Kesepadanan dalam Penerjemahan Teori Penerjemahan .1 Defenisi Penerjemahan

andor statement in another language. Di sini menurut Newmark “terjemahan yaitu suatu keahlian yang meliputi usaha mengganti pesan atau pernyataan tertulis dalam suatu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain”. 5. Brislin 1976, translation is the general term referring to the transfer of thoughts and ideas from one language source to another target, whether the languages are in written or oral form; whether the languages have established ortographies or do not have such standardization or whether one or both languages is based on signs, as with sign languages of the deaf. Dalam hal ini Brislin mengemukakan bahwa “Terjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada pengalihan pikiran dan ide dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik bahasa tulis atau lisan;baik salah satu atau keduanya membentuk ortografi atau tidak mempunyai standar seperti itu; atau baik salah satu atau keduanya berbentuk tanda, seperti bahasa orang tuli.”

2.1.1.2 Kesepadanan dalam Penerjemahan

Konsep kesepadanan dalam penerjemahan telah banyak diperbincangkan oleh pakar Konsep kesepadanan yang lebih terperinci dikemukakan oleh Baker 1992. Dia melihat pengertian kesepadanan dalam berbagai tataran dan hubungannya dengan proses penerjemahan. Baker 1992, menjelaskan bahwa kesepadanan meliputi kesepadanan leksikal, gramatikal, tekstual, dan pragmatis. Masalah kesepadanan juga terjadi pada tataran gramatikal karena setiap bahasa mempunyai kaidah gramatikal khas. Menurut Baker, perbedaan itu dapat Universitas Sumatera Utara mengakibatkan perubahan bentuk pada saat pengalihan pesan. Perbedaan kaidah gramatikal terdapat dalam jumlah, gender, persona, kala, aspek, dan kalimat aktif- pasif. Oleh karena itu, kaidah gramatikal BSu tidak dapat dipaksakan ke dalam TSa. Jika tetap dipaksakan, terjemahannya menjadi tidak wajar dan pesan dalam Tsu tidak dapat dialihkan dengan baik ke dalam Tsa. Dalam contoh penerjemahan conflict resolution menjadi resolusi konflik, struktur frasa MD dalam BSu disesuaikan dengan struktur dalam BSa menjadi DM. Tidak hanya itu, pronomina he atau she dalam TSu diterjemahkan menjadi dia karena kaidah BSa tidak mengenal perbedaan gender. Selain itu ada juga yang disebut dengan kesepadanan harfiah, idiomatis, kesepadanan leksikal dan kesepadanan makna. Kesepadanan harfiah yang dapat terlihat dalam penerjemahan harfiah yaitu penerjemahan yang lepas konteks. Dalam hal ini, unsur-unsur bahasa yang ada pada teks bahasa sumber BSu diterjemahkan tanpa mengaitkannya dengan konteks, dan mempertahankan struktur BSu. Kesepadanan Idiomatis yang kerap kali disamakan dengan jenis penerjemahan Idiomatis adalah penerjemahan yang terikat konteks. Seluruh unsur bahasa yang ada diterjemahkan berdasarkan makna pada konteksnya dengan mengacu pada bentuk atau struktur BSa. Penerjemahan jenis ini hampir sama dengan kesepadanan makna yang dikemukakan oleh Mildred Larson yang berlandaskan kepada tiga jenis makna seperti makna referensial, makna konteks linguistik, dan makna situasional. Sementara kesepadanan leksikal adalah jenis kesepadanan yang sulit atau bahkan tidak mungkin ditemukan dalam dua bahasa. Hal ini disebabkan karena bahasa Universitas Sumatera Utara merupakan cerminan budaya dan budaya merupakan ciri pembeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lain Galingging, 1999: 33.

2.1.1.3 Pergeseran dalam Penerjemahan