Sita Penyesuaian terhadap Barang yang Telah Disita

juga disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili perkara pidana, sepanjang memenuhi ketentuan ayat 1.” Undang-undang menetapkan, penyitaan pidana memiliki urgensi publik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepentingan individu dalam perkara perdata. Karena itu, kepentingan penggugat sebagai pemohon dan pemegang sita revindikasi, sita jaminan, sita umum dalam kepailitan harus dikesampingkan demi melindungi kepentingan umum, dengan jalan menyita barang itu dalam perkara pidana, apabila barang yang bersangkutan memenuhi katagori yang dideskripsikan Pasal 39 ayat 1 KUHAP.

D. Sita Penyesuaian terhadap Barang yang Telah Disita

Pasal 201 HIR dan Pasal 219 Rbg menyatakan apabila ada dua permohonan pelaksanaan putusan atau lebih diajukan sekaligus terhadap seorang debitur, maka hanya dibuatkan satu berita acara penyitaan saja. Dari dua pasal tersebut dapatlah disimpulkan bahwa tidak dapat diadakan sita rangkap terhadap barang yang sama. Asas larangan sita rangkap ini dikenal dengan asas saisie sur saisie ne vaut, lebih tegas dimuat dalam pasal 463 Rv. Pencatatan sita tambahan dalam berita acara sita ini disebut dengan sita penyesuaian. Istilah dalam bahasa Belanda adalah Vergelijkend beslag, terjemahan baku belum ada. Ada yang memakai istilah sita perbandingan, ada pula yang menerjemahkan dalam sita persamaan.Penulis sendiri dalam skripsi ini menggunakan istilah sita penyesuaian. Universitas Sumatera Utara Tata cara sita penyesuaian dapat kita lihat pada Putusan MA pada tanggal 19 Agustus 1982 No.1326 kSip1981, dimana tata caranya adalah : 1. Membuat catatan dalam berita acara. 2. Isi catatan berisikan tentang penjelasan status barang yang hendak disita sedang dalam sita jaminan atau sedang dalam keadaan dianggunkan. Kedudukan hukum pemegang sita penyesuaian terhadap barang yang disita atau diagunkan kepada orang lain adalah sebagai berikut: 1. Berada setingkat di bawah pemegang sita atau agunan. 2. Pengambilan pemenuhan atas pembayaran tuntutan dari barang tersebut, diberikan prioritas utama kepada pemegang sita atau agunan, baru menyusul pemegang sita penyesuaian dengan acuan penerapan apabil hasil penjualan hanya mencukupi untuk melunasi tuntutan pemegang sita atau agunan, tanpa mengurangi pembagian hasil penjualan secara berimbang dalam eksekusi serentak berdasarkan Pasal 202 HIR, Pasal 219 dan Pasal 220 Rbg dan pemegang sita atau agunan tidak berkedudukan sebagai kreditor yang mempunyai hak privilege atas barang tersebut. Sekiranya hasil penjualan barang melebihi tuntutan pemegang sita atau agunan, maka hasil sisa kelebihan itu menjadi hak pemegang sita penyesuaian. 3. Selama sita atau agunan belum diangkat atau dicabut, kedudukannya tetap berstatus sebagai pemegang sita penyesuaian. Universitas Sumatera Utara 4. Apabila sita jaminan atau agunan terdahulu diangkat, posisi, hak dan kedudukan pemegang sita penyesuaian, dengan sendirinya menurut hukum berubah menjadi pemegang sita jaminan. 39 Kedudukan seseorang terhadap barang yang didasarkan atas sita penyesuaian adalah hanya bersifat pencatatan akan permohonan sita saja, yang dituangkan dalam berita acara. Selama sita jaminan yang terdahulu yang pertama belum diangkat, kedudukan hanya tercatat saja.Tetapi bila telah diangkat, status sita penyesuaian menjadi status sita jaminan. Sehingga hak penuh atas barang sitaan lahir apabila sita jaminan yang terdahulu atau anggunan telah diangkat.Apabila barang tersebut dilelang untuk dieksekusi, pemegang sita penyesuaian terbatas pada sisa yang ada. Hal ini karena pemegang sita penyesuaian tidak mempunyai hak yang sama berimbang atau fond- fond gewijs atas hasil penjualan lelang. 39 M. Yahya Haraha, Op. Cit., hal. 321-322. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN