18
sesuai dengan harapan, maka peneliti memberikan pertanyaan yang mendalam tetapi tidak membuat informan kesulitan dalam mejawab pertanyaan tersebut.
Dengan begitu informan dapat mendeskripsikan hasil dari pertanyaan yang diajukan peneliti ke informan. Dengan begitu hubungan antara informan tidak
seperti hubungan anatara peneliti dengan informanya, tetapi seperti percakapan antar sahabat, tetapi peneliti masih menggunakan tutur maupun etika.
Di dalam penelitian ini, ada 2 jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder.Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui
observasi dan juga melalui wawancara. Sedangkan pada data sekunder, hanyalah sebagai pelengkap untuk melengkapi data primer yaitu data yang diperoleh dari
karangan-karangan ilimiah ataupun dokumen-dokumen yang berasal dari media massa internet maupun buku budaya Mandailing.
1.6.2.Teknik Pengumpulan Data
Pada kesempatan ini peneliti menggunakan kombinasi tiga teknik pengumpulan data, yaitu :
a. Observasi Partisipasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap gejala yang terjadi pada objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan
peneliti di rumah Bapak Dirman nasution dan abang Kehek. Pada saat itu informan tersebut mengadakan acara mengyunkan anak. Bapak Diraman
mengayunkan anak pertamanya, yaitu perempuan. Sedangkan abang Kehek mengayunkan anak ke enam dan juga perempuan. Banyak perbedaan yang terjadi,
dari bentuk upacara, keluarga yang hadir, dan dari acaranya. Keluarga Bapak
Universitas Sumatera Utara
19
Dirman membuat acara yang besar karena merupakan anak pertamnya dan juga faktor ekonomi yang cukup.
Sedangkan abang kehek melakukan acara yang sederhana hanya mengundang keluarga dekat saja, karena anak yang dilahirkan adalah anak
terakhir dan juga faktor ekonomi yang kurang. Sebab anak-anak dari abang Kehek sudah bersekolah
b. Wawancara Mendalam
Didalam penelitian ini, peneliti akan mencoba mengumpulkan data melalui teknik wawancara. Wawancara ataupun interview adalah suatu percakapan yang
memiliki pertanyaan yang sudah terstruktur formal dan dengan maksud tertentu antara pewawancara atau yang sering disebut dengan interviewer dengan informan
yaitu orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Wawancara yang akan dilakukan yakni melakukan. Tanya jawab secara langsung
dan terbuka dengan individu ataupun kelompok yang akan diteliti. Wawancara yang dilakukan peneliti ada delapan informan. Lima informan
yang peneliti wawancarai merupakan informan yang tinggal di desa Rumbio. Sedangkan empat informan lainya di diluar desa Rumbio. Informan yang dipilih
peneliti untuk melakukan wawancara berbeda-beda. Nenen H. Muchtar merupakan informan yang dipilih peneliti untuk mewawancarai yang
berhubungan dengan anak, seperti nilai anak, pentinganya anak bagi keluarga. Mangboru Herman sebagai orang yang mengetahi sejarah desa Rumbio. Nenek
Baginda Kasim sebagi orang yang mengetahui tentang mangupah, nilai dan arti dari bahan dari pangupa. Tobang Hj. Asmi orang yang mengetahui bagaimana
Universitas Sumatera Utara
20
cara melakukan mengayunkan anak serta hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam mengayunkan anak. Tobang Asmi selalu dipanggil masyarakat baik masyarakat
desa Rumbio maupun masyarakat luar yang masih berhubungan saudara dengan tobang unuk melakukan maupun mempersiapakan acara mengayunkan anak.
Sedangkan informa yang berada diluar desa Rumbio merupakan pembuat filim berbudaya Mandailing Tympanum Novem dan juga sebagai penulis seperti
cerpen, puisi, maupun buku Mandailing yang telah diterbitkan. Yang terdiri dari Bapak Askolani yang juga sebagi sutradara di Tympanum Novem, Udak Ali fikri,
dan Udak Sukri. Sedangkan informan yang lain seperti abang Erwin sebagai fotografer, penyshuting, sebagai penyeleksi peran dan sebagainya. Informan ini
memberikan infomasi seperti sejarah mandailing, pertuturan, acara mengayunkan anak dan cerita Mandailing lainya.
c. Studi Pustaka