B. Bentuk dan Macam Perjanjian Internasional
Praktek pembuatan perjanjian antara negara-negara selama ini telah melahirkan berbagai bentuk terminologi perjanjian internasional yang kadang kala
berbeda pemakaiannya menurut negara, wilayah, maupun jenis perangkat internasionalnya.
Suatu terminologi perjanjian internasional digunakan
berdasarkan permasalahan yang diatur dan dengan memperhatikan keinginan para pihak pada perjanjian tersebut dan dampak politisnya terhadap mereka.
112
Perjanjian Internasional sebagai sumber formal hukum internasional dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
113
1. Berdasarkan isinya
a. Segi politis, seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian.
b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bentuan keuangan.
c. Segi hukum.
d. Segi batas wilayah.
e. Segi kesehatan.
2. Berdasarkan prosestahapan pembuatannya
a. Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan,
penandatanganan, dan ratifikasi. b.
Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan.
112
Boer Mauna, Pengertian peranan dan fungsi dalam Era dinamika Global, Bandung:Alumni, 2005. Hal. 89.
113
“Perjanjian Internasional”, http:renggap.co.cc
, terakhir kali diakses tanggal 9 Januari 2011.
3. Berdasarkan subjeknya
a. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang
merupakan subjek hukum internasional. b.
Perjanjian internasional antara negara dan subjek hukum internasional lainnya.
c. Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara, yaitu
organisasi internasional lainnya. 4.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat a.
Perjanjian bilateral, adalah perjanjian yang diadakan oleh dua pihak. Bersifat khusus treaty contract karena hanya mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan kedua negara saja. Perjanjian ini bersifat tertutup, yaitu menutup kemungkinan bagi pihak lain untuk turut dalam
perjanjian tersebut. b.
Perjanjian multilateral, adalah perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak, tidak hanya mengatur kepentingan pihak yang terlibat dalam
perjanjian, tetapi juga mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka yaitu member kesempatan bagi negara lain
untuk turut serta dalam perjanjian tersebut, sehingga perjanjian ini sering disebut law making treaties.
5. Berdasarkan fungsinya
a. Law Making Treaties perjanjian yang membentuk hukum, adalah suatu
perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah
hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan bersifat multilateral.
b. Treaty Contract perjanjian yang bersifat khusus, adalah perjanjian yang
menimbulkan hak dan kewajiban, yang hanya mengikat bagi negara- negara yang mengadakan perjanjian saja perjanjian bilateral.
Bentuk dan istilah perjanjian internasional antara lain adalah:
114
a. Konvensi Covenant
Istilah ini digunakan untuk perjanjian-perjanjian resmi yang bersifat multilateral, termasuk perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh lembaga dan
organisasi internasional, baik yang berada di bawah PBB maupun yang independen berdiri sendiri
b. Protokol
Bisa termasuk tambahan suatu konvensi yang berisi ketentuan-ketentuan tambahan yang tidak dimasukkan dalam konvensi, atau pembatasan-
pembatasan oleh negara penandatangan. Protokol juga dapat berupa alat tambahan bagi konvensi, tetapi sifat dan pelaksanaannya bebas, dan tidak
perlu diratifikasi. Ada juga protokol sebagai perjanjian yang sama sekali berdiri sendiri independen.
c. Persetujuan agreement
Persetujuan agreement biasanya bersifat kurang resmi dibanding perjanjian atau konvensi. Umumnya persetujuan agreement digunakan untuk
persetujuan-persetujuan yang ruang lingkupnya lebih sempit atau yang
114
Lies Sulistianingsih, “Perjanjian Internasional Dalam Sistem Perundang-undangan Nasional”,
http:msofyanlubis.wordpress.com , terakhir kali diakses tanggal 9 Januari 2011.
sifatnya lebih teknis dan administratif, dan pihak-pihak yang terlibat lebih sedikit dibandingkan konvensi biasa. Persetujuan agreement cukup
ditandatangani oleh wakil-wakil departemen Pemerintahan dan tidak perlu diratifikasi.
d. Arrangement
Hampir sama dengan persetujuan agreement, umumnya digunakan untuk hal-hal yang sifatnya mengatur dan temporer.
e. Statuta
Bisa berupa himpunan peraturan-peraturan penting tentang pelaksanaan fungsi lembaga internasional. Statuta juga bisa berupa himpunan peraturan-peraturan
yang dibentuk berdasarkan persetujuan internasional tentang pelaksanaan fungsi-fungsi suatu institusi lembaga khusus dibawah pengawasan lembaga
badan-badan internasional. Dapat juga statuta sebagai alat tambahan suatu konvensi yang menetapkan peraturan-peraturan yang akan diterapkan.
f. Deklarasi
Istilah ini berarti : i
Perjanjian yang sebenarnya ii
Dokumen tidak resmi, yang dilampirkan pada suatu perjanjian iiiPersetujuan tidak resmi tentang hal yang kurang penting
iv Resolusi oleh Kofrensi Diplomatik
g. Mutual Legal Assistance
Perjanjian yang diadakan antara dua negara atau lebih dalam rangka memberikan bantuan yang bersifat untuk saling membantu.
C. Pembuatan Perjanjian Internasional