Pengertian tentang Kredit Tinjauan Umum tentang Kredit Bermasalah Non Performing Loan

3 Persero yang bergerak di sector tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus unutk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat 4 Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang untuk diprivatisasi.

B. Tinjauan Umum tentang Kredit Bermasalah Non Performing Loan

1. Pengertian tentang Kredit

Penggunaan kata kredit dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan sesuatu yang baru bagi masyarakat. Istilah tersebut tidak hanya dapat dijumpai pada masyarakat perkotaan, tetapi sudah merambah kepada masyarakat pedesaan. Istilah kredit pada dasarnya bukanlah merupakan kata asli dari Bahasa Indonesia, namun merupakan kata serapan dari Bahasa Latin, yaitu credere, yang berarti kepercayaan. 56 Kepercayaan tersebutlah yang menjadi landasan dilakukannya aktivitas berupa pinjam-meminjam uang. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur pada masa yang mendatang akan mampu memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan. Adapun Malayu Hasibuan memaparkan mengenai pembagian kepercayaan sebagai suatu prinsip dalam kredit, yaitu: 57 56 Thomas Suyatno, et al, Dasar-dasar Perkreditan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal.12 57 Malayu Hasibuan, Op.Cit., hal. 87 a. Kepercayaan murni, adalah jika kreditur memberikan kredit kepada debiturnya hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. b. Kepercayaan reserve, adalah jika kreditur memberikan kredit kepada debitur dengan kepercayaan, namun terdapat kekurangyakinan akan kemampuan debitur dalam melakukan pelunasan akan kredit yang diterimanya, sehingga kreditur meminta jaminan. Terkait dengan istilah kredit, Mariam Darrus Badrulzaman cenderung menggunakan istilah “perjanjian kredit bank”. 58 Pasal 1 angka 11 UU Perbankan memberikan pengertian mengenai kredit, yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Drs. OP. Simorangkir, kredit bersifat kooperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung resiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masa mendatang. 59 58 Mariam Darrus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Penerbit Alumni, Bandung, 1978, hal. 20 59 OP. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal. 100 Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kredit terdiri dari bebedapa unsur, yaitu: 60 a Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya yang dapat berupa uang, barang atau jasa, akan diterimanya kembali berupa kontra prestasi dari pihak penerima kredit dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang. b Waktu, merupakan suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima. c Degree of risk, merupakan tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. d Prestasi, merupakan objek kredit yang dapat berupa uang, barang atau jasa. Adapun Veithzal Rivai bersama dengan Andria Permata Rivai menambahkan satu unsur dalam kredit, yaitu adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit kreditur dan penerima kredit debitur. Dimana hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. 61

2. Tujuan dan Fungsi Kredit