102
4.4 Mangupa
Hidup bermasyarakat agar dapat memperoleh kehidupan yang bahagia, haruslah dipelajari melalui relung-relung hati yang dalam dan dengan pemikiran
yang dalam dan toleran pula. Menurut adat, kebaikan itu diperoleh dan ditemui di dalam lubuk hati yang dalam, yang disebut dengan Holong. Holong berarti cinta
dan kasih sayang yang dalam antara sesama. Dari holong ini timbullah domu yang membentu persatuan dan kesatuan yang menajdi sumber kekuatan. Holong dan
domuinilah yang menjadi paradigma atau tolak ukur, sekaligus menjadi sumber dari segala sumber sebagai landasan dari masyarakat adat.
Holong dan domuini melahirkan petunjuk maupun pegangan hidup dan cita-cita masyarakat adat. Petunjuk hidup dan cita-cita ini terdiri dari butir-butir
yang disebut pati-patik ni paradaton hukum-hukum adat yang harus dipatuhiyang harus didalami , dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota
masyarakat adat. Petunjuk hidup dan cita-cita itu akan memberi pedoman yang bernilai paradigmatik bagi masyarakat adat untuk mencapai ketentraman dan
kebahagiaan. Salah satu petunjuk dan cita-cita yang berupa pedoman hidup untuk
mencapai kebahagian itu adalah mangupa. Mangupa merupakan upacara adat yang penting dalam masyarakat adat. Sasaran dari pangupa adalah tondi. Apabila
tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang itu kehilangan semanagat hidup, wajahnya pucat tidak berwibawa, bahkan ada yang sakit. Demikian juga
apabila seseorang dalam keadaan ketakutan yang sangat misalnya nyaris dibunuh perampok, tondinya dapat meninggalkan badan. Ini yang disebut habang
Universitas Sumatera Utara
103
tonditondi terbang atau tarkalimun-mun, atau hilang semangat. Kadar tondi setiap orang tidak sama, apabila kadar tondinya tinggi seseorang akan dapat
mengatasi tantangan yang dihadapi. Ada yang tegar dan ada yang rawan maupun rentan.
Mangupa dilakukan dengan maksud agar orang tetap bersemanagat tidak selalu diliputi rasa was-was dan ketakutan maka tondinya harus kuat dan
bersemangat. Itulah sebabnya orang yang lepas dari marabahaya agar jangan selalu ketakutan trauma dan was-was perlu diadakan acara mangupa agar
tondinya kembali kuat dan hidupnya kembali bersemangat. mulak tondi tu badansemangat kembali kedalam jasmani.
Disamping itu mangupa tidak hanya bertujuan untuk rasa syukur karena telah lepas dari marabahaya, tetapi juga karena rasa syukur karena keberuntungan.
Rasa syukur ini merupakan paradigma relegius bagi insan yang berketuhanan dan beriman. Orang yang mendapat keberuntungan juga perlu di upa menurut adat,
karena keberuntungan juga akan mendapat tantangan berupa godaan, pujian, sanjungan dan juga ancaman. Bahkan orang yang mendapat keberuntungan sering
memperoleh penyakit-penyakit hati, seperti ria, sombong, kikir, dan sebagainya. Untuk itu masyarakat adat mengantisifasinya dengan memberikan pasu-
pasu dan pangupa. Apabila tondi bersmayam dengan nyaman dan kuat di dalam badan, maka orang itu akan mempunyai tenaga spiritual yang kuat yang dapat
dipancarkan pada orang lain. Semakin kuat tondi bersemayam di dalam badan, maka semakin kuat pula pancaran spritual sehingga tuasahala semakin tinggi.
Maka ia akan memepunyai kekuatan karismatis dan berwibawa.
Universitas Sumatera Utara
104
Raja yang mempunyai kekuatan karismatis akan sanagat berwibawa dan sanagat dipatuhi pula oleh rakyatanya, demikian juga mora yang mampu
mengayomi anak borunya akan sangat dihormati oleh anak borunya. Seorang kakek atau nenek akan sangat dihormati dan diidolakan akan menjadi keteladanan
bagi keturunanya apabila ia seseorang yang sangat berwibawa dan dihormati oleh orang lain.
Upacara mangupa mempunyai peranan penting dalam tradisi budaya dan kehidupan masyarakat Rumbio hingga saat ini. Dan meskipun berasal dari tradisi
pra-Islam namun hingga sekarang upacara tersebut masih dilakukan oleh masyarakat setempat tanpa dianggap sebagai sesuatu yang bertentangan dengan
ajaran agama Islam yang dianut oleh masyarakat. Karena sudah dianggap sebagai wahana yang dapat digunakan untuk menyampaikan “doa” bagi kesentosaan
seseorang
36
Mangupa adalah merupakan upacara adat mandailing yang nilainya amat penting sebagai perwujudan dari kasih sayang holong dan persatuan domu,
sehingga dapatlah dikatakan bahwa mangupa adalah manifestasi atau pernyataan kegembiraan. Sasaran dari mangupa adalah “tondi” dari orang yang diupa, karena
orang yang masih hidip disebut “namartondi” Karena memiliki tondi. Dalam . Dalam hal ini karena menujukan bahwa pada waktu menyampaikan
pidadato untuk upacara Mangupa, sekarang orang-orang tidak pernah lupa menyebuut nama tuhan.
36
H. Pandapotan Nasution, SH, Adat budaya Mandailing dalam tantangan zaman cetakan pertama:FORKALA Prov.Sum. Utara 2005, hal 466
Universitas Sumatera Utara
105
setiap upacara mangupa selalu dukatakan “Horas tondi madingin pirtondi matugu” yang artinya semoga tondi itu bersemayam dengan mantap dalam dirimu
atau badan seseorang dalam keadaan nyaman dan dingin serta tondi itu bersatu dengan badan, kokoh, keras, tidak terpisahkan apapun penyebabnya.
Dengan adanya hubungan yang demikian itu seseorang akan sanggup dan menang menghadapi setiap ancaman bahaya yang akan datang. Sedangkan
pangupa adalala alat atau sarana yang pada waktu upacara mangupa. Dengan perkataan lain pangupa adalah buku bacaan yang berisi petunjuk dan pesan agar
selamat dalam menempuh kehidupan. A.
Pengertian, Tujuan dan Sasaran Pangupa 1.
Pengertian: a.
Mangupa adalah suatu upacara adat dengan menyampaikan pesan-pesan dan petunjuk kepada orang yang diupa.
b. Pangupa adalah alat sarana yang dibaca pada waktu upacar mangupa.
Dengan perkataan lain, pangupa adalah buku bacaan yang berisi petunjuk dan pesan agar selamat dalam menempuh kehidupan.
2. Tujuan
Tujuan dari mangupa adalah memperkuat tondi atau mengembalikan tondi kedalam tubuh agar yng diupa tegar menghadapi tantangan ataupun dapat
hidup normal kembali seperti biasa apabila tondinya telah hilang. Dengan kata lain tujuan mangupa acara mangupa itu ialah untuk memlihkan
semangat yang tadinya seakan melayang atau kelimbungan, ataupun utuk
Universitas Sumatera Utara
106
menguatkan kembali semangat spirit yang tadinya mengalami kegoncangan shock of spirit dengan harapan supaya utuh kembali.
3. Sasaran
Sasaran dari pangupa adalah tondi. Perkataan tondi tidak dapat dipisahkan dan perkataan mangupa. Tondi adalah tenaga spiritual yang memelihara
ketegaran jasmani dan rohani agar serasi, selaras dan seimbang dalam kehidupan seseorang dalam bermasyarakat.
Menurut Lompo Pangihutan Hasibuan dalam pandangan adat, manusia seutuhnya terdiri dari 3 tiga unsur, yaitu: badan, jiwa roh, dan tondi. Badan
adalah jasad yang kasar, terlihat, dan teraba. Jiwa roh adalah benda abstrak yang yang mengerakan badan kasar tadi. Tondi adalah benda abstrak yang mengisi dan
menuntun badan kasar dan jiwa dengan tuah sehingga seseorang kelihatan berwibawah dan mempunyai marwah L.P. Hasibuan, 1989:25.
Orang gila atau rusak akal dianggap tidak martondi. Badan sehat, jiwa rohnya ada, tapi karena tondinya tidak ada sebagai penuntun badan kasar dan
jiwa, maka dia menjadi manusia yang tidak normal. Itulah sebabnya tondi itu harus tetap bersatu dengan badan seseorang disinilah pangupa memegang
peranan. Hubungan pangupa dengan tondi seperti badan atau jasad kasar manusia
agar tetap kuat memerlukan makanan yang baik yang mengandung vitamin. Bahan-bahan yang disajikan dalam panngupa seperti daging, ikan, sayur, telur
dan sebagianya. Makanan dari jasad kasar atau badan manusia. Selesai
Universitas Sumatera Utara
107
mangupayang diupa diberi makan agar jasmaninya tetap kuat. Makna dari tondi adalah pasu-pasu dari pangupa, yaitu kata-kata yang berwujud doa, harapan,
nasehat, dan pedoman hidup yang disampaikan oleh pembaca panguapa penafsiaran makna komponen makna pangupa itu secara rinci.
B. Jenis-jenis acara mangupa dalam bentuk acaranya dapat dibagi atas 2 dua
yaitu: 1.
Mangupa karena mendapat keberuntungan, misalnya karena kelahiran anak, upacara perkawinan, memasuki rumah baru, dan keberhasilan.
2. Mangupa karena lepas dari mara bahaya, misalnya pulang dari peperangan,
selamat dari kecelakaan, sembuh dari penyakit parah dan sebagainya. C.
Bahan-Bahan Pangupa a.
Telur ayam Telur ayam disebut sebagai raja dari pangupa, kerena dari setiap acara
pangupa baik yang besar maupun pangupa yang kecil, telur ayam harus karena bermakna hobol tondi dohot badan. Pira manuk na ni hobolan,
hobol tondi dohotbadan. Telur yang isinya dibungkus kulit dan isinya berwarna putih dan kuningya dilindungi pula oleh putihnya dengan
sempurna. Telur yang sudah direbus dibuang kulitnya. Telur sebagai lambang doa agrar jiwadan raga berasatu padu, tetap selamat, dan sehat-
sehat. Kuning telur dilambngkan sebagi emas. Saat memcicipi terlur pangupa harus ikut mengambil kuningnya dan dijaga jangan sampai jatuh.
Artinya agar mendapat rezeki yang banyak. b.
Nasi putih
Universitas Sumatera Utara
108
Nasi putih dilambngkan sebagai perencanaan, kerja keras, dan tanda keikhlasan hati dalam segala hal. Untuk sampai di atas dipiring, nasi
memerlukan proses panjang dan kerja kera dari menaruh benih sampai menjadi beras yang dimasak.
c. Garam
Garam atau sira adalah lambang kekuatan yang maksudnya agar yang diupah mempunyai hidup lahir dan batin serta bermanfaat bagi orang lain.
Seseorang menjadi kuat apabila kata-katanya didegar dan dipatuhi oleh orang lain.
d. Air putih
Air putih juga melambangkan keikhlasansehingga dalam mengerjakan sesuatu haruslah dengan hati yang bersih dan ikhlas.
e. Ikan suangai
Ikan sungai yang dimaksud adalah sebaiknya anak ikan jurung, di Mandailing disebut garing. Ikan garing ini sebagai lambang dinamika,
karena leluhur terdahullu berkeinginan agar keturunanya itu bersifat dinamis dan selalu bergiat dalam kehidupanya.
f. Udang
Udang adalah binantang yang mempunyai gerakan maju mundur. Udang melambangkan strategi kehidupan. Gerak maju mundur tergantung pada
saat situasi dan kondisi dimana yang paling menguntungkan. g.
Ayam panggangkan
Universitas Sumatera Utara
109
Ayam adalah binantang yang rajin mencari sejak mulai keluar dari kandangnya sampai masuk kembali kedalamnya. Sejak dari mengerami
telurnya sampai menetas menjadi anak ayam, si induk selalu menjaga anaknya dengan baik dan apabila induk ayam mendapatkan makanan maka
anaknya terlebih dahulu yang dipangilnya. Dan dimalam hari induk ayam tersebut melindungi anaknya dibawah sayapnya. Inilah gambaran yang
diinginkan oleh leluhur yang terahulu kepada anak cucunya di Mandailing. h.
Daun ubi Daun ubi diikat simpul lembar demi lembar, daun ubi dialambangkan sebagi
umur panjang dan bermanfaat, karena daun ubi tidak dapat diukur panjangnya samapai sejauh mana.
i. Induri atau Tampah
Tampah adalah tempat pangupa, bahan yang sudah disiapakan untuk pangupa diletakan diatas tampah. Tampah dilambangkan kemasyarakatan
yang melambangkan pembeda yang salah dan pembeda yang benar. Bagian tengah tampah adalah bambu yang dianyam petak-petak menjadi suatu
ikatan yang saling berhubungan berkaitan satu sama lain serta saling menunjang menjadi satu. Ini menggambarkan manusia yang bersatu dalam
ikatan kekeluargaan yang membentuk suatu masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang tali menai satu sama lain.
Bagian pinggir tampah diikat dengan rotan yang melambngkan peraturan adat yang tidak beloh dilanggar yang disebut pastak-pastak paradaton, yaitu
patik, uhum, ugari, dan hapantunon.
Universitas Sumatera Utara
110
j. Bulung Ujung
Bulung Ujungadalah daun pisang, funsinya sebagai penutup pangupa. Diatas bulung ujung diletakan kain adat Mandailing yaitu tonunan patani. Daun
pisang ini melambangkan bahwa setiap pekerjaan harus berjuang, jika sudah dimulai harus diakhiri dengan baik dan tidak boleh ditelantarkan. Tonunan
patanimelambangkan rela menerima tugas demi tujuan yang baik dan bermanfaat bagi keluarga serta mengayomi seluruh keluarga.
D. Jenis-jenis pangupa
Ada beberapa jenis tingkat pangupa yaitu tegantung dari besar kecilnya dalam melakukan acara.
1. Pangupa pira manuk pangupa telur ayam
Pangupa telur ayam adalah pangupa yang paling terkecil, bahanya cukup telur ayam, nasi putih, garam dan air putih.
2. Pangupa ayam
Pangupa ayam maksudnya adalah ayam yang telah dipotong sebagai kelengkapan pangupa. Bahannya ayam panggang atau ayam gulai, telur
ayam, nasi putih, garam, ikan sungai yang semuanya telah dimasak serta air putih dan di letkan diatas pirig besar kemudian ditutupi dengan daun bulung
ujung dan kait adat. 3.
Pangupa hambeng pangupa kambing Kambing yang telah dipotong sebagi kelengkapan pangupa. Semua bahan
yang digunakan sama, bedanya hanya kepada kambing dan hatinya semuanya telah dimasak juga ditambahkan di bahan-bahan pangupa.
Universitas Sumatera Utara
111
E. Cara membaca pangupa
Pangupa dibaca oleh semua yang hadir dimulai dengan orang tua dari yang diupa, kahanggi, anak boru, mora, harajaon seseuai dengan kapasitasnya.
Cara memebaca yang baik tentu tidak “main borong”, tapi harus secara bersama-sama. Jika pun kita dapat membaca semua arti dari pangupa,
cukuplah kita sampaikan yang penting menurut kita. Kepada yang lain harus diberikan kesempatan agar semua ikut membaca menafsirkan makna
komponen-komponen alat pangupa.
Universitas Sumatera Utara
112
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan