112
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tradisi ritual dalam penyambutan anak yang disebut mengayunkan anak tetap dilajankan oleh masyarakat desa Rumbio dan juga masih sebagai suatu
kebiasan meskipun tradisi mengayunkan anak ini banyak terjadi perubahan karena ritual ini masih menjadi suatu kepercayaan yang dimiliki masayarakat desa
Rumbio. Ritual mengayunkan anak ini tidak terlepas dari nilai-nila anak yang
tercakup dalam nilai 3H Hagabeon, Hamoraon,dan Hasangapon . Hagabeon bahagia ataupun sejahtera adalah kebahagiaan dalam
halketurunan.Keturunan dipandang sebagai pemberi harapan hidupkarena keturunanadalahkebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua, keluarga dan
kerabatnya. Hamoraon kekayaan adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang
dimana kekayaan ini diidentikkan disamping harta kekayaan juga anak. Tanpa anak individu tidak akan merasa kaya meskipun banyak harta seperti yang
diungkapkan dalam ungkapan “Anakkonhi do hamoraon diahu” anakku adalah harta yang paling berharga bagi saya.
Hasangapon adalah kemuliaan kehormatan merupakan kedudukan seseorang dalam lingkungan masyarakat. Untuk mencapai hasangapon seseorang
harus terlebih dahulu berketurunan gabe dan memiliki kekayaan mora. Diantara nilai hamoraon, hagabeon, dan, hasangapon, nilai hagabeonmerupakan
Universitas Sumatera Utara
113
nilai yang paling penting karena nilai hagabeon mengungkap makna bahwa orang Batak sangat mendambakan kehadiran anak dalam keluarganya.
Dalihan Na Tolu berfungsi sebagi tempat bermusyawarah untuk meminta pendapat bantuan dan lain sebagainya, jika salah satu unsur dalihan na tolu dalam
mengayunkan anak tidak ada maka dapat dikatakan bahwasanya kegiatan mengayunkan anak tersebut tidak berjalan dengan semestinya sesuai dengan adat
yang telah ditetapkan.
5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa yang memiliki keinginan yang kuat dalam mempelajari
budaya masyarakat Mandailing. Skripsi ini disarankan dapat dijadikan bahan referensi untuk memperdalam penelitian terhadap budaya masyarakat
Mandailing. 2.
Dalam pandangan penulis kegiatan-kegiatan tradisional seperti mengayunkan anak agar tetap dipertahankan sehingga di masa yang akan datang kegiatan ini
akan tetap bertahan kelestariannya. .
Universitas Sumatera Utara
25
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Mengenal Kabupaten Mandailing Natal