Mekanisme kerja lembaga Dalihan Na Tolu

46 itu secar turun-temurun kelompok suhut dapat mengambil boru dari kelompok mora ini  Mora pambuatan boru Mara pambuatan boru yaitu kelompok keluarga tempat suhut mengambil istri, mora sebagai kelompok keluarga yang baru pertama kalinya memberi boru kepada keluaga suhut. Suhut yang mengambil boru secara langsung ini menggap keluaga mora ini sebagai mora pambuat boru. Apabila dalihan na tolu ini dikembangkan, mora tentu mempunyai mora, maka jika dipandang dari sudut suhut, maka kedudukanya adalah mora ni mora. Demikian juga dengan anak boru tentu mempunyai anak boru dan jika dipandag dari sudut suhut, kedudukanya disebut pisang raut.

2.5.2. Mekanisme kerja lembaga Dalihan Na Tolu

Koentjarningrat 1979 menyatakan bahwa lembaga sosial adalah sistem sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi menurut pola-pola atau sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa lembaga dalihan na tolu berperan dalam upacara-upaca adat. Kedudukan suhutkahanggi, anak boru, dan mora dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Meskipun kedudukannya dapat berubah mereka tetap saling menghormati, saling memberi, saling menerima, dan saling mendengarkan satu sama lain. Bagaimana hubunga ketiga unsur dalihan na tolu ini sudah diatur di dalam hukum adat. Universitas Sumatera Utara 47 Bagi lembaga dalihan na tolu tanggung jawab untuk mensuksekan suatu pekerjaan adalah merupakan hak dan kewajiban. Cara kerja dalihan na tolu merupakan suatu sistem yang saling terkait, saling berhubung maupun saling mendukung. Di dalam pelaksanaan upacara-upacara adat ketiga unsur dalihan na tolu, harus tetap mardomu ni tahi selalu mengadakan musyawarah mufakat. Musyawarah maupun mufakat akan tercapai jika unsur rasa kesatuan, rasa tanggung jawab, dan rasa saling memiliki tetap terpelihara. Berhasilnya suatu pekerjaan di tentukan oleh : 1 Adanya rasa persatuan dan kesatuan Rasa persatuan dan kesatuan adalah merupakan salah satu faktor yang harus di junjung tinggi dalam lembaga dalihan na tolu. seluruh proses pelaksanaan di dalam upacra-upacara adat yang memrlukan adanya musyawarah untuk mufakat, dapat tercapai jika rasa kesatuan dan persatuan ini tetap terjalin. Setiap unsur dari dalihan na tolu ini yang terdiri dari kahanggi, anak boru, dan mora harus tetap menyadari hak dan kewajibanya. Rasa persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat hukum bukanlah hal yang baru, sudah ada sejak dulu. Rasa persatuan dan kesatuan yang dimiliki masyarakat Mandailing merupakan flasafah dasar yang bersal dari adanya nilai-nilai holong dohot domu. Holong artinya cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang ini sudah terpatri di dalam lubuk hati setiap manusaia sejak ia dilahirkan. Dari rasa cinta dan kasih sayang akan menimbulakan rasa persatuan dan kesatuan domu yang juga bermakna rukun dan damai yang didasarkan pada kasih sayang, sehingga holong dohotdomu ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Berdasarkan holong Universitas Sumatera Utara 48 dohotdomu tadi maka ketiga unsur kahanggi, anak boru, mora dapat di persatukan di dalam suatu lembaga yang disebut dalihan na tolu. rasa persatuan dan kesatuan ini bukan saja didsarkan atas adanya ikatan teritorial, tetapi juga yang geneologi yang walau dimanapun ia berada rasa persatuan dan kesatuan. Holong dohot domu kasih dan rukun sebagai falsafah hidup masyarakat adat Mandailing adalah merupakan pedoman hidup yang sekaligus merupakan cita-cita hidup yang ingin dicapai. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa domu adalah perwujudan dari holong yang sudah dibawa sejak lahir yang sudah merupakan surat tumbaga holong. Surat tumbaga holong merupakan makna ajaran abadi dari nenek moyang dalam masyarakat Mandailing. Dengan kata lain falsafah hidup masyarakat ini dapat dijadikan sebagai : a. Dasar hidup untuk bermasayarakat b. Cita-citatujuan yang dicapai c. Jiwa dan kpribadian d. Pegangan hidup Dengan berpedoman pada keempat unsur tersebut maka akan tercapailah ketentraman dan kebahagian lahir dan batin dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. 2 Adanya rasa memiliki Sejalan dengan rasa kesatuan dan persatuan yang dalam melakukan setiap pekerjaan harus dimusyawarahkan bersama, dikerjakan bersama, makahasilnya adalah hasil dari usaha bersama. Dengan demikian jika hasilnya ataus usaha bersama, maka timbulah persaan bahwa hasilnya tersebut merupakan milik Universitas Sumatera Utara 49 bersama yang harus dinikmati bersama. Persaan memiliki kemudian akan menimbulkan dorongan kepada masing-masing untuk memelihara miliknya tersebut. Para ahli pembangunan menyebutkan bahwa berhasilnya pembangunan harus didukung oleh 15 a. Social support yaitu memberi dorongan kepada masyarakat untuk ikut berbagi kebahagian kampungnya hutanya. Hal ini digambarkan dengan semboyan : : 1. Baen ma huta marjalangan na so marongit 2. Baen ma huta marguluan na so marlinta 3. Baen ma huta martalaga no so ra hiang 4. Bahat ni sabur sabi, anso adong salongon Semboyan ini merupakan anjuran bagi setiap anggota masyarakat untuk mengusahakan agar kampungnya aman, tanpa ada pencurian dan pemerasaan. Berbuatlah untuk kemakmuran kampung, agar kesejahteraan keluarga tetap terjaga, jika menabur benih akan menuai hasilnya. b. Social participacion maksudnya jika sudah ada dorongan untuk berbuat, maka akan timbul rasa ikut berpartisipasi secra bersama-sama menciptakan kesejahteraan bersama. Di dalam masyarakat adat ada di gambar semboyan seperti : 1. Tampokna do rantosna, rim ni tahi do gogna 2. Mago pahat mago kuhuran, di toru ni jabi-jabi 15 H. Pandapotan Nasution, SH, Adat budaya Mandailing dalam tantangan zaman, cetakan pertama FORKALA Prov.Sum. Utara 2005, hal 90-94 Universitas Sumatera Utara 50 3. Mago adat, tulus aturan anggo dung mardomu tahi. Yang artinya, bahwa jika semua turut merasakan partisipasi yang dilandasi rasa persatuan dan kesatuan, maka akan tercapai musyawarah untuk mufakat. Dan jika pekerjaan tersebut dimusyawarahkan, maka segala kesulitan akan dapat diatasi, karena musyawarah untuk mufakat tersebut sangat dijunjung tinggi. c. Sosial control, dijelaskan bahwa pekerjaan yang disarankan sebagai milik bersama akan menimbulakan tanggung jawab untuk mengawasinya. Adanaya rasa saling mengawasi diri sediri dan diri orang orang lain. a. Tarida urat ditutupan, masopak dangka di rautan. b. Unduk-unduk di toru bulu, ise na tunduk inda tola dibunu. Yang artinya, kesalahan orang lain malu bersama harus diperbaiki bersama. Jika orang sudah mengaku bersalah janngan lansung diberi hukuman, tetapi harus dianggap merupakan pengalam yang berharga. 1 Adanya rasa tanggung jawab Rasa tanggung jawab bersama ini yang terutama yang harus dilaksanakan oleh unsur lembaga dalihan na tolu. dengan sendirinya muncul sebagai akibat adanya rasa persatuan dan kesatuan serta rasa saling memiliki. Rasa tanggungjawab tersebut ditimbulkan oleh rasa, bahwa beban oang lain adalah beban bersama, kesusahan orang lain adalah kesusahan bersama, kegagalan orang lain adalah kegagalan bersama, keberhasilan orang lain adalah keberhasilan bersama. Rasa tanggung jawab tersebut tidak hanya dalam bentuk moril saja tetapi meterial. Tanggung jawab di dalam melaksankan setiap pekerjaan tertuang dalam Universitas Sumatera Utara 51 patik-patik ni paradaton patokan, ketentuan, dan norma adat. Yang selalu dipeggang teguh oleh masyarakat adat itu sendiri. Masyarakat mandailing memiliki prinsip yang harus dipegang teguh agar tercapai sebuah kebahagian dan ketentraman. Prinsip tersebut ialah : Songon siala sampagul Rap tuginjang rap tu tori Muda malamun saulak lalu Sa bara sa bustak Sa lumpat sa indege Yang artinya, sebagai anggota masyarakat prinsip rasa saling bertanggung jawab itu harus diumpamakan sebagai buah kincung siala yang bersatu padu, sama-sama ranum, sama-sama masak. Juga seprti ternak peliharaan harus satu kandang dan satu tempat dalam pemberian makanan. Pahit manisnya harus sama- sama dirasakan. Kesulitan harus dialami harus sama-sama diatasi. Perbedaan pendapat selalu tetap ada, namun dengan rasa kesatuan dan persatuan yang melahirkan rasa tanggung jawab bersama ini, akan tetap terbina dan dijunjung tinggi. Rasa tanggungjawab ini akan menimbulkan persepsi, bahwa harus selalu menyatukan pendapat. Pendapat yang berbeda akan menghasilkan keadaan yang bertentangan dengan apa yang diharapkan semua pihak, tetapi tidak semua pihak diminta pertanggungjawaban. Maka sebab itu pendapat yang yang dihasilakan dari musyawarah untuk mufakat harus tetap dijunjung tinggi. Perbedaan pendapat boleh jika untuk kebaikan, tetapi jangan menjadi perselisihan. Bapak kepala desa mengatakan “bahwasanya Masyarakat di desa Rumbio masih menerapkan rasa tanggung jawab yang terdapat didalam daliahan na tolu tetapai hanya dalam prosesi adat saja, misalnya Horja acara pernikahan, Mengayunkan anak, maupaun adanya Universitas Sumatera Utara 52 keluarga yang mendapat musibah saja, dikarenakan sistem raja sudah tidak ada lagi di desa Rumbio 16 16 Hasil wawancara dengan kepala Desa Rumbio . Jika pembanguan yang dilakukan dirasakan adalah kepentingan bersama, miliknya bersama, maka setiap orang harus dapat memberi dukungan, ikut berpartisipasi serta saling mengawasi di dalam pelaksanaan dan sama-sama menikmati hasilnya. Di dalam masyarakat adat Mandailing ketiga ini juga di tuntut bagi setiap anggota masyarakat. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah