Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan

selanjutnya dijual sesuai dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, tanpa mengurangi hak Kreditor pemegang hak tersebut atas hasil penjualan agunan tersebut. Setiap waktu Kurator dapat membebaskan benda yang menjadi agunan dengan membayar jumlah terkecil antara harga pasar benda agunan dan jumlah utang yang dijamin dengan benda agunan tersebut kepada Kreditor yang bersangkutan. 85 Kreditor separatis yang melaksanakan haknya, wajib memberikan pertanggungjawaban kepada Kurator tentang hasil penjualan benda yang menjadi agunan dan menyerahkan sisa hasil penjualan setelah dikurangi jumlah utang, bunga, dan biaya kepada Kurator. Atas tuntutan Kurator atau Kreditor yang diistimewakan yang kedudukannya lebih tinggi daripada Kreditor separatis, maka Kreditor separatis tersebut wajib menyerahkan bagian dari hasil penjualan tersebut untuk jumlah yang sama dengan jumlah tagihan yang diistimewakan. Dalam hal hasil penjualan tidak cukup untuk melunasi piutang yang bersangkutan, Kreditor pemegang hak tersebut dapat mengajukan tagihan pelunasan atas kekurangan tersebut dari harta pailit sebagai kreditor konkuren, setelah mengajukan permintaan pencocokan piutang. 86

D. Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan

Pemberesan Harta Pailit 85 Pasal 59 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitian dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 86 Pasal 60 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitian dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Universitas Sumatera Utara Kepailitan adalah sita umum yang mencakup seluruh kekayaan debitur untuk kepentingan semua krediturnya.Tujuan kepailitan adalah pembagian kekayaan debitur oleh kurator kepada semua kreditur dengan memperhatikan hak- hak mereka masing-masing.Fred B.G. Tumbuan menyatakan, bahwa melalui sita umum tersebut dihindari dan diakhiri sita dan eksekusi oleh para kreditur secara sendiri-sendiri. 87 Dengan demikian para kreditur harus bertindak secara bersama- sama concursus creditorum 88 Dengan dinyatakan pailit maka seorang debitur pailit tidak memiliki kewenangan apapun lagi atas seluruh harta kekayaannya baik yang sudah ada maupun yang akan diterimanya selama kepilitan itu berlangsung. sesuai dengan asas sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUH Perdata. Kepailitan itu sendiri mencakup : 1. Seluruh kekayaan si pailit pada saat dia dinyatakan pailit dengan beberapa pengecualian untuk si pailit perorangan serta asset-asset yang diperoleh selama kepailitannya. 2. Hilangnya wewenang si pailit untuk mengurus dan mengalihkan hak atas kekayaannya yang termasuk harta kekayaan. 89 Seluruh kewenangan debitur pailit untuk mengurus seluruh harta kekayaanya tersebut tersebut selanjutnya beralih kepada kurator. Kurator adalah 87 Fred B.G. Tumbuan, Pokok-pokok Undang-Undang tentang Kepailitan sebagaimana diubah oleh PERPU No. 11998 , dalam Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2004, hal.3. 88 Concursus creditorum diartikan sebagai keberadaan dua atau lebih kreditor yang merupakan syarat bagi kepailitan. 89 Sunarmi, Perbandingan Sistem Hukum Kepailitan Antara Indonesia Civil Law System dengan Amerika Serikat Common Law System, http:repository.usu.ac.idbitstream12345678915971perdata-sunarmi5.pdf, diakses Tanggal 10 Maret 2014, Pukul 09.30 WIB. Universitas Sumatera Utara Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004. 90 Kurator menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 dapat berasal dari balai harta peninggalan atau kurator lainnya. Sementara itu yang dapat menjadi kurator lainnya adalah : Kurator yang diangkat haruslah independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Debitor atau Kreditor. a. orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia, yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus danatau membereskan harta pailit; dan b. terdaftar pada kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-undangan. Pengadilan setiap waktu dapat mengabulkan usul penggantian Kurator, setelah memanggil dan mendengar Kurator, dan mengangkat Kurator lain danatau mengangkat Kurator tambahan atas: 1. permohonan Kurator sendiri; 2. permohonan Kurator lainnya, jika ada; 3. usul Hakim Pengawas; atau 4. permintaan Debitor Pailit. Pengadilan harus memberhentikan atau mengangkat Kurator atas permohonan atau atas usul kreditor konkuren berdasarkan putusan rapat Kreditor 90 Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Universitas Sumatera Utara yang diselenggarakan dengan persyaratan putusan tersebut diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 12 satu perdua jumlah kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat dan yang mewakili lebih dari 12 satu perdua jumlah piutang kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut. 91 Berdasarkan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, Kurator sejak diangkat sebagai pihak yang melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1. Dalam jangka waktu paling lambat 5 lima hari setelah tanggal putusan pernyataan pailit diterima oleh Kurator dan Hakim Pengawas, Kurator mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 dua surat kabar harian yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas. Pasal 15 ayat 4 2. Kurator wajib mengumumkan putusan kasasi atau peninjauan kembali yang membatalkan putusan pailit dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 dua surat kabar harian. Pasal 17 ayat 1 3. Melaksanakan semua upaya untuk mengamankan harta pailit dan menyimpan semua surat, dokumen, uang, perhiasan, efek dan surat berharga lainnya dengan memberikan tanda terima. Pasal 98 4. Membuat pencatatan harta pailit paling lambat dua hari setelah menerima surat putusan pengangkatan sebagai kurator. Pasal 100 ayat 1 91 Pasal 71 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Universitas Sumatera Utara 5. Membuat daftar yang menyatakan sifat, jumlah piutang dan utang harta pailit, serta nama dan tempat tinggal kreditur beserta jumlah piutang masing-masing kreditur. Pasal 102 6. Berdasarkan persetujuan panitia kreditur sementara, kurator dapat melanjutkan usaha debitur yang dinyatakan pailit walaupun terhadap putusan pernyataan pailit tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali. Pasal 104 7. Menyimpan sendiri uang, perhiasan, efek, dan surat berharga lainnya kecuali apabila oleh hakim pengawas ditentukan lain. Pasal 108 ayat 1 8. Melakukan rapat pencocokan perhitungan verifikasi piutang yang diserahkan oleh kreditur dengan catatan yang telah dibuat sebelumnya dan keterangan debitur pailit, maupun berunding dengan kreditur jika terdapat keberatan terhadap penagihan yang diterima. Pasal 116 ayat 1 9. Membuat daftar piutang yang sementara diakui sedangkan piutang yang dibantah termasuk alasannya dimasukkan ke dalam daftar tersendiri. Pasal 117 Dalam melaksanakan tugasnya, kurator: 1. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitur atau salah satu organ debitur, meskipun dalam keadaan di luar kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan; atau Universitas Sumatera Utara 2. Dapat melakukan pinjaman dari phak ketiga, hanya dalam rangka meningkatkan nilai harta pailit. 92 3. Kurator harus terlebih dahulu mendapat izin dari Hakim Pengawas untuk menghadap di sidang Pengadilan, kecuali menyangkut sengketa pencocokan piutang atau dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 59 ayat 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004. 93 Dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga Kurator perlu membebani harta pailit dengan gadai, Jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya maka pinjaman tersebut harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan Hakim Pengawas. Pembebanan harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan, hanya dapat dilakukan terhadap bagian harta pailit yang belum dijadikan jaminan utang. Setelah adanya putusan pernyataan pailit dan dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan rencana perdamaian, rencana perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, atau pengesahan perdamaian ditolak berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, demi hukum harta pailit berada dalam keadaan insolvensi. 94 Setelah harta pailit berada dalam keadaan insolvensi maka Hakim Pengawas dapat mengadakan suatu rapat Kreditor pada hari, jam, dan tempat yang 92 Pasal 69 ayat 2 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 93 Pasal 69 ayat 5 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 94 Pasal 178 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Universitas Sumatera Utara ditentukan untuk mendengar mereka seperlunya mengenai cara pemberesan harta pailit. 95 Apabila Hakim Pengawas berpendapat terdapat cukup uang tunai, Kurator diperintahkan untuk melakukan pembagian kepada Kreditor yang piutangnya telah dicocokkan. 96 Jika dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan rencana perdamaian atau jika rencana perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, Kurator atau Kreditor yang hadir dalam rapat dapat mengusulkan supaya perusahaan Debitor Pailit dilanjutkan. 97 Usul untuk melanjutkan perusahaan, wajib diterima apabila usul tersebut disetujui oleh Kreditor yang mewakili lebih dari 12 satu perdua dari semua piutang yang diakui dan diterima dengan sementara, yang tidak dijamin dengan hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya. 98 Atas permintaan Kreditor atau Kurator, Hakim Pengawas dapat memerintahkan supaya kelanjutan perusahaan dihentikan. 99 Keuntungan yang diperoleh dengan diteruskannya perusahaan pailit yaitu: 1. Dapat menambah harta pailit dengan keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan itu; 2. Ada kemungkinan lambat laun si pailit akan dapat membayar utangnya secara penuh; 95 Pasal 187 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 96 Pasal 188 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 97 Pasal 179 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 98 Pasal 180 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 99 Pasal 183 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Universitas Sumatera Utara 3. Kemungkinan tercapainya perdamaian akkoord. 100 Setelah itu, kurator harus memulai pemberesan dan menjual semua harta pailit. Semua benda harus dijual di muka umum sesuai dengan tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal penjualan di umum tidak tercapai maka penjualan di bawah tangan dapat dilakukan dengan izin hakim pengawas. 100 Zainal Asikin, Op. Cit., hal. 76. Universitas Sumatera Utara

BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SITA UMUM DALAM HUKUM