Aspek Teknik dan Teknologi

Pedagang pengecer pada saluran pemasaran ke dua adalah pemilik toko- toko bangunan, dimana mereka membeli lak butiran untuk memenuhi persediaan lak butiran yang akan dijadikan pelitur dan lak butiran langsung dijual ke konsumen. Pada saluran pemasaran ke tiga, terdapat pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul yang dimaksud disini adalah pedagang yang membeli lak butiran dari Perum Perhutani, kemudian lak butiran tersebut diolah lebih lanjut menjadi produk-produk tertentu sebelum dipasarkan ke konsumen. Sasaran pedagang pengumpul, tidak hanya untuk memenuhi permintaan lak dalam negeri tetapi juga untuk konsumen luar negeri. Pada saluran pemasaran ke empat, Perum Perhutani langsung menjual lak butiran seedlak keluar negeri. Biasanya, Perum Perhutani akan memenuhi permintaan lak butiran ke luar negeri bila pemesanan minimal 12 ton atau 1 kontener. Prosedur pembelian yang dilakukan oleh Perum Perhutani dilakukan melalui Surat Penetapan Alokasi Penjualan SPAP yang diterbitkan oleh Direksi PT. Perhutani dan melalui Surat Perintah Penjualan yang diterbitkan oleh Unit II Jawa Timur Anisah 2001. 4. Keputusan kelayakan berdasarkan aspek pasar Berdasarkan hasil analisis pasar, permintaan terhadap seedlak baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor terus meningkat setiap tahunnya dengan harga jual yang cukup tinggi. Namun, selama ini permintaan akan lak butiran seedlak belum dapat dipenuhi karena produksi masih rendah yang disebabkan oleh faktor-faktor biotik yang mempengaruhi budidaya kutu lak. Jadi, berdasarkan analisis aspek pasar, maka budidaya kutu lak layak untuk dilaksanakan.

B. Aspek Teknik dan Teknologi

Evaluasi aspek teknik dan teknologi meliputi penentuan lokasi, kapasitas produksi dan jenis teknologi yang paling cocok serta penggunaan mesin dan peralatan. Aspek teknik dan teknologi meliputi : PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com 1. Lokasi dan kapasitas produksi Ada dua faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidaya kutu lak yaitu faktor biologi kutu lak dan faktor tempat tumbuh tanaman inang. Lokasi budidaya harus dapat menjamin kelangsungan perkembangan kutu lak dan pertumbuhan kesambi sebagai tanaman inang. Sehingga faktor biotik dan lingkungan dalam budidaya kutu lak seperti telah diterangkan pada sub bab sebelumnya harus benar-benar diperhatikan. Kawasan hutan di BKPH Taman dan BKPH Kabuaran adalah dua BKPH yang dijadikan kawasan hutan yang khusus memelihara tegakan kesambi. Kedua daerah ini sangat cocok untuk perkembangan kutu lak dan pertumbuhan tanaman kesambi sebagai tanaman inang. Luas kawasan hutan BKPH Taman dan BKPH Kabuaran sebesar 3 444.9 hektar dan yang dapat ditulari oleh kutu lak sekitar 2 675.6 hektar. Kawasan hutan di tiap BKPH dibagi dalam 4 blok tularan. Bila tiap tahunnya sekitar 1300 hektar tanaman kesambi ditulari oleh kutu lak maka akan diperoleh lak cabang sebanyak 1 170 000 kg atau sekitar 1 170 ton lak batang setiap tahunnya. Pabrik lak Banyukerto merupakan pabrik pengelolaan lak cabang menjadi lak butiran yang dimiliki oleh Perum Perhutani yang terletak di tepi jalan raya antara Probolinggo dan Pasuruan, dengan jarak ± 5 km dari arah Probolinggo. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut antara lain kemudahan transportasi, ketersediaan air cukup dan dekat dengan areal tanaman tularan lak hutan di daerah Besuki. Pabrik ini memiliki kapasitas sebesar 5 ton perhari dengan hari kerja tiap bulan selama 25 hari atau sekitar 1500 ton per tahun. 2. Teknik dan teknologi budidaya lak L. lacca Kerr. dan produksi lak butiran seedlak Teknik budidaya kutu lak masih memerlukan alat yang sederhana antara lain cangkul, parang, dan gunting stek, sedangkan untuk produksi lak butiran memerlukan beberapa alat berat diantaranya mesin crusher, ayakan getar, blower, bak perendaman dan sekop pengaduk. Teknik budidaya kutu lak dan produksi lak butiran seedlak telah dipaparkan sebelumnya lihat hal. 47-76. Sampai saat ini, PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com teknik dan teknologi yang diterapkan dalam budidaya kutu lak dan produksi lak butiran masih dapat dilaksanakan. 3. Keputusan kelayakan berdasarkan aspek teknik dan teknologi Hasil analisis berdasarkan aspek teknik dan teknologi menunjukkan bahwa lokasi proyek memenuhi syarat dalam budidaya kutu lak maupun produksi lak butiran. Begitu pula dengan teknik dan teknologi yang diterapkan dalam budidaya kutu lak dan produksi lak butiran. Sehingga, berdasrkan hasil analisis aspek teknik dan teknologi, maka budidaya kutu lak layak untuk dilaksanakan.

C. Aspek Manajemen Operasional