Tahap-Tahap Manajemen Strategis PENDAHULUAN Latar Belakang

19 perusahaan yang menggunakan manajemen strategis dapat memperoleh keuntungan lain seperti: a Keuntugan Keuangan Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama bagi pelaku usaha dalam merumuskan strategi perusahaan. Riset menujukkan bahwa perusahaan akan lebih menguntungkan dan berhasil jika menggunakan konsep manajemen strategis. Bisnis yang menggunakan berbagai konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan perusahaan-perusahaan tanpa aktivitas perencanaan strategis yang sistematis. b Keutungan Non-Keuangan Manajemen strategis dapat membangkitkan kembali kepercayaan pada strategi bisnis yang sedang dijalankan. Selain memberdayakan manajer dan karyawan, manajemen strategis sering menciptakan keteraturan dan disiplin pada suatu perusahaan. Manajemen strategis meningkatkan kapabilitas pencegahan persoalan organisasi sebab dapat membantu mendorong interaksi antar semua manager di semua level divisional dan level fungsional.

3.3. Tahap-Tahap Manajemen Strategis

Dalam melakukan penerapan strategi, sebuah perusahaan harus dapat menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah ada dan yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan pada perusahaan. Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang mendukung pada strategi tersebut, penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja karyawan. Menurut David 2009, proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu: perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Aktivitas perumusan, penerapan, dan penilaian strategi terjadi di tiga level hierarki di sebuah organisasi 20 besar yaitu korporat, divisional atau unit bisnis strategis dan fungsional. Pada Gambar 2 dapat dilihat model manajemen komprehensif yang meliputi tiga tahap proses yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi serta umpan balik dari tiap-tiap proses tersebut. Dalam model manajemen komprehensif mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi untuk mencapai tujuan. Keputusan perumusan strategi mendorong sebuah perusahaan untuk dapat komit pada produk, pasar, sumberdaya, dan teknologi spesifik selama kurun waktu yang lama. Gambar 2. Model Manajemen Strategis Komprehensif Sumber : David, 2009 Membuat Pernyataan Visi dan Misi Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Merumuskan, mengevaluasi, dan Memilih Strategi Implementasi Strategi Isu-Isu Manajemen Melakukan Audit Eksternal Melakukan Audit Internal Implementasi Strategi Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, penelitian dan Pengembangan, Sistem Informasi Manajemen Perumusan Strategi Penerapan Strategi Pengevaluasian Strategi 21 3.3.1.Pengembangan Visi dan Misi Mengembangkan pernyataan visi merupakan langkah pertama dari perencanaan strategis. Visi merupakan rumusan dari harapan yang ingin dicapai perusahaan. Menurut Wibisono visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan cita- cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan dan merupakan hal yang mendasar bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. 7 Menurut Pearce dan Robinson 2008 misi perusahaan adalah pernyataan yang luas dan kekal mengenai nilai suatu perusahaan. Misi mencakup pandangan dari para pengambil keputusan strategi perusahaan, yang menyatakan citra yang ingin diproyeksikan oleh perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, mengidentifikasi bidang produk atau jasa utama perusahaan, dan perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses mengidentifikasi misi perusahaan untuk suatu bisnis dapat didasarkan beberapa faktor berikut Pearce dan Robinson , 2008 : 1 produk atau jasa mampu memberikan manfaat yang sebanding dengan harga yang ditawarkan, 2 produk atau jasa perusahaan dapat memuaskan kebutuhan konsumen secara memadai dari segmen pasar, 3 teknologi yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan produk yang kompetitif dari segi harga dan kualitas, 4 perusahaan mampu bertahan dan tumbuh serta dapat menghasilkan laba, 5 filosofi perusahaan yang dapat menghasilkan citra publik yang menguntungkan dan meningkatkan tingkat investasi keuangan bagi perusahaan, 6 konsep yang telah dirumuskan dapat dikomunikasikan dan dipahami oleh karyawan.

3.3.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Pearce dan Robinson 2008 lingkungan eksternal adalah faktor- faktor di luar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan, arah dan tindakan, struktur organisasi, dan proses internal perusahaan. Perubahan dalam 7 http:www.bloggergarsel.com201005pengertian-visi-dan-misi-serta-beberapa-contoh-visi-dan- misi-perusahaan diakses tanggal 28 Juli 2011 22 kekuatan eksternal dapat menjadi perubahan dalam permintaan konsumen akan produk dan jasa industrial dan konsumen. Kekuatan eksternal mempengaruhi jenis produk yang dikembangkan, hakikat promosi dan strategi segmentasi pasar, jenis jasa yang ditawarkan dan pilihan bisnis yang akan dibeli atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor. Peluang dan ancaman sebagian besar terjadi di luar kendali suatu perusahaan. Aspek utama dalam manajemen strategis adalah perlunya suatu perusahaan merumuskan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan meminimalkan dampak dari ancaman eksternal. Dalam membantu suatu keberhasilan manajemen strategi tersebut, identifikasi, pengawasan, dan evaluasi peluang sangat penting dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hubungan antara kekuatan-kekuatan eksternal utama dengan organisasi dapat dilihat dari Gambar 3. Gambar 3. Hubungan Antara Kekuatan-Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi Sumber : David, 2009 • Kekuatan Ekonomi • Kekuatan sosial budaya, demografis, dan lingkungan • Kekuatan politik, Pemerintahan, dan Hukum • Kekuatan teknologi • Kekuatan Kompetitif 9 Pesaing 9 Pemasok 9 Distributor 9 Kreditor 9 Konsumen 9 Karyawan 9 Masyarakat 9 Manager 9 Para Pemangku Kepentingan 9 Serikat Buruh 9 Pemerintah 9 Asosiasi Dagang 9 Kelompok Kepentingan Khusus 9 Produk 9 Jasa 9 Pasar 9 Lingkungan Hidup Peluang dan Ancaman Suatu Organisasi 23 Kekuatan-kekuatan external forces dapat dibagi menjadi lima kategori luas David, 2009 yaitu: 1 kekuatan ekonomi, 2 kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan, 3 kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, 4 kekuatan teknologi, 5 kekuatan kompetitif.

3.3.2.1. Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya. Menurut Pearce dan Robinson 2008, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan kredit, tingkat pendapatan bersih sesudah pajak dan kecenderungan konsumsi, suku bunga utama, tingkat inflasi dan tren pertumbuhan produk nasional bruto.

3.3.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang sangat besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Organisasi- organisasi kecil, besar, laba, dan nirlaba di semua industri pasti akan mendapatkan peluang dan ancaman yang muncul akibat dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografis, dan lingkungan. Tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi David, 2009. Tren-tren baru ini menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan akan menciptakan kebutuhan akan produk, jasa dan strategi yang berbeda pula.

3.3.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum

Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam merumuskan strategi perusahaannya. Pemerintah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Perubahan- 24 perubahan dalam hukum paten, undang-undang antitrust Undang-undang yang menentang penggabungan industri-industri, tarif pajak, dan aktifitas lobi dapat memberi pengaruh signifikan pada perusahaan. Kesalingketergantungan global yang semakin meningkat di kalangan ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan akan dampak potensial dari variabel-variabel politik dalam perumusan dan penerapan strategi kompetitif perusahaan.

3.3.2.4. Kekuatan Teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak yang dramatis terhadap organisasi. Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor politik menentukan parameter-parameter hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi. Batasan politik yang dikenakan pada perusahaan biasanya diberlakukan melalui keputusan perdagangan yang adil, undang-undang antimonopoli, program pajak, aturan upah minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, penambahan administrasi, dan berbagai tindakan lain yang ditujukan untuk melanjutkan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. Kekuatan teknologi mempresentasikan peluang dan ancaman besar dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi bisa secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran, dan kompetitif organisasi.

3.3.2.5. Kekuatan Kompetitif

Salah satu bagian penting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas peluang, ancaman, tujuan, dan strategi perusahaan. Menurut Porter 1980, persaingan dalam suatu industri berakar pada struktur ekonomi yang mendasarinya dan berjalan di luar perilaku pada lima kekuatan persaingan pokok. Hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan di suatu industri tertentu dapat dipandang 25 sebagai perpaduan dari lima kekuatan dan digambarkan secara sederhana pada Gambar 4 David, 2009 :

1. Persaingan Antarperusahaan Saingan

Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya jika perusahaan tersebut menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan kapabilitas, ketika permintaan akan produk industri menurun, ketika potongan harga yang lazim. 2 . Potensi Masuknya Pesaing Baru Hambatan bagi masuknya perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik-trik praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan serangan balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu, dan potensi penyaringan pasar.

3. Potensi Pengembangan Produk-Produk Penganti

Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar.

4. Daya Tawar Pemasok

Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Semakin banyak industri, penjual menjalin kemitraan strategis dengan pemasok terpilih dalam upaya untuk: 1 mengurangi biaya persediaan dan logistik, 2 mempercepat ketersediaan komponen generasi selanjutnya, 3 meningkatkan kualitas onderdil dan komponen