Februari 2011. Karena adanya gangguan pada tali air sungai ular membuat petani anggota gapoktan tidak menanam padi sehingga unit usaha distribusi mengalami
stagnasi jual beli gabah dan uang unit distribusi disimpan di dalam rekening kelompok.
Tabel 19. Harga Pembelian Rata-Rata GKP di Masing-Masing Gapoktan Rp
Bulan Gapoktan
Harapan Sahabat
Tani Sri
Sumana Melati
Jaya Maju
bersama Tani
Makmur
Jan 4025
3960 3780
4600 4000
Feb 3775
3825 3838
3775 3750
Mar 3250
3300 3213
3225 Apr
3200 2700
3025 3131
Mei 3220
2940 3040
3220 Juni
3275 3275
3625 3600
Juli 3288
3400 3567
3394 Ags
3140 3120
3250 Sept
3125 3288
3100 Okt
3300 3220
3270 Nov
3300 3350
3325 Des
3350 3550
3425 Sumber: Laporan Bulanan Gapoktan
4.3.8. Meningkatnya Nilai Tambah Produk Pertanian
Sangat umum ditemukan pada saat panen petani langsung menjual gabahnya kepada kilang padi maupun tengkulak. Hal ini dikarenakan petani tidak
memiliki tempat untuk menjemur gabah maupun lumbung untuk menyimpan gabah. Akibatnya petani berada pada posisi tawar yang lemah karena harus
menjual gabahnya langsung pada saat panen. Dengan adanya program P-LDPM, petani dapat menyimpankan gabahnya di lumbung. Lebih menguntungkan bagi
petani untuk menjual gabahnya dalam bentuk Gabah Kering Giling dan bukan dalam bentuk Gabah Kering Panen. Petani bisa menunggu harga tinggi baru
Universitas Sumatera Utara
kemudian menjual gabahnya. Tabel 20 menggambarkan harga rata-rata bulanan Gabah Kering Panen, Gabah Kering Giling dan Beras yang diterima petani peserta
P-LDPM.
Tabel 20. Harga Rata-Rata Bulanan GKP, GKG, dan Beras Rp Bulan
Uraian GKP
GKG Beras
Jan 4073
5190 8400
Feb 3795
4877 8483
Mar 3247
4266 7647
Apr 3014
3950 6875
Mei 3105
3995 6800
Juni 3445
4405 7355
Juli 3415
4495 7166
Ags 3170
4030 7036
Sept 3171
3975 7085
Okt 3263
3985 7014
Nov 3325
4103 7181
Des 3441
4520 7620
4.3.9. Meningkatnya Akses Anggota Gapoktan terhadap Pangan
Pada saat musim paceklik, puso ataupun gagal panen, petani kesulitan memperoleh pangan. Dengan adanya cadangan pangan dalam bentuk Gabah
Kering Giling maupun dalam bentuk beras, memudahkan akses petani peserta program P-LDPM dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai contoh
Gapoktan Sri Sumana yang meminjamkan beras kepada anggotanya akibat petani gagal tanam karenan perbaikan tali air Sungai Ular. Tentunya gabah ini akan
dikembalikan lagi ke gapoktan dengan perjanjian pengembalian sesuai kesepakatan Rapat Anggota Gapoktan. Dari Tabel 16. dapat dilihat bahwa
masing-masing gapoktan memiliki cadangan pangan di lumbung masing-masing dengan jumlah yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing
Universitas Sumatera Utara
anggota gapoktan penerima bantuan sosial Program P-LDPM memiliki akses terhadap panganh di masa sulit dan paceklik.
4.3.10. Meningkatnya Kemampuan Manajemen Gapoktan