50 di gym. Mereka dijelaskan oleh direktur Nike sebagai athletic, outdoor, lets-
do-it-together types.
4.1.3 Nike di Asia
Terlepas dari eksperimen singkat namun tidak berhasil dengan manufaktur di AS, sepatu Nike selalu dibuat di Asia, awalnya di Jepang,
kemudian di Korea Selatan dan Taiwan, dan baru-baru ini di China dan Asia Tenggara.
Nike memulai produksi di Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1972, karena tertarik oleh tenaga kerja murah di sana, dan segera bergabung dengan
perusahaan lain termasuk Adidas dan Reebok. Tapi Nike kemudian memulai langkah lebih jauh. Alih-alih memiliki
pabrik sendiri, mereka dikontrak produksi lokal di Korea dan Taiwan. Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan: Tidak ada
nilai pasti dalam membuat sesuatu hal. Nilai tersebut akan ditambahkan oleh penelitian yang cermat, dengan inovasi dan pemasaran Katz 1994. Produk
Nike sekarang pada dasarnya mengikuti ide dari seorang desainer dan pemasar sepatu. Industri lantas dilakukan oleh pemasok Korea dan Taiwan. Sekali lagi,
perusahaan lain mengikuti model ini. Pada 1980-an Nike mencoba membuat produksi di Cina, dalam
kemitraan dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini malah mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike lantas
mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yang lebih murah di sana. Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh di Korea Selatan,
peningkatan tingkat upah dan hilangnya kontrol dari tempat kerja oleh otoritas
Universitas Sumatera Utara
51 Korea telah membuat negara tersebut menjadi kurang menarik bagi investor,
baik asing maupun dalam negeri, yang mulai mencari lokasi lain yang lebih menyenangkan. Nike lantas memindahkan operasi mereka ke Thailand selatan
dan Indonesia, dalam mencari tenaga kerja lebih murah dan tidak merepotkan. Upah di kedua negara tersebut disebut-sebut sebagai salah satu yang murah
karena hanya memakai seperempat tarif dari yang dibayarkan di Korea Selatan. Beberapa asosiasi Nike yang bermarkas di Taiwan juga didirikan di
Asia Tenggara. Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988, baik
Korea Selatan dan Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS, yang telah lama mereka nikmati sebagai status negara berkembang di bawah
Sistem Preferensi Umum GSP AS. Investor Korea dan Taiwan lantas bergerak ke pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina dengan menggunakan
pembuatan hak istimewa GSP dari negara-negara miskin. Dari tujuh Nike pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga
adalah perusahaan Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga lainnya beroperasi di Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalah sebuah
perusahaan di Thailand.
4.1.4 Nike di Indonesia