Hasil pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan mikroskopik

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Hasil identifikasi yang dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Jakarta terhadap sampel rumput laut merah yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput laut merah jenis Eucheuma spinosum. Hasil identifikasi rumput laut merah ini dari filum Rhodophyta, kelas Rhodophyceae, bangsa Gigartinales, suku Areschougiaceae, marga Eucheuma, jenis Eucheuma spinosum. Dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 56. 4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia

4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik

Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rumput laut merah jenis Eucheuma spinosum adalah berwarna coklat kemerahan, berbau khas dan berbentuk talus silindris, talus berujung runcing dan tumpul, percabangan berlawananan atau berselang-seling dan ditumbuhi nodulus tonjolan-tonjolan. Dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 58.

4.2.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia rumput laut merah terlihat adanya sel-sel parenkim berbentuk poligonal tidak beraturan yang berisi pigmen berwarna merah. dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 59. 4.2.3 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, penetapan kadar Universitas Sumatera Utara 32 abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rumput laut merah dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia rumput laut merah No Pengujian Hasil Pemeriksaan 1 Kadar air 9,43 2 Kadar sari larut air 26,15 3 Kadar sari larut etanol 2,29 4 Kadar abu total 16,97 5 Kadar abu tidak larut asam 1,55 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia rumput laut merah diperoleh kadar air 9,43, kadar sari larut air 26,15, kadar sari larut etanol 2,29, kadar abu total 16,97, dan kadar abu tidak larut asam 1,55. Kadar air dalam simplisia menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Kadar air yang lebih besar dari 10 dapat menjadi media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Penetapan kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan simplisia Depkes RI., 1985. Penetapan kadar sari larut air dilakukan untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam air polar. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam air seperti glikosida, karbohidrat dan protein. Penetapan kadar sari larut etanol untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam etanol, baik polar maupun non polar. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah glikosida, steroidtriterpenoid dan dalam jumlah sedikit yang larut yaitu lemak dan saponin Depkes RI., 1985. Kandungan sari larut air lebih tinggi daripada kadar sari larut etanol, karena senyawa yang bersifat polar lebih banyak larut di dalam pelarut air daripada etanol. Universitas Sumatera Utara 33 Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar zat anorganik yang terdapat pada simplisia, seperti mineral, natrium, kalsium, dan kalium. Penetapan kadar abu tidak larut asam dilakukan untuk mengetahui banyaknya zar pengotor dalam simplisia.

4.3 Hasil Ekstraksi Rumput Laut Merah