Keluarga Yang Tidak Memiliki Anak

58

3.3. Keluarga Yang Tidak Memiliki Anak

Saya pernah mengenal seorang perempuan, saya memangilnya Nanguda. Nanguda telah lama meninggal. Selama nanguda hidup nanguda tidak memiliki seorang anak dari pernikahan dengan suaminya yang hampir dua puluh tahun. Saya mengenal nanguda pada umur dua puluh tahun. Saat nanguda masih hidup nanguda sangat mengharapkan seoarang anak, meskipun hanya satu anak. Nanguda dan suaminya sudah pergi untuk memeriksakan keadaan mereka mengapa mereka tidak kunjung memiliki anak, tidak hanya pengobatan medis saja, tetapi juga pengobatan yang dilakukan oleh orang pintar yang dipercaya dapat mengobatidatu.Sudah banyak pengeluaran baik tenaga maupun materi yang dilakukan nanguda dengan suaminya untuk pengobatan tersebut tetapi tidak ada hasilnya. Saya sangat sering kerumah nanguda jika suaminya nanguda pergi kerja, suaminya bekerja sebagia guru SD pada saat itu. Nanguda sering bercerita, saya masih ingat apa yang dikatakan nanguda “seandainya nanguda punya anak, nanguda mau membelika baju buat kamu” mungkin kalau nanguda punya anak, anak nanguda sudah seumuran kamu sambil tersenyum. “yang nanguda takutkan kalau nanguda tua nanti tidak ada yang mengurusi nanguda, meskipun satu anak saja tidak apa-apa.” nanguda menunduk sedih. Saat saya dirumah nanguda, orang tua perempuan suaminya datang kerumah nanguda. Saya memanggilnya nenek, Saya mendengar percakapan yang dilakukan nanguda dengan nenek seperti percakapan formal tidak ada seperti kata-kata candaan. Nanguda sering berceritan nenek sangat jarang datang kerumah, nenek Universitas Sumatera Utara 59 datang kerumah jika ada perlunya saja. Nenek. Tiba-tiba nanguda jatuh sakit, pada saat nanguda sakit barulah terbongakar semua konflik yang ada dirumah nanguda. Ternyata nanguda dengan suaminya telah bercerai dan nanguda dipulangkan keruamh orang tuanya. Tidak lama dari kejadian itu nangudapun meninggal. Pada saat upacara pemakaman nanguda, saya tidak dapat hadir, karena tidak diizinkan karena terjadi konflik antara keluaraga suaminya dengan nanguda. Sebab keluarga nanguda menuduh bapak yang membuat nanguda meninggal. Setelah tiga tahun meninggalnya nanguda, bapak menikah lagi dan bapak dikarunia seorang anak perempuan yang sekarang umurya sudah tiga tahun. Kelahiran anak pertamanya banyak membawa perubahan, seperti bapak mulai merenovasi rumahnya, mulai banyak bicara dan lebih sering datang kerumah membawa anaknya. Hubungan nenek dengan nanguda juga baik, nenek mulai sering kerumah bapak sambil bermain dengan cucunya. Dilihat dari pengalaman ini bahwa anak memiliki nilai yang sangat penting bagi setiap keluarga, sebab tanpa adanya anak dapat menyebabkan konflik yang terjadinya antara kedua belah pihak, antara pihak laki-laki dan perempuan.

3.4. Keluarga yang mengadopsi Anak