Berdasarkan skala penilaian tingkat kesehatan bank dan assesment dari penulis, berikut disajikan matriks skala penilaian faktor keuangan dan matriks
kriteria penetapan peringkat faktor keuangan :
Tabel 2.7 Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan
Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan Nilai Bobot 100 - 80
80 - 60 60 - 40
40 – 20
20 - 0 Peringkat
1 2
3 4
5
Dalam tata cara penilaian kesehatan bank umum syariah berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.924DPbs, khususnya pada pengukuran
kinerja keuangan , tidak disertakan ketentuan mengenai penentuan kredit atas peringkat masing-masing faktor permodalan, kualitas asset, rentabilitas, dan
likuiditas. Oleh karena itu, penulis melakukan assessment berdasarkan skala penilaian di atas dan juag atas penelitian yang dilakukan oleh Dinastian Hari
Pramanto 2014 dan Azis Budi Setiawan 2008 dalam menentukan nilai kredit
untuk masing-masing
faktor. Selain
itu, penulis
juga mempertimbangkan ketentuan dalam penerapan peringkat masing-masing
faktor keuangan. Dalam menentukan nilai kredit, peringkat masing-masing faktor akan disesuaikan dengan matriks penilaian yang akan dijelaskan oleh
tabel berikut :
Tabel 2.8 Matriks Penentuan Nilai Kredit Faktor Keuangan
Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan Peringkat
1 2
3 4
5 Nilai Kredit
100 80
60 40
20 Setelah diketahui nilai kredit dari masing-masing faktor keuangan,
selanjutnya nilai kredit dikalikan dengan bobot masing-masing faktor untuk menghitung nilai kumulatif tingkat kesehatan bank syariah perlu dibuat
pembobotan untuk masing-masing faktor keuangan. Berdasarkan ketentuan BI 2007 pembobotan tersebut dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 2.9 Bobot Penilaian Faktor Keuangan
No. Keterangan
Bobot 1
Permodalan 25
2 Kualitas Aset
50 3
Rentabilitas 10
4 Likuiditas
15 Sumber: Penyesuaian dengan mengacu pada Lampiran SE-BI
No.924DPbS, 2007.
D. Review Studi Terdahulu
Tabel 2.10 Review Studi Terdahulu No.
Penelitian Metode Penelitian
Persamaan dan Perbedaan
1. Hameed
et al
2004 dalam
penelitiannya mengungkapkan
alternative pengungkapan
penilaian dari kinerja pada
bank Islam.
Dalam penelitiannya Hameed
mengungkapkan bahwa
bank-bank syariah saat ini tidak
hanya melayani
kebutuhan stakeholder tetapi
harus lebih
memastikan kegiatan mereka sesuai dengan
prinsip syariah.
Penelitian tersebut membandingkan
Bahrain Islamic Bank dengan Bank Islam
Malaysia
Berhad dengan menggunakan
Islamic Disclosure
Index IDI. Indeks penilaian
prinsip syariah
yang diungkapkan Hameed
terdiri dari tiga faktor yaitu
indikator kepatuhan
syariah, indikator tata kelola
perusahaan dan
indikator sosial. Hasil penelitian
ini menunjukan
bahwa kinerja
Bahrain Kuantitatif,
Islamicity Performance
Index menggunakan
analisis rasio pada tujuh indikator
yaitu profit sharing ratio, zakat performance ratio,
equitable
distribution ratio, director employee
ratio, Islamic vs non Islamic investment, dan
Islamic vs non Islamic income,
dan AAOIFI
index. Persamaannya
sama- sama
menggunakan variabel
pendapatan Islam, pembiayaan bagi
hasil, investasi Islam, dan
rasio zakat.
Perbedaannya adalah
penelitian sebelumnya
tidak menggunakan
kesehatan keuangan
perbankan. Perbedaan
selanjutnya adalah pada objek penelitan, periode
penelitian, dan metode penelitian.
Islamic Bank BIB lebih baik daripada
Bank Islam Malaysia Berhad BIMB.
2. Falikhatun 2012
melakukan penelitian terkait pengaruh antara
implementasi prinsip- prinsip syariah dengan
menggunakan
rasio investasi Islam, rasio
pendapatan Islam,
rasio pembiayaan bagi hasil
dan rasio
kesejahteraan direksi karyawan
sebagai proksi
terhadap kesehatan
finansial perbankan syariah di
Indonesia tahun 2007- 2010
dengan menggunakan sample
penelitian adalah
seluruh Bank Umum Syariah
dan Unit
usaha Syariah
di Indonesia.
Secara keseluruhan
hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa
implementasi prinsip- prinsip
syariah berpengaruh terhadap
kesehatan finansial
pada perbankan
syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.
Kuantitatif, dengan uji asumsi
klasik dan
mengolah data dengan regresi linear berganda.
Variabel dependen yaitu kesehatan
finansial menggunakan
rasio Kualitas Aktiva Produktif
KAP, Net Profit Margin NOM, Rasio Efisiensi
Kegiatan Operasional REO,
Short Term
Mismatch STM.
Variabel independen
yaitu prinsip-prinsip
syariah menggunakan
rasio Rasio
Investasi Islami
IIR, Rasio
Pembiayaan Bagi Hasil PFR, Rasio Pendapatan
Islami IsIR,
Rasio Kesejahteraan Direksi
– Karyawan DEWR
Persamaannya sama-
sama menggunakan
variabel pendapatan
Islam, pembiayaan bagi hasil,
dan investasi
Islam juga sama-sama mengukur
kesehatan keuangan. Perbedaannya
adalah pada
periode penelitian, dan metode
penelitian. Penelitian
sebelumnya juga tidak menggunakan
faktor permodalan
berupa CAR
dan tidak
menggunakan rasio
zakat.
3. Azis Budi Setiawan
2009 melakukan stdi tentang Kesehatan
Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum
Syariah di Indonesia. Sampelnya adalah
Bank Muamalat dan Kuantitatif,
dengan analisis
perbandingan. Variabel
kesehatan finansial
diproksikan dengan kualitas asset,
rentabilitas, dan
likuiditas. Kemudian
kinerja sosial diproksikan Persamaannya
sama- sama
mengukur kesehatan
keuangan bank.
Perbedaannya adalah
penelitian ini
adalah penelitian
perbandingan.
Bank Mandiri Syariah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kesehatan finansial
BMI lebih baik daripada BSM namun
tingkat kinerja social BSM lebih baik
daripada BMI. dengan aspek Kontribusi
Pembangunan Ekonomi KPE,
Kontribusi Kepada Masyarakat
KKM, Kontribusi
Untuk Stakeholder
KUS, Peningkatan
Kapasitas SDI dan Riset PKSR serta Distribusi
Pembangunan Ekonomi.
4. Asrori
2014 melakukan
studi tentang Implementasi
Islamic Corporate
Governance dan
Implikasinya Terhadap
Kinerja Bank Syariah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
implementasi Islamic Corporate
Governance pelaksanaan tugas dan
tanggung
jawab Dewan
Pengawas Syariah
DPS berpengaruh
positif terhadap
kinerja kinerja bank syariah
yang diukur dengan pembiayaan bagi hasil
dan zakat tapi tidak berpengaruh
positif jika
diukur menggunakan
Pendapatan Islam.
Islamic Corporate
Governance kepatuhan
syariah berpengaruh
positif terhadap
kinerja kinerja bank syariah
yang diukur dengan pembiayaan
bagi hasil,
zakat, dan
Kuantitatif, dengan uji asumsi
klasik dan
mengolah data dengan regresi linear berganda.
Variabel dependen yaitu kinerja
bank syariah.
Variabel independen
yaitu PB, PI, zakat, ROA, ROE, PM.
Persamaannya sama-
sama menggunakan
variabel pendapatan
Islam, pembiayaan bagi hasil, dan zakat juga
sama-sama mengukur
rasio keuangan ROE. Perbedaan
selanjutnya adalah
periode penelitian, dan metode
penelitian.