35
4.4.3 Hasil pengukuran pH sediaan
Hasil pengukuran pH sediaan krim ekstrak rumput laut merah dilakukan dengan menggunakan pH meter. Berikut data hasil pengukuran pH selama 12
minggu, dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Data pengukuran pH sediaan krim Formula
Waktu Penyimpanan minggu 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 F0
6,8 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,5 F1
6,4 6,4 6,4 6,2 6,3 6,3 6,2 6,2 6,0 6,0 5,9 5,9 5,9 F2
6,4 6,4 6,3 6,3 6,2 6,1 6,1 6,0 5,9 5,8 5,7 5,7 5,7 F3
6,3 6,3 6,3 6,2 6,1 6,1 6,0 5,9 5,8 5,7 5,7 5,6 5,6 F4
6,3 6,2 6,2 6,2 6,2 6,0 5.9 5,9 5,7 5,7 5,6 5,5 5,5 Keterangan:
F0 : Blanko dasar krim
F1 : Krim ekstrak rumput laut merah 2,5
F2 : Krim ekstrak rumput laut merah 5
F3 : Krim ekstrak rumput laut merah 7,5
F4 : Krim ekstrak rumput laut merah 10
Pengukuran pH sediaan dilakukan pada saat sediaan setelah selesai dibuat, kemudian diukur setiap minggu selama 12 minggu. Hasil pengukuran pH tiap
formula menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak rumput laut merah maka pH sediaan semakin rendah, namun perubahan tersebut masih
dalam standar persyaratan pH untuk sediaan krim yaitu antara pH 5-8 Balsam, 1972.
4.4.4 Hasil pengamatan stabilitas sediaan
Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dalam beberapa hal dengan suatu perubahan dalam penampilan fisik, warna, bau, rasa dan tekstur dari formulasi
tersebut. Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan
yang berbeda pada permukaan atau dasar emulsi.
Universitas Sumatera Utara
36 Oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi selama 3 bulan dan dianggap
sebagai stabilitas minimum yang harus dimiliki oleh suatu emulsi. Berikut data pengamatan stabilitas selama 90 hari dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Data hasil pengamatan terhadap kestabilan sediaan krim pada saat
sediaan selesai dibuat, hingga 90 hari
No Formula
Pengamatan Selesai
dibuat 7 hari
14 hari 21 hari
28 hari 90 hari
X y z x y z x y z x y z x y z x y z 1
F0 - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - -
2 F1
- - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- 3
F2 - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - -
4 F3
- - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- 5
F4 - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - -
Keterangan: F0 : Blanko dasar krim F1 : Krim ekstrak rumput laut merah 2,5
F2 : Krim ekstrak rumput laut merah 5 F3 : Krim ekstrak rumput laut merah 7,5
F4 : Krim ekstrak rumput laut merah 10 x : Perubahan warna
y : Perubahan bau z : Pemisahan fase
: Terjadi perubahan - : Tidak terjadi perubahan
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa masing-masing formula yang telah diamati selama 90 hari memberikan hasil yang baik yaitu tidak
mengalami perubahan warna, bau dan pemisahan fase. Hal ini menunjukkan bahwa krim ekstrak rumput laut merah stabil dalam penyimpanan. Gambar
sediaan krim setelah dibuat dan setelah disimpan selama 90 hari dalam suhu kamar dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman
68. Stabilitas dari suatu sediaan farmasi dapat dilihat dari ada tidaknya
perubahan warna, bau dan pH selama penyimpanan. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi jika bahan-bahan yang terdapat dalam sediaan tersebut
teroksidasi. Sediaan emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami creaming dan
Universitas Sumatera Utara
37 inversi. Creaming adalah terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana lapisan
yang satu mengandung butir-butir tetesan fase terdispersi lebih banyak daripada lapisan yang lain Martin, dkk., 2009. Inversi adalah peristiwa berubahnya tipe
emulsi dari tipe minyak dalam air ma menjadi air dalam minyak am atau sebaliknya Anief, 1997. Menurut Ansel 1989, suatu emulsi menjadi tidak
stabil akibat penggumpalan dari pada globul-globul dari fase terdispersi. Kerusakan juga dapat ditimbulkan oleh jamur atau mikroba, untuk mengatasi hal
tersebut dapat dilakukan dengan penambahan pengawet. Pengawet yang digunakan dalam formulasi krim ekstrak rumput laut merah adalah nipagin.
4.5 Hasil Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan