commit to user 15
moral  dalam  sikap  dan  tingkah  laku  para  tokoh  sesuai  dengan  pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca
diharapkan  dapat  mengambil  hikmah  dari  pesan-pesan  moral  yang  disampaikan, yang  diamanatkan  2005:  321.  Dari  suatu  cerita  dapat  diambil  suatu  pesan  atau
kesan yang disebut amanat. Dalam amanat dapat dilihat pandangan dari pengarang mengenai kehidupan yang terdapat dalam karya sastranya. Agar makna dan tujuan
karya sastra dapat dipahami secara keseluruhan. Dari  penjelasan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  amanat  dalam  karya
sastra  adalah  pesan  atau  ajaran  moral  yang  ingin  disampaikan  kepada  pembaca oleh  pengarang  dalam  karya  sastra  tentang  pandangan  hidupnya  terhadap
masyarakat.
Pendekatan  struktural  yang  meliputi  tema,  alur,  penokohan,  latar  dan amanat  merupakan  satu  langkah  awal  untuk  melakukan  penelitian  karya  sastra
sebelum  melakukan  pendekatan  selanjutnya.  Diharapkan  melalui  analisis struktural  dapat  diketahui  keterkaitan  antar  unsur  intrinsik  yang  meliputi  tema,
alur, penokohan, latar dan amanat  yang membangun sebuah karya sastra  sebagai kesatuan  yang  utuh.  Untuk  itu  dalam  sebuah  karya  sastra  diperlukan  hubungan
antarunsur yang dapat menentukan makna dan nilai seni sebuah karya sastra.
B. Pendekatan Kritik Sastra Feminis
Kritik sastra merupakan kegiatan atau perbuatan mencari dan menentukan nilai  karya  sastra  lewat  pemahaman  dan  penafsiran  yang  sistematik  yang
dinyatakan  dalam  bentuk  tertulis  Andre  Hardjana,  1991:  25.  Kritik  sastra  yang
commit to user 16
dapat  menjalankan  fungsinya  dengan  baik  adalah  kritik  sastra  yang  disusun  atas dasar  keinginan  untuk  memperbaiki  mutu  karya  sastra  dan  mutu  khalayak
pembaca, kritik sastra yang disusun atas dasar pendekatan dan metode kerja yang jelas  dan  dapat  dipertanggungjawabkan.  Kritik  sastra  yang  dilahirkan  oleh
pengeritik  yang  mempunyai  rasa  tanggung  jawab  moral  dan  intelektual disebabkan karena mereka mempunyai  minat  membaca dan menekuni  sastra dan
ilmu sastra. Karya  sastra  feminis  merupakan  karya  sastra  yang  menyoroti  kaum
perempuan tentang bagaimana kaum perempuan menghadapi permasalahan dalam hidupnya.  Kritik  sastra  feminis  merupakan  kritik  sastra  yang  lebih  rnenyorot
kepada  tradisi  sastra  yaitu  yang  berkenaan  dengan  wanita,  seperti  pengalaman wanita  yang  terangkap  di  dalamnya  serta  kemungkinan  adanya  cara  penulisan
khas wanita Laelasari dan Nurlaila, 2006: 145-146. Perempuan mempunyai cara tersendiri  untuk  mengekspresikan  diri  yang  berlawanan  dengan  cara  bagaimana
kaum  pria  menggambarkan  pandangan  mereka  melalui  bahasa  dan  wacana mereka. Partini Sardjono Pradotokusuma mengemukakan bahwa kritik feminis ini
adalah satu kritik sastra yang berusaha mendeskripsikan dan menafsirkan serta menafsirkan  kembali  pengalaman  perempuan  dalam  berbagai  karya  sastra
terutama dalam novel dan agak jarang dalam drama atau puisi 2005: 83. Kritik sastra  feminis  memberikan  penilaian  mengenai  bagaimana  kaum  perempuan
merasa, berpikir, dan bertindak serta bagaimana kaum perempuan pada umumnya menanggapi kehidupan yang terdapat di dalam sebuah karya sastra.
commit to user 17
Pada  umumnya  karya  sastra  menampilkan  tokoh  wanita  yang  berperan sebagai  tokoh  utama  maupun  bawahan.  Pandangan  wanita  antara  penulis  wanita
dan  laki-lakipun  berbeda-beda  dan  juga  antara  pembaca  wanita  dan  laki-laki. Semua itu masuk dalam hasrat  yang ingin dicapai dalam pendeketan kritik sastra
feminis. Pertama teori feminis berhasrat untuk mengkaji penulis-penulis wanita di masa silam dan untuk menunjukkan citra wanita karya sastra penulis-penulis pria
yang  menampilkan  wanita  sebagai  makhluk  yang  berbagai  cara  ditekan,  disalah tafsirkan,  serta  disepelekan  oleh  tradisi  patriarki  yang  dominan.  Dengan  begitu
seorang  wanita  tidak  mempunyai  kedudukan  di  mata  keluarganya.  Kedua  teori feminis  ini  menimbulkan  berbagai  ragam  cara  mengkritik  yang  kadang-kadang
terpadu  seperti  kritik  ragam  ideologis,  ginokritik,  kritik  sastra  feminis  sosialis, kritik sastra feminis psikoanalitik, dan kritik sastra feminis-etnik.
Kritik  sastra  feminis  terbagi  dalam  tiga  aliran  yaitu,  aliran  feminisme sosialis,  feminisme  liberalis  dan  feminisme  radikal.  Kritik  sastra  feminis  sosialis
yaitu  aliran  yang  membagi  kelas-kelas  masyarakat.  Pengkritik  feminis  mencoba mengungkapkan bahwa kaum wanita merupakan kelas masyarakat  yang tertindas
Djajanegara,  2000:  32.  Kritik  sastra  feminis  liberalis  yaitu  mengkaji  kreatifitas penulis  wanita.  Profesi  penulis  wanita  sebagai  suatu  perkumpulan  dan
perkembangan peraturan tradisi menulis wanita dan tulisan laki-laki. Karena para feminis  percaya  bahwa  penulis  wanita  biasanya  mengidentifikasikan  dirinya
dengan  memperlakukan  dirinya  pada  si  tokoh  wanita,  sedangkan  tokoh  wanita tersebut  pada  umumnya  merupakan  cerminan  penciptanya  Djajanegara,  2000:
33.  Kritik  sastra  feminis  radikal  menganggap  karya  sastra  sebagai  ungkapan
commit to user 18
tentang  cara  hidup  kita  dulu  dan  sekarang.  Tentang  bagaimana  kita  harus mengembangkan diri kita sendiri, bagaimana bahasa kita mengubah dan sekaligus
membebaskan  kita,  bagaimana  pemberian  julukan  merupakan  hak  prerogative kaum laki-laki sampai sekarang. Dan bagaimana kita sekarang dapat mulai sadar
dan  mampu  memberi  julukan  dan  akhirnya  dapat  memberikan  hidup  baru  lagi. Djajanegara, 2000: 30.
Pendekatan  kritik  sastra  feminis  mempunyai  beberapa  langkah  dalam penerapannya:
1. Mengidentifikasi satu tokoh wanita atau beberapa tokoh wanita di antaranya:
mencari kedudukan dalam masyarakat, mencari tujuan hidupnya, dan mencari watak serta perilaku yang digambarkan.
2. Meneliti  tokoh  lain,  terutama  tokoh  laki-laki  yang  berkaitan  dengan  tokoh
perempuan. 3.
Mengamati  sikap  penulis  karya  yang  sedang  kita  amati  Djajanegara,  2000: 51-53.
Dari  penjelasan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kritik  sastra  feminis adalah  kritik  sastra  yang  lebih  menyoroti  pada  tradisi  sastra  pada  khususnya
terutama  berkenaan  dengan  tokoh  wanita,  seperti  pengalaman  wanita  yang terungkap di dalamnya dan kemungkinan adanya penulisan khas wanita.
commit to user 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  bentuk  penelitian  kualitatif.  Penelitian  kualitatif menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis
kualitalifinya Sutopo, 2006: 48. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif  sebagai  prosedur  penelitian  yang  menghasilkan  data  deskriptif  dan
perilaku yang dapat diamati dalam Lexi J. Moleong, 2007: 3.
B. Sumber Data dan Data
1. Sumber Data
Sumber  data  primer  dalam  penelitian  ini  adalah  novel  karya  Trinil  S. Setyowati  yang berjudul Sarunge Jagung yang diterbitkan oleh Yayasan Sasmita
Budaya  Sragen  bulan  Mei  2005.  Sumber  data  sekunder  berasal  dari  informan yaitu pengarang novel Sarunge Jagung karya Trinil S. Setyowati, dan buku-buku
serta referensi  yang dapat menunjang proses penelitian seperti yang tampak pada daftar kepustakaan laporan penelitian ini.
2. Data
Data dalam penelitian ini adalah: a.
Data primer, yang dimaksud data primer dalam penelitian ini adalah data teks novel  Sarunge  Jagung  karya  Trinil  S.  Setyowati  atau  data  intrinsik  meliputi
tema, alur, penokohan, latarsetting dan amanat.
19