Penerapan Sita dan Akibat Sita dalam Ilmu Hukum

4 Untuk pelaksanaan pembayaran biaya kepailitan dan imbalan jasa Kurator sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan eksekusi atas permohonan Kurator. 5 Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan, perdamaian yang mungkin terjadi gugur demi hukum. Penetapan biaya kepailitan dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan yang memutus perkara kepailitan berdasarkan rincian yang diajukan oleh kurator setelah mendengar pertimbangan Hakim Pengawas. 118

C. Penerapan Sita dan Akibat Sita dalam Ilmu Hukum

Sita merupakan instrument hukum yang digunakan di dalam bidang hukum perdata dan pidana. Aspek-aspek penyitaan dalam kaitan dengan proses pemeriksaan perkara yang melibatkan pengadilan dibedakan antara penyitaaan dalam perkara perdata dan penyitaan dalam hubungannya dengan tindak pidana. Pengertian penyitaan dalam hubungannya dengan perkara perdata adalah tindakan hukum pengadilan mendahului pokok perkara atau mendahului putusan. 119 Seperti dijelaskan pada Bab sebelumnya penyitaan dalam perdata adalah tindakan menempatkan harta kekayaan tergugat secara paksa berada ke dalam penjagaan custody yang dilakukan secara resmi official berdasarkan perintah pengadilan atau hakim. Barang yang ditempatkan dalam penjagaan tersebut, 118 Penjelasan Pasal 17 ayat 2 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 119 Mohammad Effendi, Implikasi Penyitaan Barang-barang Milik Negara dan Konsekuensi Hukumnya, UNISIA, Vo. XXX No.66 Desember 2007, hal. 384. Universitas Sumatera Utara berupa barang yang disengketakan, tetapi boleh juga barang yang akan dijadikan sebagai alat pembayaran atau pelunasan utang debitur atau tergugat, dengan jalan menjual lelang executorial verkoop barang yang disita tersebut. Sementara Pasal 1 butir 16 KUHAP yang memberikan definsi sebagai berikut: “Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyitaan untuk mengambil alih atau menyimpan dibawah pengawasannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembukti dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan”. Dari kedua pengertian di atas di dapat pengertian bahwa pada prinsipnya sita berakibat pada tindakan mengambil alih harta kekayaan seseorang, sebelum putusan perkara memperoleh kekuatan hukum tetap, sehingga pada dasarnya tindakan penyitaan mengandung makna pelanggaran terhadap hak asasi manusia yangpokok, yaitu merampas penguasaan atasmilik orang lain. Dalam Universal Declarationof Human Rights disebutkan pada pasal17 ayat 10 “Every one has the to own propertyaloe as well as in association with others”setiap orang berhak mempunyai milikbaik sendiri maupun bersama-sama denganorang lain, dan dalam ayat 2 disebutkan “No one shall be arbitrarily deprivedof his property” seseorang tidak bolehdirampas miliknya dengan semena-mena. Hak ini juga dijamin di dalam konstitusi Negara Indonesia pada Pasal 28 H ayat 4 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Jo. Pasal 36 ayat 2 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan, pada prinsipnya seseorang tidak boleh dirampas hak milik dengan sewenang-wenang dan secara Universitas Sumatera Utara melawan hukum. Namun tindakan ini secara hukum dibarkan selama di payungin oleh suatu produk Undang-Undang. 120 Pada prinsipnya sita perdata maupun sita pidana memiliki makna yang sama. Namun pada kenyataannya, penerapan sita dalam ilmu hukum khususnya bidang hukum perdata dan pidana memiliki perbedaan yang sangat krusial yaitu: 1. Objek sita Objek dari sita pidana diatur di dalam Pasal 39 KUHAP ayat 1 yang menyebutkan bahwa yang dapat dikenakan penyitaan adalah: a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruhnya atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana. b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana untuk mempersiapkan tindak pidana. c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana. d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukan melakukan tindak pidana. e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan. Sementara objek sita dari perdata adalah tergantung kepada jenis sita yang diminta, yaitu: 120 Pasal 28 J Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia dapat dibatasi melalui sebuah undang-undang.Artinya apabila suatu perampasan hak telah dibenarkan dan diatur di dalam suatu undang-undang maka hal tersebut dinyatakan konstitusional. Universitas Sumatera Utara a. Untuk sita revindikasi, objek sitaan hanya terbatas pada benda- benda bergerak saja. b. Untuk sita marital, objek sitaan pada seluruh harta yang diperoleh masa perkawinan baik yang ada pada suami maupun yang ada pada istri. c. Untuk sita jaminan, objek sitaan diletakkan pada barang-barang milik kreditur, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. 2. Pemohon sita Permohonan sita dalam pidana adalah wewenang dari penyidik sebagaimana diatur di dalam Pasal 38 ayat 1 yang menyatakan “penyitaan hanya dapat dilakukan oleh peyidik dengan surat izin ketua Pengadilan Negeri setempat.” Sementara pihak yang berhak untuk mengajukan permohonan sita dalam perdata adalah: a. Untuk permohonan sita revindikasi  Pemilik benda bergerak yang barangnya berada di tangan orang lain;  Pemegang hak reklame. b. Kreditor, bagi permohonan sita jaminan; c. Istri atau suami bagi permohonan sita marital. 3. Tahap permintaan sita Penyitaan pidana adalah tidakaan hukum yang dilakukan pada taraf penyidikan. Sesudah taraf penyidikan tidak dapat dilakukan penyitaan untuk Universitas Sumatera Utara dan atas nama penyidik. 121 4. Sita terhadap milik ketiga Sementara sita perdata berdasarkan Pasal 227 ayat 1 HIR disimpulkan sita dapat diminta selama belum dijatuhkan putusan pada tingkat peradilan pertama atau dapat diajukan selama putusan belum dieksekusi. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 39 ayat 1 KUHAP secara implisit dapat dikatakan bahwa semua benda-benda yang berkaitan dengan tindak pidana dapat disita, termasuk di dalamnya benda-benda milik orang ketiga. 122 5. Izin penyitaan Sementara dalam perdata, pengabulan dan pelaksaan sita dalam suatu perkara hanya terbatas terhadap harta kekayaan tergugat dan tidak boleh melampaui terhadap harta kekayaan pihak ketiga. Berdasarkan Pasal 38 ayat 1 KUHAP menyatakan bahwa “Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat.” Dalam pasal tersebut dapat diartikan bahwa sita harus mendapatkan surat izin dari Ketua Pengadilan Negeri melalui suatu penetapan. Sementara berdasarkan Pasal 226 HIR izin sita dikeluarkan oleh mejalis hakim melalui suatu putusan. 121 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hal. 265. 122 Putusan MA No. 1166 KPID1997 tanggal 22 Januari 1997, Adalah tepat dan benar beralasan hukum apabila barang bukti berupa kapal motor, yang terbukti dipergunakan oleh pelaku tindak pidana dalam melakukan kejahatan atau pelanggaran, dirampas untuk Negara, tanpa perlu mempertimbangkan siapa pemilik kapal motor tersebut . Universitas Sumatera Utara 6. Tujuan dari sita Tujuan dari sita pidana adalah sebagai barang bukti dari suatu perkara pidana yang dilakukan penyidik guna kepentingan pembuktian di sidang pengadilan. 123 a. Dapat langsung diserahkan kepada pihak penggugat, jika sengketa perkara merupakan hak milik. Sedangkan sita dalam perdata bertujun untuk menjaga agar kemenangan penggugat tidak ilusioner hampa sehingga kemenangan penggugat ada suatu materinya, yakni barang yang disita tersebut : b. Atau jika barang yang disita dapat di eksekusi melalui penjualan lelang, jika perkara yang sengketakan merupakan perselisihan hutang-piutang atau tuntutnan ganti rugi berdasarkan PMH atau wanprestasi.

D. Sita Umum dalam Hukum Kepailitan Studi Kasus Putusan Mahkamah