commit to user 61
yang sudah punya suami suka terhadap Waskito meskipun dia seorang duda beranak satu, sebenarnya Waskito hanya mengasuh saja karena ayah dari anak
itu tidak mau bertanggung jawab.
e. Sunartiko
1. Portrayal of thought stream or of concious thought pengarang melukiskan
jalan pikiran pelaku atau yang melintas dalam pikirannya. Dengan jalan lain, pembaca akan dapat mengetahui watak pelaku.
Kutipan: “…Pas salaman ambek Rektore, ya calon maratuwa worung sing jenenge
Sunartiko iku Ratri ya biyasa ae, gak onok dheg-dhegane blas. Merga kait biyen Sunartiko iku wong biyasa, akor ambek sapa ae, gak sombung,
gawene nek mbek sapa ae omongane enak, gak tau atos. Pancen wong pinter temenan, wawasane luwas, sipat managerial apik, pokoke gak salah
Sunartiko iku dadi pimpinan. Gak koyok wedokane, malang kadhak gak ruh Jawane, rupane thok sing ayu kinyis-
kinyis koyok nyonyah Landa.” hal: 73
Terjemahan: “….Pada waktu bersalaman dengan Rektor, ya calon mertua yang tidak
jadi namanya Sunartiko itu Ratri ya biasa aja, tidak ada rasa deg-degan sama sekali. Karena sejak dari dulu Sunartiko itu orang biasa, akur dengan
siapa saja, tidak sombong, setiap berbicara dengan siapa saja enak, tidak pernah keras. Memang orang pintar beneran, berwawasan luas, sifat
sosialisanya bagus, pokoknya tidak salah kalau Sunartiko itu menjadi pimpinan. Tidak seperti istrinya, sombong tidak tahu kelakuan, wajahnya
saja yang begitu cantik menawan seperti nyonya orang Belanda”. Kutipan di atas terlihat jelas bahwa Sunartiko itu adalah seorang yang
ramah terhadap semua orang, bicaranya sopan, tidak sombong, dan berwawasan luas sehingga Sunartiko memang layak menjadi sosok seorang pemimpin.
f. Istri Sunartiko
commit to user 62
1. Pysical Description, pengarang secara langsung memberikan bentuk lahir
pelaku dan Portrayal of thought stream or of concious thought pengarang melukiskan jalan pikiran pelaku atau yang melintas dalam pikirannya. Dengan
jalan lain, pembaca akan dapat mengetahui watak pelaku. Kutipan:
“Maklum Uwong iku nik duwe dhuwik tapi gak gak ruh Jawane, gak melok sara, ya ngono iku, gak pokroh Senengane tuku panganan mateng,
saba restoran, gak jegos masak dhewe, ngalor ngidul tumpakane montor, gak tahu weruh sarane wong mancal becak, utawa ngelake wong bengok-
ben
gok golek penumpang.” “Kupinge gak tau ngrungokna swarane wong sara. Gak isok Bahasa
Inggris ae koleksi kasete lagu Barat kabeh, koyok Sariman, lagune No Koes ae, gak isok nolis ae kok ngalor ngidul ngesaki potelot pitu. Apa
yaiku sing jenenge jaman edan? Wis babahna tahlah. Slamete rupane kok ayu. Upama elek ngono bekna ya gak beja dirabi wong pinter koyok
Sunartiko.” hal: 47 Terjemahan:
“Maklum Orang itu apabila mempunyai uang banyak tapi tidak tahu aturan, tidak ikut merasakan susah, ya seperti itu kelakuaannya, tidak
terpuji Kesukaannnya membeli makanan yang siap saji, makan di restoran, tidak bisa memasak sendiri, kesana kemari naik kendaraan
bermotor, tidak pernah mau tahu kesengsaraan para tukang becak, atau hausnya kernet berteriak-teriak menca
ri penumpang.” “Telinganya tidak pernah mau mendengar suaranya orang yang kesusahan.
Tidak bisa berbahasa Inggris saja koleksi kasetnya lagu Barat semua. Seperti Sariman, lagune No Koes saja, tidak bisa menulis saja kok kesana
kemari dalam saku ada tujuh batang pensil. Apa itu yang dinamakan jaman edan? Sudah tidak usah dipikir. Untungnya wajahnya kok cantik.
Seumpama jelek pasti tidak beruntung diperistri orang pintar seperti
Sunartiko itu.’ Kutipan di atas mengambarkan bahwa istri dari Sunartiko sekaligus
sebagai ibunya Bagus itu adalah orang yang sombong tidak pernah tahu akan kesusahan orang lain hanya mementingkan dirinya sendiri. Memang dari segi
fisiknya mempunyai wajah yang cantik tapi dia hanya beruntung saja karena
commit to user 63
mempunyai wajah yang cantik kalau tidak mana mungkin dia diperistri oleh Sunartiko.
g. Tante Yani