Syariah Compliance Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan Rasio Zakat Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
prinsip-prinsip syariah. Ketidakpatuhan terhadap prinsip syariah dapat berdampak negatif pada kondisi bank syariah itu sendiri karena berpotensi
untuk menciptakan kegagalan bank atau insolvency yang dapat berakibat pada terganggunya sistem keuangan negara.
8
Selain itu, kepatuhan syariah juga merupakan salah satu unsur dalam penilaian mengenai tingkat kesehatan bank
syariah yang memberikan kewajiban pada bank syariah untuk menjaga sekaligus meningkatkannya UU No 212008.
Pemeliharaan tingkat kesehatan bank syariah akan berbanding lurus dengan pemeliharaan kepercayaan masyarakat, sehingga bila bank syariah
lalai dalam menjaga tingkat kesehatanannya, termasuk bila bank lalai menerapkan prinsip syariah, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan
terhadap bank tersebut. Dari sudut pandang masyarakat, khususnya pengguna jasa bank syariah, kepatuhan syariah merupakan inti dari integritas dan
kredibilitas bank syariah. Eksistensi intitusi keuangan syariah khususnya bank syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Islam akan
pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh kaffah termasuk dalam kegiatan penyaluran dana melalui bank syariah. Kepercayaan dan keyakinan
masyarakat pada bank syariah didasarkan dan dipertahankan melalui pelaksanaan prinsip hukum Islam yang diadaptasi dalam aturan operasional
institusi tersebut. Tanpa adanya kepatuhan terhadap prinsip syariah, masyarakat akan kehilangan keistimewaan yang mereka cari sehingga akan
8
Aan Zainul Anwar dan Mohammad Yunies Edward , “Analisis Syariah Compliance
Pembiayaan Murabahah Pada Gabungan Koperasi BMT Mitra Se-Kabupaten Jepara ”, The
Third Univesity Research Colloqiuium, Th. 2016, h.259.
berpengaruh pada keputusan mereka untuk memilih ataupun terus melanjutkan pemanfaatan jasa yang diberikan oleh bank syariah. Ketidakpatuhan terhadap
prinsip syariah akan berdampak negatif citra bank syariah dan berpotensi untuk ditinggalkan oleh nasabah potensial ataupun nasabah yang telah
menggunakan jasa bank syariah sebelumnya. Dari penjelasan di atas, indikator syariah compliance yang akan
digunakan yaitu pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam, dan rasio zakat.
1. Pembiayaan Bagi Hasil Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil yang sering dibahas dalam
literatur fiqh dan umumnya disalurkan perbankan syariah terdiri dari dua jenis, yaitu pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
9
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana shahibul maal dan pengelola dana
mudharib untuk melakukan kegiatan usaha, dengan pembagian laba atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan
bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana.
Sementara itu, musyarakah adalah akad kerja sama diantara pemilik modal untuk mencampurkan modal mereka dengan pembagian keuntungan
9
IrawanFebianto, and Rahmatina A. Kasri. 2007. Why Do Islamic Banks Tend to Avoid Profit and Loss Sharing Arrangements?. Proceeding of the 2nd Islamic Conference 2007
iECONS2007 organized by Faculty of Economics and Muamalat , Islamic Science University of Malaysia.h.2.
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik modal berdasarkan porsi modal masing-masing.
10
Pada umumnya, pembiayaan bagi hasil belum dapat mendominasi pembiayaan yang diberikan bank syariah secara keseluruhan. Hanya negara
tertentu saja yang sudah mampu menempatkan pembiayaan bagi hasil tersebut pada porsi tertinggi dari total pembiayaan keseluruhan. Sebagai contoh negara
Sudan yang dinilai telah memiliki sistem perbankan syariah yang mapan sehingga mampu membuat batasan tentang maksimum porsi pembiayaan
murabahah yang disalurkan yaitu hanya 30, dan menentukan porsi yang lebih besar untuk pembiayaan bagi hasil
11
Masalah masih rendahnya porsi pembiayaan bagi hasil atau dominasi pembiayaan nonbagi hasil terutama
murabahah pada portofolio pembiayaan bank syariah ternyata merupakan fenomena global, tidak terkecuali di Indonesia. Fenomena ini disebabkan
karena pembiayaan berbasis bagi hasil cenderung memiliki risiko lebih besar jika dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Walaupun prinsip bagi hasil
menjadi ciri khas bank syariah, namun risiko yang dihadapi cukup besar yaitu
10
Nurhayati, S, dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta : Salemba Empat, 2009, h.134.
11
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007
risiko terjadinya moral hazard dan biaya transaksi tinggi, sebagaimana dikemukakan oleh Sadr dan Iqbal 2002 dalam Muda dan Ismail 2010
12
Rasio pembiayaan bagi hasil digunakan untuk mengukur besarnya fungsi intermediasi bank syariah melalui penyaluran dana dengan akad profit
sharing. Menurut Hameed et al., 2004 karena sasaran utama dari bank syariah adalah profit sharing, maka sangat penting untuk mengidentifikasi
sejauh mana bank syariah telah mencapai sasaran ini. Sedangkan menurut Samad dan Hasan 2000 semakin tinggi rasio pembiayaan ini menunjukkan
komitmen kepada pembangunan komunitas yang lebih tinggi. Nilai rasio ini dihitung dengan membagi jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah
dengan total pembiayaan. Total pembiayaan mencakup transaksi bagi hasil, sewa-menyewa, jual beli, pinjam-meminjam, dan multijasa. Dengan demikian
secara umum semakin besar hasil rasio ini maka kontribusi bank syariah untuk pengembangan sektor usaha dan pembangunan ekonomi umat semakin
besar.
13
2. Pendapatan Islam Pendapatan bank syariah diperoleh dari produk-produk yang ada di
bank syariah. Menurut PSAK No.59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, sumber pendapatan bank syariah adalah pendapatan operasional utama dan
pendapatan operasional lainnya. Pendapatan operasional utama terdiri dari
12
Ruhaini Muda and Abdul Ghafar Ismail. 2010. Profit-Loss Sharing and Value Creation in Islamic Banks. Journal of Business and Policy Research Volume 5. Number 2. December
2010.
13
Sinta Yuliani , “Analisis Pengaruh Kinerja Kuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2006-2010 ,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia Depok, 2012, h. 33.
pendapatan jual beli pendapatan marjin murabahah, pendapatan bersih salam paralel, dan pendapatan bersih istishna paralel0, pendapatan dari sewa
pendapatan bersih ijarah, pendapatan dari bagi hasil pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan bagi hasil musyarakah, dan pendapatan
operasional utama lainnya. Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di bank syariah,
maka hasil penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah dapat memberikan pendapatan bank. Hal ini dikatakan sebagau sumber-sumber
pendapatan bank syariah. Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari :
a Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah. b
Keuntungan atas kontrak jual beli al ba’i c Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik
d Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
14
Pendapatan bank syariah ditentukan oleh produktivitas masing-masing bank syariah dalam mengelola dana nasabah. Bank syariah dituntut untuk
dapat mengelola dana yang dipercayakan oleh nasabah sehingga dapat memberikan penghasilan yang menguntungkan bagi nasabah. Akan tetapi,
pengelolaan dana nasabah harus dilakukan dengan cara yang sesuai syariah Islam.
14
Muhammad. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi”. Yogyakarta: UII
Press, 2005, h. 276
Melalui rasio pendapatan Islam kita dapat mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh bank syariah yang berasal dari transaksi halal dan
nonhalal, yaitu transaksi yang mengandung riba, gharar, dan sebagainya. Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator pemenuhan prinsip-prinsip
kepatuhan syariah oleh bank syariah. Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan bank dari aktivitas mengelola aktiva produktif. Umumnya pada
bank umum syariah masih memiliki pendapatan yang bersifat nonhalal yaitu terdiri dari pendapatan bunga dan denda terhadap debitur yang lalai dalam
pembayaran utangnya. Pendapatan nonhalal tersebut dipisahkan dari dari pendapatan syariah oleh BUS kemudian dikelompokkan sebagai dana
kebajikan qardhul hasan. Shahul et al., 2003 dalam Hameed et al., 2004 menyatakan bahwa jika bank syariah memiliki pendapatan yang bersumber
dari transaksi yang dilarang, bank syariah harus mengungkapkan informasi terkait pendapatan tersebut, dari mana sumbernya, bagaimana dana tersebut
digunakan, dan yang lebih penting lagi adalah prosedur yang dapat dilakukan untuk menghindari transaksi yang dilarang oleh syariah Islam tersebut. Oleh
sebab itu, merupakan sebuah kewajiban baik bagi BUS untuk meminimalisir atau menghilangkan pendapatan nonhalal sebagai bentuk pemenuhan terhadap
prinsip-prinsip keuangan syariah.
15
3. Investasi Islam
15
Indriatun , “Analisis Perbandingan Kinerja Sosial dan Islamic Social ReportingPada
Bank Syariah di Indonesia ,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Depok,
2013, h. 30.
Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah. Sebab setiap harta ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka lambat laun akan
termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah mendorong untuk setiap muslim menginvestasikan hartanya. Harta yang diinvestasikan
tidak akan termakan oleh zakat, kecuali keuntungannya saja. Dalam investasi mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau beli dari
sesuatu yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit margin. Harga terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar.
Suatu pernyataan penting al-Ghozali se bagai ulama’ besar adalah
keuntungan merupakan kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang
memperoleh keuntungan yang merupakan kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai
peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya
kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga
yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT. Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh
pelaku investasi syariah pihak terkait adalah
16
:
16
Hafidhuddin, “Manajemen Syariah dalam Praktik’ Surabaya: Gema Insani, 2003 h. 176
a
Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang
haram.
b
Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
c
Keadilan pendistribusian kemakmuran.
d
Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
e
Tidak ada unsur riba, maysir perjudianspekulasi, dan gharar ketidakjelasansamar-samar.
Di dalam industri perbankan, investasi dapat disebut aktiva produktif, yakni penanaman dana BUS dalam rupiah berdasarkan prinsip syariah dalam
bentuk pembiayaan, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, dan penempatan pada bank lain.
17
Melalui rasio investasi Islam kita dapat mengetahui besarnya dana bank syariah yang ditempatkan dalam surat berharga syariah atau non-syariah
dari keseluruhan surat berharga yang dimiliki oleh bank syariah. Surat berharga digunakan sebagai proksi dari total investasi karena jenis investasi
ini dimiliki oleh seluruh bank syariah. Selain itu, surat berharga merupakan investasi yang bersifat sukarela bagi bank syariah, dimana tidak ada aturan
dari pihak eksternal yang mewajibkan bank syariah untuk memiliki sejumlah tertentu investasi dalam surat berharga. Oleh kerana itu, rasio investasi Islam
dapat digunakan sebagai salah satu indikator pemenuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah. Semakin tinggi rasio ini, maka
17
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah Yogyakarta : P3EI Press, 2008, h.137.
kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah semakin baik.
18
4. Rasio Zakat Rasio ini bertujuan untuk mengukur besarnya kontribusi zakat
perusahaan bank syariah. Zakat adalah sarana paling penting untuk menghimpun dan mendistribusikan kekayaan. Zakat merupakan pajak wajib
dan, sebagaimana telah kita ketahui, termasuk dalam lima rukun Islam. Jumlah zakat yang disepakati secara umum adalah adalah 2,5 persen dari taksiran aset
yang dijuasa selama setahun penuh setalah dikurangi penggeluaran atau nishab
19
. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan zakat performance bank syariah yang baik.
20
Kepatuhan terhadap prinsip syariah harus didasarkan pada zakat yang dibayarkan oleh bank untuk menggantikan
indikator konvensional yaitu laba per saham.