Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK akan menerbitkan peraturan yang dapat meningkatkan perlindungan terhadap
investor. Penetapan standar operasi dan kontrak investasi bagi investor menjadi fokus utama. Pembahasan peraturan ini akan menitikberatkan pada perlindungan
nasabah. Peraturan perlindungan nasabah akan dipadukan dengan peraturan Self Regulatory Organizations SRO. Perlindungan terhadap investor ini diperlukan
karena selama ini banyak hak dan kewajiban serta aturan-aturan yang seharusnya disebarkan kepada pelaku pasar, namun nasabah kadang tidak mengetahui.
Akibatnya, ketika terjadi masalah, nasabah merasa tertipu karena tidak mengetahui akibat aksi investasi mereka. Terkait perlindungan nasabah,
Bapepam-LK juga memberikan standar dan kualitas pelaku pasar atau anggota bursa. Pengaturan tersebut difokuskan pada empat hal, yakni kualitas pelaku,
manajemen risiko, produk dengan risiko terkendali serta aspek legal. Tuan dari pengaturan ini adalah untuk meminimalkan kerugian, walaupun resiko investasi
juga tetap ada.
96
2. Nasionalisasi
Nasionalisasi merupakan suatu tindakan Pemerintah host country yang mengambilalih perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal
asing.
97
96
Arinto Tri Wibowo Anda Nurlaila, ”Bapepam Fokuskan Perlindungan Investor”,
Masalah nasionalisasi sangat erat kaitannya dengan kedaulatan negara. Negara yang berdaulat tentunya menjadi pelindung utama dari kepentingan umum
http:bisnis.vivanews.com , terakhir kali diakses tanggal 8 Januari 2011.
97
“Hukum Penanaman Modal”, www.wordpress.com
, terakhir kali diakses tanggal 11 Januari 2011.
di negara bersangkutan termasuk kesejahteraannya. Jadi perusahaan-perusahaan modal asing yang ada di wilayah suatu negara yang berdaulat dapat saja
dinasionalisasi jika kepentingan negara ini menghendakinya.
98
Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasipencabutan hak milik secara menyeluruh atas perusahaan-perusahaan modal asing atau tindakan-
tindakan yang mengurangi hak menguasai atau mengurus perusahaan yang bersangkutan, kecuali jika dengan undang-undang dinyatakan kepentingan negara
menghendaki tindakan demikian. Jika diadakan tindakan seperti tersebut maka Pemerintah wajib memberikan kompensasiganti rugi yang jumlah, macam dan
cara pembayarannya disetujui oleh kedua belah pihak sesuai dengan asas-asas hukum internasional yang berlaku. Apabila antara kedua belah pihak tidak
terdapat persetujuan mengenai jumlah, macam dan cara pembayaran kompensasi tersebut, maka akan diadakan arbitrasi yang putusannya mengikat kedua belah
pihak. Untuk menjamin ketenangan bekerja modal asing yang ditanam di Indonesia, maka akan ditetapkan bahwa Pemerintah tidak akan melakukan
nasionalisasi terhadap perusahaan modal asing, kecuali jika kepentingan negara menghendakinya. Tindakan demikian itu hanya dapat dilakukan dengan Undang-
Undang serta dengan pemberian kompensasi menurut prinsip-prinsip Hukum Internasional.
99
98
“Masalah Nasionalisasi Dalam Penanaman Modal Asing”, http:repository.unand.ac.id
, terakhir kali diakses tanggal 11 Januari 2011.
99
“Penanaman Modal Asing”, http:www.facebook.com
, terakhir kali diakses tanggal 11 Januari 2011.
BAB III PENGATURAN HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL DI
INDONESIA
A. Pengertian Perjanjian Internasional
Hubungan antara hukum nasional dan hukum internasional dalam sistem tata hukum merupakan hal yang sangat menarik baik dilihat dari sisi teori hukum
atau ilmu hukum maupun dari sisi praktis. Kedudukan hukum internasional dalam tata hukum secara umum didasarkan atas anggapan bahwa hukum internasional
sebagai suatu jenis atau bidang hukum merupakan bagian dari hukum pada umumnya. Anggapan ini didasarkan pada kenyataan bahwa hukum internasional
sebagai suatu perangkat ketentuan dan asas yang efektif yang benar-benar hidup dalam kenyataan sehingga mempunyai efektif dengan ketentuan dan asas pada
bidang hukum lainnya. Bidang hukum lainnya yang paling penting adalah bidang hukum nasional.
100
Perwujudan atau realisasi hubungan-hubungan internasional dalam bentuk perjanjian-perjanjian internasional, sudah sejak lama dilakukan oleh negara-
negara di dunia ini. Perjanjian-perjanjian tersebut merupakan hukum yang harus dihormati dan ditaati oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Tidaklah berlebihan
jika dikatakan, bahwa selama masih tetap berlangsungnya hubungan-hubungan antara bangsa-bangsa atau negara-negara di dunia ini, selala itu pula masih tetap
akan selalu muncul perjanjian-perjanjian internasional. Pasang surutnya
100
Pan Mohamad Faiz, “Proses Pengesahan Perjanjian Internasional Menjadi Undang- Undang Di Indonesia”,
http:jurnalhukum.blogspot.com , terakhir kali diakses tanggal 13
November 2010.