48
pernyataan dinyatakan reliable. Dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitian.
3.10. Uji Asumsi Klasik
Menurut Situmorang 2012:114 uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis
ordinary least square OLS. Untuk mengetahui apakah model regresi benar- benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative, maka model
tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heterosdekedastisitas dan uji multikolinearitas.
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan dalam penelitian. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan
uji asumsi terhadap data yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan kolmogorov-smirnov.
Menurut Ghozhali 2015:115 memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari: a.
Nilai signifikan atau profitabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
b. Nilai Signifikan atau profitabilitas 0,05, maka distribusi data adalah
normal.
Universitas Sumatera Utara
49
2. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians
berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Heterokedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varian yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varian
sama, dan ini seharusnya terjadi maka dikatakan ada heterokedastisitas. Sedangkan jika varian tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas, Situmorang
2012:108. Uji
Heterokedastisitas dalam
penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan pendekatan grafik dan statistic melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5.
1. Uji multikolinearitas
Uji Kolinearitas ganda multicolinerity menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna Situmorang 2012:133. Multikolinearitas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah tolerance 0,1 sedangkan variance inflation factor VIF 5 , Situmorang 2012:139.
Universitas Sumatera Utara
50
3.11. Teknik Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana penelitian mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga
dapat memberikan gambaran umum yang jelas mengenai objek yang diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden.
3.11.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda ditunjukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang disebut X
1
, X
2
, X
3
, dan seterusnya dengan variabel terkait yang disebut Y, Situmorang 2012: 151. Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen X
1
,X
2
yaitu insentif dan disiplin terhadap variabel dependen Y yaitu prestasi kerja.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu : a.
Analisis deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang
telah diperoleh,
di susun,
dikelompokkan, dianalisis,
kemudian diinterprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan. b.
Analisis regresi linier berganda Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier
berganda. Persamaan yang digunakan adalah:
Universitas Sumatera Utara
51
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Keterangan: Y = prestasi kerja
a = Konstanta
b
1
b
2
= Koefisien regresi berganda X
1
= Skor dimensi insentif X
2
= Skor dimensi disiplin e
= Standar error
3.12. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh insentif dan disiplin terhadap prestasi kerja pegawai maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:
3.12.1 Uji Signifikan Simultan Uji - F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1, b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika Fhitung F
tabel
pada α = 5 Ha ditolak jika Fhitung F
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
52
3.12.2 Uji signifikan parsial Uji - t
Dengan pengujian hipotesis uji-t ini akan mendapatkan hasil yang signifikan dalam mengetahui pengaruh isentif X
1
dan disiplin X
2
terhadap prestasi kerja Y. Dan untuk analisis yang mengawali perhitungan untuk
pengujian signifikan. Dimana tingkat signifikan pada uji-t ini adalah 5 0,05 karena sampel pada penelitian ini merupakan sampel kecil.
Nilai-nilai koefisien regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel terpilih. Oleh karena itu, disamping uji F dilakukan uji t untuk masing-
masing nilai koefisien regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh varianel bebas terhadap variabel terikat secara persial.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel
dependen. kriteria pengujiannya adalah: H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha :
b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika thitung ttabel pada α = 5
Ha ditolak jika thitung ttabel pada α = 5
3.12.3 Koefisien determinasi R
2
Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau prediciornya.
Universitas Sumatera Utara
53
Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independent menerangkan variabel dependent.
Range nilai dari R
2
adalah 0- 1 ≤ R
2
≤ 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas
Situmorang, 2012: 154.
Tabel 3.6. Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19
Sangat tidak erat 0,2
– 0,39 Tidak erat
0,4 – 0,59
Cukup erat 0,6
– 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat erat
Universitas Sumatera Utara
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT. Shamrock Manufacturing Corpora
PT. Shamrock Manufacturing Corpora, berstatus PMDN, berdiri sejak tahun 1989. PT Shamrock bergerak dibidang industri sarung tangan karet. Bahan
baku utama adalah latex dengan beberapa jenis bahan penolong seperti: karton sebagai bahan pembungkus, gas alam sebagai bahan bakar dan beberapa jenis
bahan kimia lain, seperti: ZnO, ZDBc, ZDEc, TIO2, CornStrach. Pada tahun 1991 dimulailah produksi komersil dengan kapasitas awal 73.440.000 pasang tahun
dengan jumlah tenaga kerja 250 orang. Pada tahun 1993 perusahaan melakukan perluasan hingga akhir 2003, kapasitas produksi menjadi 380.000.000
pasangtahun dengan tenaga kerja lokal sebanyak 2000 orang dan memakai tenaga kerja asing sebanyak satu orang.
Pada saat ini permintaan sarung tangan dunia masih belum menunjukkan penurunan, namun dengan harga jual sarung tangan tersebut juga tidak
menunjukkan peningkatan sehingga secara prospek penjualan sarung tangan masih cukup bagus. Disisi lain harga bahan baku terutama latex terus
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. 1. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. SMC bergerak dalam bidang industri pembuatan sarung tangan dari karet latex dimana bahan baku berasal dari PT. Saparindo Hevea Nusantara.
Proses Produksi dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen antara lain Indonesia, Amerika, Australia, Jepamg dan Singapura. Konsumen lokal biasanya
Universitas Sumatera Utara
55
menggunakan sarung tangan jenis mutu II atau disposable glove dan juga tergantung dari permintaan konsumen lokal.
Sarung tangan yang dihasilkan PT. SMC berdasarkan mutunya dibagi atas 3 bagian yaitu: mutu I, mutu II dan Mutu III reject, untuk ukuran formernya ada
5 size ukuran yaitu: XS : Extra Small, S : Small, M : Medium, L : Large dan XL : Extra Large.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT. Shamock Manufaturing Corpora adalah : Mengarahkan PT. Shamock Manufaturing Corpora industri menjadi salah
satu produsen sarung tangan karet yang terbaik di dunia. Misi dari PT. Shamock Manufaturing Corporaa adalah:
Membawa individu dan lingkungan bersama dalam usaha dan berusaha menuju masa depan yang lebih sejahtera dan bermartabat
3. Letak Geografi
PT Shamrock Manufacturing Corpora terletak di jalan Raya Medan Namorambe, pasar IV kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang. PT. SMC
menempati area seluas 4550 m2.
4. Struktur Organisasi