990 3107 2944 bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3 Peraturan Bank Indonesia No. 91PBI2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah dan penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah yang syarat risiko yaitu Peraturan Bank Indonesia No.131PBI2011. Kesehatan keuangan bank umum syariah dapat dilihat pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Tabel Kesehatan Keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2007-2012 No. Bank Umum Syariah 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank Muamalat Indonesia 77 86 74 86 83 80 2. Bank Syariah Mandiri 57 63 83 80 80 86 3. Bank Syariah Mega 91 79 74 65 71 65 4. Bank Rakyat Indonesia Syariah - - 83 65 68 68 5. Bank Syariah Bukopin - - 86 74 88 74 6. Bank Panin Syariah - - - 85 91 88 7. Bank Central Asia Syariah - - - 76 85 76 8. Bank Jabar Banten Syariah - - - 91 97 94 9. Bank Negara Indonesia Syariah - - - 80 74 83 10. Bank Victoria Syariah - - - 91 71 77 11. Maybank Syariah - - - - 62 68 Rata-Rata 78.49 Sumber: Dinastian Hari Pramanto 2014 3 Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta: Salemba Empat, 2011, h.51. Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa bank umum syariah mempunyai rata-rata tingkat kesehatan keuangan selama periode 2007 – 2012 sebesar 78.49 yang berarti kondisi BUS memiliki kategori cukup sehat. BUS yang menjadi sampel selama periode 2007 – 2012 selalu mengalami nilai kesehatan keuangan yang fluktuatif berturut-turut setiap periodenya. Nilai tingkat kesehatan keuangan BUS yang berada pada rata-rata tingkat kesehatan keuangan 78.49 menunjukan bahwa BUS sudah mendekati nilai kesehatan keuangan optimal meskipun belum mencapai nilai kesehatan keuangan optimal yaitu 100. Hal ini yang menjadi permasalahan pada perbankan syariah, dimana kinerja bank syariah dari tahun 2007 – 2012 belum mengalami kesehatan keuangan optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan keuangan bank dan juga rekomendasi yang tepat agar bank syariah dapat mencapai kesehatan keuangan yang optimal. Berdasarkan kasus di atas, menurut Falikhatun 2012 faktor yang mempengaruhi kesehatan finansial yaitu rasio investasi Islam, rasio pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil dan rasio kesejahteraan direksi-karyawan. Menurut Hameed et.al 2004 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan terdiri dari tiga faktor yaitu indikator kepatuhan syariah syariah compliance, indikator tata kelola perusahaan corporate governance dan indikator sosial socialenvironment. Menurut Dinastian Hari Pramanto 2014 melakukan studi tentang pengaruh kepatuhan prinsip-prinsip syariah terhadap kesehatan finansial entitas perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan prinsip-prinsip syariah berpengaruh terhadap kesehatan finansial entitas perbankan. Beberapa faktor yang dijelaskan di atas maka penelitian ini mengambil faktor kepatuhan syariah. Kepatuhan syariah syariah compliance merupakan manifestasi pemenuhan seluruh prinsip syariah dalam lembaga yang memiliki wujud karakteristik, integritas dan kredibilitas di bank syariah. Di mana budaya kepatuhan tersebut adalah nilai, perilaku dan tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan bank syariah terhadap seluruh ketentuan Bank Indonesia. 4 Syariah compliance digunakan sebagai variabel pada penelitian ini karena para nasabah meragukan akan konsistensi penerapan prinsip syariah maka para pengelola bank umum syariah harus benar-benar menerapkan prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia tanpa adanya keresahan terhadap resiko kelangsungan usaha dan kesehatan keuangannya. Pada penelitian ini penulis mencoba mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Falikhatun dan Assegaf 2012 dan Dinastian Hari Pramanto 2014. Dari kedua penelitian itu terjadi perbedaan hasil yaitu pada 4 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 132PBI2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Tanggal 12 Januari 2011. pembiayaan bagi hasil yang pada penelitian Falikhatun dan Assegaf berpengaruh tidak signifikan dan pada penelitian Dinastian Hari Pramanto berpengaruh signifikan. Perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut, penulis membatasi dengan menggunakan penilaian kuantitatif yaitu rasio investasi Islam, rasio pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil. Penulis juga menambahkan rasio zakat pada penelitian ini. Sedangkan, variabel dependen dalam hal ini kesehatan keuangan perbankan menggunakan faktor- faktor kualitas aset yang diwakili oleh Non Performing NPF, likuiditas yang diwakili oleh Short Term Mismatch STM, dan rentabilitas yang diwakili oleh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO. Penulis juga menambahkan faktor permodalan yaitu Captial Adequacy Ratio CAR. Penelitian ini juga menambahkan sampel seluruh bank umum syariah di Indonesia yang menerbitkan Laporan Keuangan periode 2010 sampai 2014. Pada penelitian terdahulu lebih banyak menitikberatkan pada satu hal saja yaitu implementasi prinsip syariah dan penelitian terkait kinerja keuangan. Tidak banyak yang memadukan keduanya seperti yang dilakukan pada penelitian ini. Kepatuhan syariah yang merupakan salah satu unsur dalam penilaian mengenai tingkat kesehatan bank syariah yang memberikan kewajiban pada bank syariah untuk menjaga sekaligus meningkatkannya UU No 212008. Pemeliharaan tingkat kesehatan bank syariah akan berbanding lurus dengan pemeliharaan kepercayaan masyarakat, sehingga bila bank syariah lalai dalam menjaga tingkat kesehatanannya, termasuk bila bank lalai menerapkan prinsip syariah, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan terhadap bank tersebut. Maka dari itu dengan pesatnya perkembangan perbankan syariah yang harus tetap menjaga kepercayaan stakeholder tetapi juga harus mematuhi regulasi-regulasi syariah dari Bank Indonesia memotivasi penulis untuk meneliti sejauh mana pengaruh penerapan prinsip syariah terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL, PENDAPATAN ISLAM, INVESTASI ISLAM, DAN RASIO ZAKAT TERHADAP TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: a. Apakah Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan sudah menetapkan metode untuk mengukur syariah compliance secara kuantitatif? b. Apakah kesehatan perbankan bisa diketahui tanpa menyertakan faktorr manajemennya? c. Bagaimana kesehatan bank umum syariah bila diukur menggunakan ketentuan PBI No.91PBI2007? d. Bagaimana kepatuhan bank umum syariah bila diukur menggunakan rasio syariah compliance?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

a. Batasan Masalah 1. Objek penelitian dibatasi pada 11 Bank Umum Syariah dan tidak termasuk Unit Usaha Syariah. 2. Informasi yang digunakan untuk mengukur syariah compliance dan kesehatan keuangan adalah berdasar Laporan Publikasi Keuangan Bank selama periode 2010-2014. Data yang diambil adalah laporan tahunan masing-masing bank yang dipublikasikan di website masing- masing bank. 3. Ukuran syariah compliance dibatasi pada rasio investasi Islam, rasio pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil, dan rasio zakat. 4. Ukuran kesehatan keuangan dibatasi pada variabel yang dapat diukur secara kuantitatif yaitu Captial Adequacy Ratio mewakili rasio permodalan, Non Performing mewakili rasio kualitas aset, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional mewakili rasio rentabilitas, dan Short Term Mismatch mewakili rasio likuiditas. b. Rumusan Masalah 1. Apakah variabel pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam dan rasio zakat berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah? 2. Apakah variabel pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam dan rasio zakat berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah? 3. Variabel mana yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam dan rasio zakat terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah. 2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam dan rasio zakat terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah. 3. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kesehatan keuangan bank umum syariah.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat untuk akademisi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Aset Bank Syariah dan Prinsip Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan oleh Bank – Bank Umum Syariah di Sumatera Utara

0 25 88

PENGARUH PENILAIAN KESEHATAN BANK TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL SIMPANAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM DENGAN UNIT SYARIAH DI INDONESIA.

0 4 10

PENGARUH DEPOSITO MUDHARABAH, SPREAD BAGI HASIL, DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indones

10 23 17

PENGARUH PEMBIAYAAN JUAL BELI, PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN RASIO NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

1 13 28

PENGARUH PEMBIAYAAN JUAL BELI, PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN RASIO NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil Dan Rasio Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah Di Indon

0 2 16

PENGARUH PEMBIAYAAN JUAL BELI, PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN RASIO NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil Dan Rasio Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah Di Indone

1 5 14

PENGARUH PEMBIAYAAN JUAL BELI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH.

4 5 43

PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH.

0 1 24

PENGARUH RASIO KESEHATAN BANK TERHADAP VOLUME PEMBIAYAAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

0 0 16

PENGARUH PEMBIAYAAN JUAL BELI, PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN RASIO NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 16