Prinsip Pemberian Kredit Tinjauan Umum tentang Kredit Bermasalah Non Performing Loan

3. Prinsip Pemberian Kredit

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank kepada masyarakat harus dilandaskan pada beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut: 64 a Prinsip Kepercayaan Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa kata kredit yang berarti kepercayaan, mengindikasikan bahwa kredit yang diberikan mestilah selalu diikuti dengan adanya kepercayaan. Kepercayaan mana yang dimiliki kreditur akan kebermanfaatannya kredit yang disalurkan kepada debitur sekaligus pula kepercayaan akan kemampuan debitur dalam melakukan pelunasan kreditnya. b Prinsip Kehati-hatian Sesungguhnya dalam melakukan setiap hal, dituntut kehati-hatian berbuat di dalamnya, termasuk pula bank dalam menyalurkan kreditnya. Banyak didengar bahwa debitur masa kini jauh lebih cerdik dan debitur tidak selamanya berada dalam posisi yang lemah. 65 Prinsip kehati-hatian prudent merupakan salah satu bentuk konkretisasi dari prinsip kepercayaan. Di samping pula sebagai perwujudan dari prinsip prudent banking dari seluruh kegiatan perbankan. 64 Munir Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 21 65 Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank dan Nasabah Terhadap Produk Tabungan dan Deposito Suatu Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Deposan di Indonesia Saat ini, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 32 Guna mewujudkan prinsip kehati-hatian tersebut, maka berbagai usaha pengawasan dilakukan, baik oleh bank itu sendiri internal maupun oleh pihak luar external, dalam hal ini oleh pihak Bank Indonesia. Selain pengawasan, hal lain yang dilakukan untuk menegakkan prinsip kehati- hatian tersebut adalah dengan memperketat regulasi tentang perbankan. Demikian pula dengan keharusan adanya jaminan hutang dalam setiap pemberian kredit, yang sebenarnya juga mempunyai tujuan agar kredit diluncurkan secara hati-hati, sehingga ada jaminan bahwa kredit tersebut akan dibayar kembali oleh pihak debitur. c Prinsip 5 C Prinsip ini sering digunakan untuk menganalisis apakah calon debitur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan dalam hal pelunasan kredit yang diterimanya. Adapun prinsip 5 C tersebut terdiri atas, yaitu: 1 Character Kepribadian, dalam hal ini bank melakukan penilaian atas karakter kepribadianwatak dari calon debiturnya. Penilaian tersebut dapat dilihat dari apakah misalnya calon debitur berkelakukan baik, tidak terlibat tindakan- tindakan criminal, bukan seorang penjudi, pemabuk, serta tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya. 2 Capacity Kemampuan, penilaian yang didasarkan kepada kemampuan bisnis si calon debitur sehingga dapat diprediksi kemampuannya untuk meluasi hutangnya. Jika kemampuannya kecil, maka tidak layak diberikan kredit dalam skala besar. Demikian juga apabila trend bisnis nya sedang menurun, kecuali jika penurunan tersebut diketahui akibat kekurangan biaya. 3 Capital Modal, penilaian yang dilakukan melihat kepada permodalan yang dimiliki oleh calon debitur, oleh karena hal tersebut mempunyai korelasi langsung dengan tingkat kemampuan bayar kredit. 4 Condition of Economy Kondisi Ekonomi, kondisi perekonomian secara mikro maupun makro merupakan factor penting pula untuk dianalisis sebelum suatu kredit diberikan, terutama yang berhubungan langsung dengan bisnis calon debitur. Sebagai contoh, apabila bisnis calon debitur mencakup bidang yang selama ini diproteksi atau diberikan hak monopoli oleh pemerintah, kemudian terdapat perubahan dengan adanya pencabutan hak tersebut oleh pemerintah, maka pemberian kredit harus pula memperhatikan dampak dari perubahan tersebut. 5 Collateral Agunan, agunan memiliki posisi yang krusial dalam setiap penyaluran kredit yang ada. Hal tersebut disebabkan agunan memberikan kemudahan bagi kreditur untuk melakukan penyelesaian kredit apabila di kemudian hari timbul kredit bermasalah. Adapun Edy Putra, melalui teori The Four P’s of Credit Analysis, menambahkan mengenai ukuran yang dapat dipakai unutk menentukan apakah suatu permohonan kredit dapat dikabulkan atau tidak. Teori tersebut yaitu antara lain : 66 66 Edy Putra Tje’ Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Jogjakarta, Liberty, 1985, hal. 11-12 a Personality Pihak bank mencari informasi secara lengkap berupa data mengenai kepribadian si pemohon kredit, antara lain berkaitan dengan riwayat hidup, pengalamannya dalam berusaha, pergaulan dalam masyarakat, keadaan keluarga, hobby dan lain- lain. b Purpose Bank juga perlu mengetahui mengenai tujuan dari penggunaan kredit yang dimohonkan oleh pemohon kredit, apakah bersesuain dengan line of business kredit bank yang bersangkutan. c Prospect Dalam hal ini, bank harus melakukan kegiatan analisis terhadap bentuk usaha yang akan ataupun yang sedang dijalankan oleh pemohon kredit, sehingga dapat mengetahui peluang berhasilnya usaha tersebut ditinjau dari aspek ekonomi dan kebutuhan masyarakat. d Payment Bahwa dalam penyaluran kredit, adalah penting bagi bank mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan dari pemohon kredit terkait dengan pelunasan pokok utang serta bunga utang dan juga jangka waktu yang ditentukan.

4. Kredit Bermasalah Non Performing Loan