Climax mencapai titik puncak

commit to user 48 dirajut kembali. Salahmu sendiri, tidak usah kecewa lagi. Dalam batin Ratri berkecamuk.

d. Climax mencapai titik puncak

Pengarang mengambarkan titik puncak dari peristiwa dan masalah yang terjadi. Ratri sangat sedih sekali karena telah memutuskan hubungan dengan Wid sampai Ratri jatuh sakit dan mengharap Wid datang untuk menjenguk dan meminta Ratri kembali menjadi pacaranya. Hal ini memuncak ketika Wid datang kerumah Ratri untuk meminta Ratri menari di acara pernikahan Wid. Hati Ratri hancur dan sedih sekali karena mendengar langsung dari Wid, tetapi malah seolah-olah Ratri bersikap tenang. Kutipan: “Aku pingin awakmu nari karonsih kanggo mantenanku. Dadi kades teladhan diobrak-obrak wong ae dikongkon ndang rabi, he? Ya wis tak lakkoni ae, mompung onok sing gelem, kathik kabeh wis disiyapna kana, hare?” “Ratri koyok disamber bledheg rasane, awake lemes, kringete ambrol Tapi akinge digawe tenang, koyok gak ng reken ae.” hal: 100 Terjemahan: “Aku mau kamu menari untuk acara pernikahanku. Menjadi kades teladan diobrak-obrak banyak orang untuk disuruh menikah, ha? Ya sudah aku jalankan saja, mumpung ada yang mau, apalagi semua sudah dipersiapkan semua, hayo?” “Ratri seperti disambar petir hatinya, badannya lemas, keringatnya keluar Tetapi aktingnya dibuat tenang, seperti tidak memperhatikan saja.” Pada saat pernikahan Wid, Ratri datang untuk menari tapi pada saat memasukkan kalung melati pada leher Wid, Ratri jatuh pingsan, kemudian dibawa oleh temannya. Setelah sadar Ratri langsung pulang tanpa berpamitan, commit to user 49 pada saat di jalan Ratri malah ngebut karena dia ingin lepas dari bayang-bayang Wid. Kutipan: ”Ratri gak ngreken, gase dipol sak kuwate apa maneh iku jam sepoluh bengi dalan A. Yani wis rodok sepi. Ratri kepingin mecah bengi iku, mecah atine, ngorahi jiwane teka lelangenane ambek Wid. Ratri kepingin ngguwak kabeh perih atine, resik gasik uripe teka pengangen-angene arek lanang sing jenenge Merak Badra Waharuyung sing diceluki Mas Wad- Mas Wid iku.” hal: 102 Terjemahan: ”Ratri tidak menggubris, gas ditancap sekuatnya apalagi jam sepuluh malam jalan A. Yani sudah agak sepi. Ratri ingin memecah malam itu, mecah hatinya, membersihkan jiwanya dari pikirannya dengan Wid. Ratri berkeinginan membuang semua pedih hatinya, bersih hidupnya dari pikiran- pikiran anak lelaki yang bernama Merak Badra Waharuyung yang dipanggil Mas Wad- Mas Wid itu.”

e. Denoument tahap penyelesaian