4 Eksistensi bank syariah diperkuat dengan adanya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memungkinkan kebijakan moneter
berdasarkan prinsip syariah. 5 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional.
3. Tujuan Bank Umum Syariah
Secara umum, tujuan berdirinya bank umum syariah adalah dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Adapun secara khusus tujuan bank syariah, diantaranya
5
: a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi
fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan. b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan,
artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang
transparan. c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak
memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih
besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah yang lebih besar.
5
Muhammad, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi Yogyakarta : UII Press, 2005, h.60.
d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif.
e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang membedakan
bank syariah
dengan bank
konvensional adalah
pengumpulan dana Zakat, Infak dan sedekah ZIS. Peranan ZIS sendiri diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat.
f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana. g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan
usaha bank.
4. Produk-Produk Bank Umum Syariah
Secara garis besar, pengembangan produk-produk bank syariah dikelompokkann menjadi tiga yaitu :
a. Produk Penghimpunan Dana Prinsip-prinsip yang digunakan dalam produk ini meliputi prinsip
wadiah dan mudharabah : 1 Prinsip Wadiah
Al-wadiah terbagi menjadi dua macam yaitu al-wadiah yad adh- Dhamanah dan al-wadiah yad al-Amanah. Al-wadiah yad al-Amanah
yaitu pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar
menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Sedangkan al-wadiah yad
adh-Dhamanahyaitu pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentunya pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana. Bank dapat
memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.
6
2 Prinsip Mudharabah Akad lain yang digunakan adalah prinsip investasi yaitu akad
mudharabah. Tujuan dari akad mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana shahibul maal dan pengelola dana mudharib, dalam hal
ini bank. Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu prinsip mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu : mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. b. Produk Penyaluran Dana
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu :
1 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip bagi hasil.
2 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa.
3 Transaksi pembiayaan sebagai usaha kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk bank syariah dalam pola penyaluran dana, antara lain :
6
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik Jakarta : Gema Insani, 2001, h. 89.