Bentuk Hukum Bank Tugas dan Usaha Bank

b. Bank berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan Bank dengan prinsip syariah.

c. Bentuk Hukum Bank

Terdapat beberapa bentuk hukum bank di Indonesia yang mana mengacu pada jenis bank itu sendiri, maksudnya bahwa bentuk hukum dengan jenis bank umum dapat berbeda dengan bentuk hukum pada bank perkreditan rakyat, tetapi juga mungkin bisa sama. Pasal 21 Undang-undang Perbankan yang telah diubah mengatur perihal bentuk hukum bank, yaitu sebagai berikut: 1 Bentuk hukum suatu bank umum dapat berupa: a Perseroan Terbatas; b Koperasi; c Perusahaan Daerah. 2 Bentuk hukum suatu bank perkreditan rakyat dapat berupa salah satu dari: a Perusahaan Daerah; b Koperasi; c Perseroan Terbatas; d Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Bentuk ini dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi penyelenggaraan lembaga perbankan yang lebih kecil dari bank perkreditan rakyat, seperti bank desa, lumbung desa, badan kredit desa, dan lembaga-lembaga lainnya. 23 Adapun bentuk hukum dari kantor perwakilan dan kantor cabang yang berkedudukan di luar negeri mengikuti bentuk hukum kantor pusatnya.

d. Tugas dan Usaha Bank

1 Tugas Bank Secara umum, tugas bank yaitu antara lain: a Menyediakan safe custody terhadap dana pihak ketiga 23 Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi dalam Dinamika, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2000, hal. 162 b Menyediakan rekening-rekening untuk pihak nasabah c Bertindak sebagai agen untuk pungutan-pungutan tertentu d Untuk membayar cek yang ditarik naabah. Keempat tugas tersebut disimpulkan Lord Denning melalui suatu kasus yang sering menjadi rujukan, yaitu kasus United Domination Trust Ltd v. Kirwood 1996. Tugas dan tanggung jawab dari suatu bank dapat juga diperinci sebagai berikut: 24 a Menerima cash dan membayar dokumentasi yang mesti dibayar oleh nasabah seperti terhadap cek, pengiriman uang, bills of charge dan lain-lain instrument perbankan. b Membayar kembali uang nasabah yang ditempatkan di bank tersebut apabila diminta oleh pihak nasabah c Meminjamkan uang kepada nasabah d Menjaga kerahasiaan account nasabah dalam hubungan dengan kerahasiaan bank, kecuali apabila ditentukan lain oleh undang-undang e Jika pihak nasabah mempunyai dua rekening, maka ada kewajiban moral bagi bank untuk membuat rekening tersebut terpisah satu sama lain. f Jika rekening ditutup, maka bank harus mempunyai alasan yang reasonable untuk menutup rekening tersebut. 2 Usaha Bank Berdasarkan kepada pengertian dasar bank, yaitu sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang berlebih akan modal surplus of capital dalam bentuk simpanan untuk kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang kekurangan modal lack of capital dalam bentuk pinjaman, maka dapat digariskan bahwa usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok, yaitu: 25 24 Budi Untung, Op.Cit., hal. 16 25 Malayu Hasibuan, Op.Cit., hal. 5 a Denomination Divisibility Artinya bank menghimpun dana dari masyarakat yang berlebih akan modal yang masing-masing nilainya relative kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya sangat besar. Dengan demikian, bank dapat memenuhi permintaan kelompok masyarakat yang kekurangan akan modal yang membutuhkan dana tersebut dalam bentuk kredit. b Maturity Flexibility Artinya bank dalam menyelenggarakan bentuk-bentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro, rekening Koran, deposito berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan, dan sebagainya. Penarikan simpanan yang dilakukan kelompok masyarakat yang berlebih akan modal juga bervariasi sehingga ada dana bank yang mengendap. Dana yang mengendap inilah yang kemudian dipinjam oleh kelompok masyarakat yang kekurangan modal. c Liquidity Transformation Artinya dana yang disimpan oleh kelompok masyarakat yang berlebih akan modal kepada bank, umumnya bersifat likuid. Karena itu, kelompok masyarakat yang berlebih akan modal dapat dengan mudah mencairkannya sesuai dengan bentuk tabungannya. Untuk menjaga likuiditas, bank harus menjaga dan mengendalikan posisi likuiditasgiro wajjib minimumnya. Giro wajib minimum ini ditentukan oleh Bank Indonesia dengan memperhitungkan jumlah uang beredar agar seimbang dengan volume perdagangan Rumus Irving Fisher, yaitu MV=PT. Dengan seimbangnya jumlah uang beredar, diharapkan nilai tukar uang relatif stabil. d Risk Diversification Artinya bank dalam menyakurkan kredit kepada banyak pihak atau debitur dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga resiko yang dihadapi bank dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil. Berdasarkan keempat usaha pokok bank di atas, bank disebut juga sebagai Lembaga Kepercayaan. Undang-undang Perbankan juga memaparkan mengenai usaha bank, yang mana menggolongkan usaha bank tersebut ke dalam dua pembagian yang didasarkan pada jenis bank itu sendiri. Dalam Pasal 6 Undang-undang Perbankan, disebutkan usaha bank umum meliputi: a Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan. b Memberikan kredit c Menerbitkan surat pengakuan utang d Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: e Memindahkan uang bank untuk kepentingan sendiri maupun nasabah f Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya g Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga h Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga i Melakukan kegitan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak j Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. k Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat l Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. m Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 Undang-undang Perbankan, memaparkan pula mengenai kegiatan usaha lain yang dapat dilakukan oleh bank umum, yaitu: a Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia b Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia c Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. d Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. Adapun kegiatan usaha bank perkreditan rakyat yang diatur pada Pasal 13 Undang-undang Perbankan, yaitu: a Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu b Memberikan kredit c Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariaah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia d Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito danatau tabungan pada bank lain.

d. Sumber Dana ataupun Permodalan Bank Umum