Tindakan-Tindakan Yang Dilarang KETENTUAN MENGENAI BILATERAL INVESTMENT TREATIES BITs

11 pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen, pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek, dan pembayaran hak atas kekayaan intelektual; dan 12 hasil penjualan aset sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Kemudian dalam pasal 9 juga menyebutkan tentang hal adanya tanggung jawab hukum yang belum diselesaikan oleh penanam modal, yaitu: 172 a. penyidik atau Menteri Keuangan dapat meminta bank atau lembaga lain untuk menunda hak melakukan transfer danatau repatriasi; dan b. pengadilan berwenang menetapkan penundaan hak untuk melakukan transfer danatau repatriasi berdasarkan gugatan. Sesuai dengan undang-undang dan peraturan pajaknya, masing-masing pihak harus berusaha untuk memberikan keadilan dan kewajaran dalam penerapan pajak pada penanaman modal oleh penanam modal dari pihak lain. 173

C. Tindakan-Tindakan Yang Dilarang

Tindakan-tindakan yang dilarang ini tercantum dalam Pasal 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal, yang menyatakan bahwa masing-masing pihak tidak boleh melakukan tindakan pengambil-alihan, nasionalisasi, atau segala bentuk pencabutan hak milik lainnya, 172 Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 173 Pasal 8 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. yang memiliki akibat yang serupa dengan nasionalisasi atau pengambil-alihan, terhadap penanaman modal dari penanam modal pihak lain kecuali sesuai kondisi- kondisi sebagai berikut: 174 a. tindakan-tindakan yang dilakukan untuk kepentingan hukum atau umum dan dilakukan melalui proses hukum b. tindakan tidak berdasarkan diskriminasi Nasionalisasi dalam hal ini merupakan suatu proses dimana negara mengambil alih kepemilikan suatu perusahaan milik swasta atau asing. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Selain itu, para pegawainya menjadi pegawai negeri. 175 174 Pasal 3 ayat 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. Istilah nasionalisasi paling tidak mencakup tiga pengertian “Konfiskasi”; “Onteigening” dan “Pencabutan Hak”. L. Erades memberikan arti nasionalisasi, yakni suatu peraturan dengan mana pihak penguasa memaksakan semua atau segolongan tertentu untuk menerima dwingt te godegen, bahwa hak-hak mereka atas semua atau beberapa macam benda tertentu beralih kepada negara. Dengan demikian nasionalisasi adalah suatu cara peralihan hak dari pihak partekelir kepada negara secara paksa. Dalam rangka tinjauan tersebut, maka nasionalisasi dipandang sebagai “Species” dari “Genus” pencabutan hak Onteigening. Berkaitan dengan ketentuan di atas berarti setiap ada “onteigening” pada prinsipnya harus diikuti dengan “ganti rugi”. Sementara itu jika tidak disertai dengan ganti rugi maka dia 175 “Nasionalisasi”, http:id.wikipedia.org , terakhir kali diakses tanggal 16 Februari 2011. dapat disebut dengan konfiskasi”. Konfiskasi ini mirip dengan pencabutan hak semacam onteigening, tetapi dengan corak khusus tanpa ganti rugi. 176 Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal juga mengatakan bahwa Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan penanam modal, kecuali dengan undang-undang. 177 Jika Pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan, maka Pemerintah akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan harga pasar. 178 Jika di antara kedua belah pihak tidak tercapai kesepakatan tentang kompensasi atau ganti rugi tersebut, maka penyelesaiannya dilakukan melalui arbitrase. 179 Kemudian, tindakan yang disertai ketentuan pembayaran ganti rugi secara cepat dan memadai dan efektif. Besarnya ganti rugi harus sesuai dengan nilai harga pasar yang pantas bagi penanaman modal yang diambil alih pada saat mengambil alihan atau pemberitahuannya dan harus dinilai menurut kondisi ekonomi yang sehat yang berlaku sebelum ancaman pengambil-alihan, sebagaimana disetujui bersama antara para pihak. Ganti rugi harus dibayar tanpa penundaan dan memperoleh transfer secara bebas, dan harus menghasilkan bunga dari tanggal pengambil-alihan hingga tanggal pembayaran yang diperhitungkan 176 Budiman Ginting, Hukum Investasi, Medan:Pustaka Bangsa Press, 2007, hal. 48. 177 Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 178 Pasal 7 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 179 Pasal 7 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. menurut tingkat suku bunga yang berlaku di wilayah dimana, penanaman modal dilaksanakan. 180 Dalam hal penanaman modal salah satu pihak mengalami kerugian di wilayah pihak lain sebagai akibat perang atau beberapa konflik bersenjata lainnya atau kerusuhan sipil atau beberapa peristiwa serupa lainnya, bahwa pihak tersebut harus menawarkan penanam modal dari pihak lain suatu perlakuan yang tidak kurang menguntungkan dari yang dinikmati oleh penanam modal dari negara sahabat menurut prosedur-prosedur pihak tersebut yang diambil berkaitan dengan kerugian yang dialami dalam penanaman modal tersebut. 181 Dalam pelaksanaan nasionalisasi oleh suatu negara terhadap hak milik atau benda-benda yang berkaitan dengan suatu perusahaan asing di negara yang hendak melakukan tindakan hukum nasionalisasi harus memperhatikan prinsip ”teritorialiteit”. Artinya objek yang akan dinasionalisasi berada di dalam batas- batas teritorial negara yang melakukan nasionalisasi. 182 Kebijakan pemerintah dalam melakukan tindakan nasionaliasi terhadap perusahaan asing adalah salah satu upaya pemerintah untuk meredam amarah rakyat, dan bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan ekonomi rakyat. Tindakan nasionalisasi merupakan perbuatan hukum yang bersifat politis yang dalam praktek hukum kenegaraan sering disebut dengan politik hukum. 180 Pasal 3 ayat 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. 181 Pasal 3 ayat 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. 182 Budiman Ginting, op.cit, hal. 49. Kebijakan ini diambil dengan maksud agar negara-negara tujuan investasi dapat membangun kembali struktur perekonomiannya akibat dominasi modal asing. 183

D. Penyelesaian Sengketa

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Persetujuan Antara Republik Indonesia Dan Hong Kong Special Administrative Region Di Bidang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana

0 48 150

Analisis Yuridis Mengenai Bilateral Investment Treaties (Bits) Antara Indonesia Dengan Qatar (Studi Terhadap Peraturan Presiden No. 84 Tahun 2007 Tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peni

7 136 114

Analisis Yuridis Tentang Problematika Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 36 Tahun 2005 Dan Peraturan Presiden RI No. 65 Tahun 2006

4 120 116

Kasus Nirmala Bonat dan Implikasinya Terhadap Pembentukan MoU Mengenai Penempatan TKI antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia

8 60 45

Persepsi Pejabat Daerah Mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Analisa Birokrasi di Kabupaten Sumenep)

0 6 2

Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011

1 20 139

Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011

1 48 139

View of Aspek Yuridis Renegosiasi Kontrak Karya di Indonesia (Studi Mengenai Kontrak Karya Antara Pemerintah Republik Indonesia Dengan PT. Freeport Indonesia)

1 0 19

7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja 20171025020652

1 2 22

2OO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia" Tahun

0 0 7