Uji Asumsi Klasik Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan Rasio Zakat Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
tidaknya multikolinearitas yang tinggi antar variabel bebas dapat dideteksi dengan cara menghitung koefisien korelasi atau melihat nilai F.
Pada penelitian ini uji multikolinearitas yang digunakan menggunakan metode perhitungan koefisien korelasi, di mana jika hubungan antara variabel
bebas yang satu dengan yang lainnya di atas 0.8 maka antarvariabel tersebut terdapat gejala multikolinearitas.
Setelah data diolah menggunakan Eviews 8 maka didapatkan hasil pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
RZ PI
PBH IS
RZ 1.000000
-0.124785 -0.033796
0.006367 PI
-0.124785 1.000000
0.363788 0.409518
PBH -0.033796
0.363788 1.000000
0.163204 IS
0.006367 0.409518
0.163204 1.000000
Sumber: Output Eviews 8 data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel
independen antara RZ dan PI adalah -0.124785, antara RZ dan PBH sebesar - 0.033796, antara RZ dan IS sebesar 0.006367, antara PI dan PBH sebesar
0.363788, antara PI dan IS sebesar 0.409518, antara PBH dan IS sebesar 0.163204.
Nilai korelasi variabel independepen RZ, PI, PBH, dan IS tertinggi hanya mencapai 0.409518 yaitu antara PI dan IS. Karena nilai 0.409518 0.8
maka diputuskan H diterima, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat
multikolinearitas. Hasil tersebut menyatakan bahwa variabel bebas penelitian ini terbebas dari gejala multikolinearitas. Sehingga dapat dilanjutkan ke
pengujian selanjutnya 3. Uji Heteroksedasitas
Uji Heteroksedasitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat kesamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain.
Indikator Uji Heteroksedasitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode grafik dan Uji White.
Berdasarkan metode grafik, untuk melihat data memiliki masalah heteroksedasitas atau tidaknya yaitu jika data tidak membentuk pola tertentu,
maka data tidak terdapat heteroksedasitas. Begitu sebaliknya, jika data membentuk pola tertentu maka data terdapat heteroksedasitas.
Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat pada grafik berikut:
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroksedasitas
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
4.2 4.3
4.4 4.5
4.6 4.7
10 15
20 25
30 35
40 45
50 55
60 Res idual
Actual Fitted
Sumber: Output Eviews 8 data diolah
Berdasarkan gambar di atas, data tidak membentuk pola tertentu
sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak bersifat heteroksedasitas. Sedangkan dengan Uji White, masalah heteroksedasitas dapat dilihat melalui
nilai p-value obs-square. Karena p-value obs-square = 19.27169 0.0 dan
probabilitas Chi Square sebesar 0.1149 lebih besar dari α sebesar 0.05, maka
H diterima yang artinya tidak terjadi heteroksedasitas dan bisa dilanjutkan ke
pengujian selanjutnya.
Tabel 4.5 Hasil Uji White
Heteroskedasticity Test: White F-statistic
1.701170 Prob. F13,41 0.0975
ObsR-squared 19.27169 Prob. Chi-Square13
0.1149 Scaled explained SS 11.12880 Prob. Chi-Square13
0.6000 Sumber: Output Eviews 8 data diolah
4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan
antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan Uji Breusch-Godfrey.
Penilaiannya dilihat dari nilai ObsR
2
. Jika nilai ObsR
2
lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi pada model
tersebut begitupun sebaliknya. Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat hasil
pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Breusch-Godfrey
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
0.752258 Prob. F2,48 0.4768
ObsR-squared 1.671531 Prob. Chi-Square2
0.4335 Sumber: Output Eviews 8 data diolah
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai ObsR-squared sebesar 1.671531 0.05, maka dapat disimpulkan H
diterima dan tidak terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut.