Karakteristik Selai Ubi Jalar dan Belimbing Wuluh

68

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Selai Ubi Jalar dan Belimbing Wuluh

Berdasarkan hasil penelitian, selai ubi jalar dan belimbing wuluh memiliki karakteristik hampir sama pada selai yang ada di pasaran, akan tetapi karakteristik yang dihasilkan berbeda-beda yang dihasilkan dari tiap kelompok yang meliputi rasa, aroma, warna, dam tekstur. Percobaan selai ubi jalar dan belimbing wuluh dilakukan dengan dua perlakuan untuk ketiga kelompok A, B dan C. Percobaan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dilihat dari aroma selainya memiliki perbedaan di kedua perlakuan, pada perlakuan pertama 50:50 aroma khas ubi jalar sedikit dan belimbing wuluh yang tajam pada ketiga kelompok tersebut dikarenakan penggunaan belimbing wuluh yang sama jumlahnya dengan ubi jalar sehingga aroma yang sangat menonjol pada selai tersebut yakni aroma belimbing wuluhasam. Sedangkan pada perlakuan kedua 60 :40 aroma khas ubi jalar yang menonjol dan belimbing wuluh yang sedikit pada ketiga kelompok tersebut dikarenakan penggunaan ubi jalar lebih banyak jumlahnya dibandingkan jumlah belimbing wuluh yang sedikit sehingga aroma yang sangat menonjol pada selai tersebut yakni aroma ubi jalar. Pada organoleptik untuk rasa selainya memiliki perbedaan di kedua perlakuan, pada perlakuan pertama 50:50 rasa yang dihasilkan pada kelompok A ubi jalar putih dan B ubi jalar orange sangat asam dan sedikit manis sedangkan untuk kelompok C ubi jalar ungu lebih asam. Hal tersebut dikarenakan rasa pada ubi jalar ungu setelah dikukus memiliki rasa yang sedikit pahit, berbeda dengan ubi putih dan orange bila dikukus rasa yang manis, Universitas Sumatera Utara terutama pada ubi jalar orange yang rasanya lebih manis dibandingakan kedua ubi jalar lainnya. Sedangkan pada perlakuan kedua 60:40 rasa yang dihasilkan pada kelompok A ubi jalar putih dan B ubi jalar orange sedikit asam dan manis, sedangkan untuk kelompok C ubi jalar ungu sedikit asam. Hal tersebut dikarenakan jumlah ubi jalar yang banyak dan penggunaan belimbing wuluh yang sedikit membuat rasa asamnya bekurang bila dibandingkan pada perlakuan pertama. Pada organoleptik untuk tekstur selainya memiliki persamaan di kedua perlakuan, yang membedakan hanya pada pada ketiga kelompok tersebut. Pada kelompok A ubi jalar putih dan C ubi jalar ungu tekstur yang dihasilkan sedikit kasar dibandingkan dengan kelompok B ubi jalar orange yang teksturnya halus. Hal ini disebabkan pada saat pengukusan ubi jalar selama 30 menit secara bersamaan khusus untuk ubi jalar putih dan ungu pada saat matang terlihat lebih padat dan sedikit keras biladalam kondisi ubinya dingin dan berbeda pada ubi jalar orange yang ketika matang dan dingin teksturnya lembek. Selanjutnya pada saat dihaluskannya ubi jalar tersebut dengan menambahkan takaran air yang sama untuk ketiga ubi jalar tersebut akan mengahasilkan tekstur yang haluslembut berbeda pada ubi jalar putih dan ungu tekstur yang dihasilkan sedikit kasar. Pada organoleptik untuk warna selainya memiliki perbedaan baik pada kedua perlakuan maupun untuk dua kelompok A dan B, berbeda dengan kelompok C warna yang dihasilkan sama di kedua perlakuan. Pada kelompok A 1 warna yang dihasilkan lebih tua dibandingkan dengan kelompok A 2 dikarenakan komposisi yang berbeda dan suhu pada saat pemasakan sama di kedua perlakuan yang membuat warna pada perlakuan I sedikit tua karena Universitas Sumatera Utara komposisi ubi jalar yang sedikit, berbeda dengan perlakuan kedua yang mengasilkan warna yang cerah dikarenakan jumlah ubi jalar lebih banyak dibandingkan belimbing wuluhnya begitupun sebaliknya untuk kelompok B yang membuat warnanya juga lebih tua pada perlakuan pertama dibandingkan pada perlakuan kedua yang waran selainya cerah. Sedangkan pada kelompok C warna yang dihasilkan tidak berbeda jauh pada kedua perlakuan tersebut dikarenakan waran ubi ungu yang gelap yang membuat tidak dapat dibedakan secara kasat mata.

5.2 Daya Terima Panelis