Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab

d. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal terbatas dengan masa berlaku 2 dua tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan e. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan terhitung sejak izin tinggal tetap diberikan.

4. Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab

Menurut Pasal 14 UUPM, setiap penanam modal berhak mendapat: 75 a. kepastian hak, hukum, dan perlindungan; b. informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya; c. hak pelayanan; dan d. berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam UUPM menyebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban: 76 a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Maksudnya disini adalah bahwa peningkatan peran penanaman modal tersebut harus tetap dalam koridor kebijakan pembangunan nasional yang direncanakan dengan tahap memperhatian kestabilan 75 Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 76 Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. makro ekonomi dan keseimbangan ekonomi antarwilayah, sektor, pelaku usaha, dan kelompok masyarakat, mendukung peran usaha nasional, serta memenuhi kaidah tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance. 77 b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. 78 c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal. Laporan kegiatan penanam modal yang memuat perkembangan penanaman modal dan kendala yang dihadapi penanam modal disampaikan secara berkala kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di bidang penanaman modal. 79 d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal. 77 Pither Ponda Barany, “Aspek Yuridis Penanaman Modal”, http:advokatpitherponda.blogspot.com , terakhir kali diakses tanggal 2 Februari 2011. 78 Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 79 Penjelasan Pasal 15 huruf c Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Hal ini dilakukan agar dapat menjadi instrumen untuk meminimalisir potensi konflik yang sering terjadi antara pihak investor dengan masyarakat setempat yang berakibat pada kurang kondusifnya pihak investor dalam melakukan aktivitasnya. 80 e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Maksudnya disini adalah bahwa dalam pelaksanaan penanaman modal harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Termasuk pula pengawasan penggunaan fasilitas fiskal serta melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang dilakukan perusahaan. 81 Selanjutnya, setiap penanam modal bertanggung jawab: 82 a. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan b. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan c. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup e. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja 80 Taqwaddin, ”Aspek Hukum Pertambangan di Aceh”, www.greenaceh.wordpress.com , terakhir kali diakses tanggal 4 Februari 2011. 81 “Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal”, www.forum-penanaman- modal.blogspot.com , terakhir kali diakses tanggal 4 februari 2011. 82 Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. f. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Penyelesaian Sengketa

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Persetujuan Antara Republik Indonesia Dan Hong Kong Special Administrative Region Di Bidang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana

0 48 150

Analisis Yuridis Mengenai Bilateral Investment Treaties (Bits) Antara Indonesia Dengan Qatar (Studi Terhadap Peraturan Presiden No. 84 Tahun 2007 Tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peni

7 136 114

Analisis Yuridis Tentang Problematika Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 36 Tahun 2005 Dan Peraturan Presiden RI No. 65 Tahun 2006

4 120 116

Kasus Nirmala Bonat dan Implikasinya Terhadap Pembentukan MoU Mengenai Penempatan TKI antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia

8 60 45

Persepsi Pejabat Daerah Mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Analisa Birokrasi di Kabupaten Sumenep)

0 6 2

Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011

1 20 139

Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011

1 48 139

View of Aspek Yuridis Renegosiasi Kontrak Karya di Indonesia (Studi Mengenai Kontrak Karya Antara Pemerintah Republik Indonesia Dengan PT. Freeport Indonesia)

1 0 19

7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja 20171025020652

1 2 22

2OO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia" Tahun

0 0 7