Bentuk-Bentuk Perlindungan yang Diberikan Kepada Para Pihak

B. Bentuk-Bentuk Perlindungan yang Diberikan Kepada Para Pihak

Agreement Between the Goverment of the Republic of Indonesia and the Goverment of the State of Qatar For the Promotion and Protection of Investment Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal merupakan suatu perjanjian bilateral yang ditandatangani di Doha, Qatar, pada tanggal 18 April 2000. Pembentukan kesepakatan antar dua Pemerintah tersebut didasarkan pada keinginan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antar dua negara khususnya mengenai penanaman modal oleh para penanam modal dari satu pihak di wilayah pihak lainnya. Kedua negara mengakui bahwa peningkatan dan perlindungan penanaman modal tersebut akan merangsang aliran modal dan teknologi antara dua pihak demi kepentingan pembangunan ekonomi. Juga mengakui bahwa perlakuan sama yang adil dalam penanaman modal diperlukan sekali untuk menjaga suatu kerangka yang stabil bagi penanaman modal dan memaksimumkan pemanfaatan sumber-sumber ekonomi. 161 Dalam Pasal 2 ayat 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal menyebutkan bahwa masing-masing pihak harus mendorong dan menciptakan iklim yang menguntungkan bagi penanam modal bagi pihak lain untuk menanamkan modal di wilayahnya, serta mengakui 161 Preambule Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. penanaman modal tersebut sesuai dengan undang-undang dan peraturan- peraturannya. 162 Selanjutnya dalam ayat 2 menyebutkan bahwa penanaman modal oleh penanam modal dari salah satu pihak setiap waktu harus selalu, diperlakukan secara wajar dan seimbang dan harus mendapat perlindungan dan keamanan yang memadai di wilayah pihak lain. 163 Kemudian sesuai dengan hukum dan peraturan dari para pihak yang berkaitan dengan keluar masuk, tinggal sementara dan mempekerjakan orang asing : 164 a. Warga negara dari salah satu pihak harus diperbolehkan untuk memasuki dan berada dalam wilayah pihak lain dan wilayah maritimnya untuk tujuan pendirian, pembangunan, pengurusan, atau pemberian saran mengenai pelaksanaan penanaman modal dimana warga negara atau penanam modal tersebut telah menanamkan modal atau sumber daya lainnya. b. Perusahaan-perusahaan yang didirikan secara sah sesuai undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku di salah satu pihak, dan dimana penanaman modal oleh penanam modal pihak yang lain, harus diperbolehkan untuk menggunakan tenaga teknis dan manajerial pilihannya, tanpa memperhatikan kewarganegaraan. 162 Pasal 2 ayat 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. 163 Pasal 2 ayat 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. 164 Pasal 2 ayat 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. Dalam ayat 4 juga diatur ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pada paragraf sebelumnya harus tidak mempengaruhi dalam hubungan dengan keistimewaan-keistimewaan yang diberikan oleh salah satu pihak kepada penanam modal dari negara ketiga dengan berdasar keikutsertaannya dalam beberapa persetujuan berikut: 165 a. persetujuan-persetujuan yang berhubungan dengan beberapa kesatuan pabean yang telah ada atau yang akan datang, kawasan perdagangan bebas, organisasi-organisasi ekonomi regional atau persetujuan- persetujuan internasional yang serupa. b. Persetujuan-persetujuan yang berkaitan sepenuhnya atau sebagian dengan perpajakan. Masing-masing pihak harus memperbolehkan, dalam lingkup perundang- undangan dan peraturannya mengenai penanaman modal asing, pihak lain semua transfer yang berhubungan dengan penanaman modal yang dibuat secara bebas dan tanpa penundaan yang tidak jelas ke dalam dan keluar wilayahnya. Transfer tersebut meliputi : 166 a. Pendapatan; b. Hasil dari penjualan atau likuidasi semua penanaman modal atau bagiannya; c. Ganti rugi menurut Pasal 3 dari perjanjian ini; 165 Pasal 2 ayat 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. 166 Pasal 4 ayat 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. d. Pembayaran kembali pinjaman dan bunga pinjaman yang berkaitan dengan penanaman modal; e. Gaji, upah dan pendapatan lain yang diterima oleh orang dari salah satu pihak terhadap pelayanan mereka bagi penanaman modal yang diperbolehkan di wilayah pihak lainnya; f. Pembayaran yang muncul dari suatu perselisihan penanaman modal. Transfer tersebut harus dilakukan dalam mata uang yang dapat dipertukarkan dan pada nilai tukar yang berlaku pada tanggal dilakukan transfer. 167 Jika dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, maka penanam modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan oleh penanam modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 168 Aset yang tidak termasuk aset merupakan aset yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai aset yang dikuasai oleh negara. 169 Ketentuan pada Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tidak mengurangi: 170 a. kewenangan Pemerintah untuk memberlakukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mewajibkan pelaporan pelaksanaan transfer dana; 167 Pasal 4 ayat 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal. 168 Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 169 Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 170 Pasal 8 ayat 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. b. hak Pemerintah untuk mendapatkan pajak danatau royalti danatau pendapatan Pemerintah lainnya dari penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. pelaksanaan hukum yang melindungi hak kreditor; dan d. pelaksanaan hukum untuk menghindari kerugian negara. Penanam modal diberi hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing, antara lain terhadap: 171 1 modal; 2 keuntungan, bunga bank, deviden, dan pendapatan lain; 3 dana yang diperlukan untuk: i pembelian bahan baku dan penolong, barang setengah jadi, atau barang jadi; atau ii penggantian barang modal dalam rangka melindungi kelangsungan hidup penanaman modal; 4 tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman modal; 5 dana untuk pembayaran kembali pinjaman; 6 royalti atau biaya yang harus dibayar; 7 pendapatan dari perseorangan warga negara asing yang bekerja dalam perusahaan penanaman modal; 8 hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal; 9 kompensasi atas kerugian; 10 kompensasi atas pengambilalihan; 171 Pasal 8 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 11 pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen, pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek, dan pembayaran hak atas kekayaan intelektual; dan 12 hasil penjualan aset sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Kemudian dalam pasal 9 juga menyebutkan tentang hal adanya tanggung jawab hukum yang belum diselesaikan oleh penanam modal, yaitu: 172 a. penyidik atau Menteri Keuangan dapat meminta bank atau lembaga lain untuk menunda hak melakukan transfer danatau repatriasi; dan b. pengadilan berwenang menetapkan penundaan hak untuk melakukan transfer danatau repatriasi berdasarkan gugatan. Sesuai dengan undang-undang dan peraturan pajaknya, masing-masing pihak harus berusaha untuk memberikan keadilan dan kewajaran dalam penerapan pajak pada penanaman modal oleh penanam modal dari pihak lain. 173

C. Tindakan-Tindakan Yang Dilarang

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Persetujuan Antara Republik Indonesia Dan Hong Kong Special Administrative Region Di Bidang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana

0 48 150

Analisis Yuridis Mengenai Bilateral Investment Treaties (Bits) Antara Indonesia Dengan Qatar (Studi Terhadap Peraturan Presiden No. 84 Tahun 2007 Tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Negara Qatar Mengenai Peni

7 136 114

Analisis Yuridis Tentang Problematika Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 36 Tahun 2005 Dan Peraturan Presiden RI No. 65 Tahun 2006

4 120 116

Kasus Nirmala Bonat dan Implikasinya Terhadap Pembentukan MoU Mengenai Penempatan TKI antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia

8 60 45

Persepsi Pejabat Daerah Mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Analisa Birokrasi di Kabupaten Sumenep)

0 6 2

Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011

1 20 139

Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011

1 48 139

View of Aspek Yuridis Renegosiasi Kontrak Karya di Indonesia (Studi Mengenai Kontrak Karya Antara Pemerintah Republik Indonesia Dengan PT. Freeport Indonesia)

1 0 19

7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja 20171025020652

1 2 22

2OO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia" Tahun

0 0 7