commit to user 46
yang menyetir, karena bapaknya Ratri belum pandai mengendarai mobil. Sewaktu ke empat orang tersebut di dalam mobil semuanya tampak senang itu terlihat dari
raut muka yang selalu senyam-senyum entah apa yang membuat orang-orang yang berada di dalam mobil itu merasa senang mungkin sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dari peristiwa itu, alur selanjutnya dalam cerita ini agak meloncat tokoh Waskito seolah-olah sudah tidak ada lagi ini semakin membuat ceritanya
lebih menarik dan membuat pembaca bertanya-tanya bagaimana selanjutnya cerita ini.
c. Rising Action konflik mulai berkembang
Kondisi mencapai puncak sebagai klimaks dalam novel Sarunge Jagung terjadi ketika Ratri disuruh menari oleh Lurah Jemur untuk mengisi acara
penerimaan penghargaan dari kotamadya karena telah menang juara satu lomba penghijauan. Setelah acara selesai Ratri bertemu dengan seorang laki-laki yang
bernama Wid yang sebenaranya Wid itu adalah anak Lurah Jemur dan sebentar lagi menggantikan bapaknya. Dari pertemuan itu Ratri jatuh cinta dengan Wid
juga sebaliknya Wid juga suka dengan Ratri, kemudian mereka berpacaran selama satu setengah tahun.
Selama berpacaran selama satu setengah tahun Ratri dan Wid berjalan dengan lancar tapi kemudian Ratri memutuskan untuk tidak lagi berhubungan
dengan Wid, karena Ratri dan Wid sama sibuk dengan aktivitas masing-masing, Ratri yang sibuk pentas menari apalagi Wid mempunyai grup musik orkes
Melayu kalau setiap pentas Wid selalu ditemani oleh penyanyi wanita sehingga
commit to user 47
membuat Ratri cemburu. Keputusan ini malah membuat Ratri semakin tersiksa karena sebenarnya Ratri sangat suka dengan Wid.
Kutipan: ”Rasa tresna? Ratri gragapan maneh, ”Oh, Gusti, apa iki rasane aku
nduweni rasa tresna nang wong lanang?” batine Rtari. Tapi apa gak kasep? Wong Ratri wis kadung medhotna sesambungan? Lo lo lo lo lo...bok bok
bok...... Getun keduwung apa tambane, Rat? Lagek sakiki Ratri krasa sepi, gak onok seng ngalem, gak onok sing nggandheng, gak onok sing nggregetna
atine Ratri, gak onok sing digodhani.”hal: 98 Terjemahan:
”Rasa suka? Ratri kembai terbangun kembali, ”Oh, Tuhan, apa ini rasanya aku mempunyai rasa suka dengan seorang lelaki?” batinnya Ratri. Tapi apa
tidak terlanjur? Kalau Ratri sudah terlanjur memutuskan hubungan? Lo lo lo lo lo...bok bok bok bok...... Sudah terlajur kecewa apa obatnya, Rat? Baru
sekarang ini Ratri merasa kesepian, tidak ada yang memuji, tidak ada yang menggandeng, tidak ada yang bisa membuat greget hati Ratri, tidak ada yang
digoda.” Ratri semakin tersiksa setelah dia memutuskan hubungan dengan Wid,
sebenarnya di dalam hati Ratri yang paling dalam dia ingin kembali merakit hubungan dengan Wid tetapi nasi sudah menjadi bubur dan tidak bisa dulang
kembali. Kutipan:
”Eh Gendheng, bekne Ratri nglabrak awake dhewe. Wong wis dibuwak kok diarep-arep balike maneh, ya tangeh lamun, Rat Gak Ratri gak oleh ngarep-
arep sing enggak-enggak Uwong sing digugu apane? Lak ya cangkeme, se? Mangkene tah, nik wis pedhot, ya pedhot, gak usah didondomi maneh.
Salahmu dhewe, gak usah digetuni m
aneh. Batine Ratri umeg.” hal: 98-99 Terjemahan:
”Eh Gila, ternyata Ratri memarahi dirinya sendiri. Kalau sudah dibuang kok diharap-harap kembali lagi, ya tidak bakal bisa, Rat Gak Ratri tidak boleh
mengharap-harap yang tidak-tidak Orang itu yang dipercaya apanya? Ya bibirnya ucapannya, kan? Makanya, kalau sudah putus, ya putus, tidak usah
commit to user 48
dirajut kembali. Salahmu sendiri, tidak usah kecewa lagi. Dalam batin Ratri berkecamuk.
d. Climax mencapai titik puncak